Chapter 54 : Misi Merebut Chopper

600 99 34
                                    

Sebelumnya saya ingatkan ONE PIECE bukan milik saya

Tetapi karakter reader murni pemikiran saya

Selamat membaca~

Disclaimer : Eiichiro Oda

Author note : Ada sedikit perubahan mengenai kekuatan (Y/n). Terkait buah iblis, karena ternyata Art Art Fruit sudah ada pemiliknya (Giolla), maka aku bakal buat buah iblis milik Giolla menjadi buah iblis tiruan ya. Karena yang asli sudah dimakan (Y/n). Lalu penjelasan mengenai manusia puppet, puppet kayu, dll bisa baca kembali chapter 46 dibagian bawah setelah to be continue. Terimakasih^^

 Terimakasih^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Y/n) POV

Aku terbatuk hebat, mengeluarkan seluruh air yang menyesakkan dadaku. Rasanya tenggorokanku begitu perih bukan main. Tubuhku menggigil kedinginan, namun aku tak bisa bergerak untuk sekedar mencari kehangatan. Lemas sekali. Kedua pelupuk mata sengaja ku pejamkan erat, enggan menghadapi kenyataan bahwa mungkin saja aku sudah berada di alam baka.

Bicara tentang alam baka, jika aku memang benar sudah mati, bukankah itu berarti mereka juga ikut musnah bersamaku? Secara tanpa sang pencipta tubuh baru, mereka tak akan bisa hidup. Ibaratkan mereka tercipta hanya untuk setia mengabdi padaku. Ah, sial! Bukankah aku malah terlihat jauh lebih kejam daripada orang-orang yang mencampakkan mereka dulu? Maksud hati kan aku--

"(Y/n)-chan?"

--argh, malaikat sialan! Bisakah diam sebentar? Aku tahu ini saatnya untuk tanya jawab seputar alam kubur, tapi aku tidak bisa melakukannya sekarang! Lagipula, apa-apaan malaikat maut memanggilku dengan embel-embel chan--uhuk! uhuk!

Sebentar, deh.

Kenapa batuk yang sedari-tadi ku alami terasa begitu nyata? Aku ini sudah mati, kan?

"(Y/n)-chan? Apa kau bisa mendengar ku? Ku mohon sadarlah!"

Hah? Sadar?

Perlahan aku pun mulai membuka kedua mataku. Mengernyit ketika terik matahari yang pertama kali menusuk penglihatanku. Telinga yang awalnya hanya mendengar panggilan namaku seketika berubah menjadi isak tangis. Aku melirik sekitar, mendapati rekan seperbajak-lautan ku yang tengah menangis tersedu-sedu. Kecuali Zoro dan Robin yang hanya menunduk dengan tatapan sendu.

Dan entah mengapa setelah melihat itu, aku malah ikut menangis bersama mereka. Huaaaa ternyata aku belum mati, ya? Suara yang ku pikir malaikat maut tadi rupanya adalah suara Sanji. Oh, terimakasih Tuhan karena masih baik mau memberiku kesempatan kedua. Aku merasa lega bukan main saat tahu bahwa kehidupan mereka pun tak jadi ku renggut secara paksa.

Adventurous Artist 🎨 [ONE PIECE X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang