03.30 AM
Soobin's POV
Entah ini pukul berapa, tapi aku sempat terbangun karena tenggorokanku kering. Tanganku mencoba menggapai gelas air mineral dari meja yang berada tepat di samping kasur, namun tanganku terhenti. Seseorang mengulurkan tangannya dan mengambilkanku segelas air. Saat mendongak untuk melihat, aku mendapati Taehyung yang kini berdiri tepat di samping kasur. Pakaiannya masih sama seperti yang ia kenakan saat membawaku kesini kemarin. Hanya saja jas yang dikenakannya sudah ia tanggalkan dan ia melipat kemeja bagian lengannya, memperlihatkan garis otot kuat yang seketika membuatku gugup.
"Oh..." suaraku parau sekali, bahkan hanya mengucapkan itu saja terasa nyeri.
Ia sama sekali tidak mengucapkan apapun, hanya menyodorkan gelas yang sudah terisi oleh air. Tanpa berpikir dua kali aku pun mengambil dari tangannya. Menenggak habis air mineral dalam gelas seketika menghapuskan dahagaku. Setelah habis pun ia kembali mengambil gelas itu dari tanganku.
"Terima kasih." Kataku lirih.
Ia masih tidak menjawabku, malah tangannya meraih leherku untuk melihar memar yang pasti nampak jelas di sana. Tangannya yang dingin bertemu dengan kulitku yang sensitif membuatku seakan tersetrum.
"Aku memundurkan jadwal pernikahan." Katanya setelah sedari tadi diam saja.
"Kenapa?" tanyaku yang bahkan hampir lupa kalau seharusnya kami menikah besok lusa.
"Aku yakin kau tidak mau terlihat seperti ini saat hari pernikahanmu kan?"
Taehyung sudah menarik tangannya dan melipatnya di depan dada, menunjukkan bagaimana otot kuatnya itu dibalik kemeja yang kini terlihat kekecilan. Hampir saja aku terdistraksi oleh penampilannya, tapi aku langsung menampar diriku secara kasat mata. Tidak boleh, aku tidak boleh sampai menaruh rasa kepadanya. Pikirkan Yoongi...pikirkan Yoongi...pikirkan...
"Tadi aku sudah mencoba mengabari keluargamu dan mereka—"
Aku mendengus dan langsung memotongnya. "Dan mereka pasti sedang berada di luar kota dengan alasan pekerjaan. How classic."
Ia agak kaget dengan ucapanku barusan, tapi aku sama sekali tidak peduli. Jika ia akan berakhir bersamaku, koreksi, jika kami menikah nantinya ia setidaknya harus tahu bagaimana aku dan keluargaku. Aku tidak mau berpura-pura memiliki keluarga yang indah karena kenyataannya kedua orang tuaku mengurus saja tidak. Bahkan ibu Jang lebih terlihat seperti ibuku. Wanita paruh baya itu lebih memahamiku dibandingkan dengan ayah dan ibu. Tapi toh itu ia lakukan karena mereka membayarnya. Jika tidak? Ya aku akan berakhir sendirian.
"Kau tidak begitu dekat dengan orang tua mu ya?"
"Bukan 'tidak begitu dekat', lebih tepatnya tidak dekat." Kataku dan tiba-tiba teringat wisuda sekolahku yang hanya di datangi oleh ibu Jang. "Mereka kadang seperti lupa kalau punya anak perempuan. Padahal anaknya hanya satu, bayangkan saja kalau aku punya adik."
"Tidak juga. Mempunyai seorang adik tak membuat orang tua berubah." Ia menggeret kursi yang nampaknya ia duduki tadi dan meletakkannya disamping kasurku. Taehyung langsung duduk, melipat tangannya di depan dada dan menatapku. "Orang tuaku terlalu fokus kepadaku, sampai adikku tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Makanya aku mencoba menjadi pengganti mereka untuknya."
"Tapi orang tua oppa kan masih ada?" Ucapku agak heran.
Mataku sempat melihat Taehyung yang agak terkejut aku memanggilnya dengan 'oppa', tapi dengan cepat menutupinya dengan dehaman.
"Mereka memang masih ada. Tapi untuk memberikan perhatian kepada Bora," Ia menggeleng sebelum melanjutkan. "Hampir tidak pernah aku melihat mereka datang ke setiap acara sekolahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
White Mustang
Fanfiction⚠️UPDATE SETIAP RABU DAN JUMAT JAM 10 PAGI⚠️ "Dijodohkan dengan bos Mafia?! WHAT THE FVCK?" Itu adalah pemikiran Hwang Soobin saat mendapati kabar ini dari ayah dan ibunya. Kisah percintaan sembunyi-sembunyi bersama dengan Min Yoongi terancam kandas...