Sohyun kemudian duduk ditepi kasur taehyung dan mencatat seluruh isi pesan di kertas tersebut ke dalam jurnal kecil berwarna biru milik nya. Sedangkan seokjin, yang merasa frustasi dengan semua kenyataan ini membuat seokjin memilih untuk membuka jendela di kamar taehyung dan duduk di tepiannya.
Seokjin mengambil sepuntung rokok yang selalu dia simpan dibalik saku celananya dan membakarnya dengan pemantik. Seokjin mulai menyesapnya dan hal itu ternyata menarik perhatian Sohyun.
Sohyun mendongak dan menatap seokjin tidak suka.
"Bisakah kau lakukan itu nanti?"
"Lakukan apa?"
Mata birunya memutar malas dan ia menunjuk tangan seokjin yang tengah memegangi rokok dengan dagunya. Sohyun menyuruh seokjin berhenti merokok. Dia pikir dia siapa. Seokjin mengalihkan pandangan darinya dan kembali menyesap rokok lebih dalam.
"Kalau kau tidak suka, kau boleh pergi." Kata seokjin saat semua kepulan asap rokok itu sudah keluar dari mulut seokjin.
Seokjin melihat Sohyun dari ekor matanya, tengah menggeleng tidak habis pikir.
"Kau ini mau menemukan taehyung ssi atau tidak, sih?!" Kata Sohyun dengan nada tinggi. Yang sontak membuat seokjin berdecak kesal dan segera mematikan rokoknya. Sisa rokok Seokjin yang masih banyak, terpaksa dibuang ke bawah dan jatuh tepat mengenai aspal tempat biasa seokjin menyimpan motor.
"Sudah, puas sekarang?" Tanya seokjin sarkas.
Gadis itu hanya menggedikkan bahunya cepat dan kembali sibuk dengan jurnal birunya. Ia terlihat sangat fokus hingga tidak sadar bahwa rambut rambut di sekitar telinga nya mulai jatuh dan menutupi sebagian wajahnya.
"Apa itu seperti buku harian atau semacamnya?" Sohyun berhenti menulis dan menatap ke arah seokjin.
"Kau terlihat seperti gadis berusia lima tahun sekarang."
"CK. Berhenti mengomentariku, seokjin ssi. Dan, jangan pernah menyentuh atau membaca jurnalku ini atau kepalamu akan berakhir dengan terbelah dua." Katanya untuk mengancam seokjin.
"Omong omong, apa kau yakin taehyung adalah tipe orang yang akan menulis kata kata ini?" Seokjin sontak menekuk dahinya ke dalam.
"Maksudnya?"
Sohyun kemudian berdiri setelah menyimpan jurnal nya ke dalam saku dan menghampiri seokjin.
"Taehyung terlihat seperti tipe anak yang pemarah dan angresif dari tulisan ini." Sohyun kemudian mengembalikan kertas terakhir dari taehyung kepada seokjin.
"Apa kau yakin bahwa dia sedang pergi karena keinginannya sendiri dan bersenang-senang?" Seokjin bersedekap dan bergumam.
" Kurasa taehyung cenderung pendiam dan memang tidak mungkin baginya menulis surat yang begitu kasar seperti itu," kata seokjin mengiyakan, kemudian membaca surat itu lagi. Namun tiba-tiba Sohyun memegang tangan seokjin atau kertasnya.
"Sebentar," ucapnya. Lalu ia meraih kertas tersebut, mengarahkan nya ke langit langit sehingga sinar matahari dari jendela memberikan efek bayangan pada kertas tersebut.
"Ada sesuatu disini."
Seokjin mencoba mendekati nya dan melihat ke arah yang sama. Pada bayangan kertas yang kini menembus kertas itu sendiri.
"Ada tulisan disini, kurasa taehyung mencoba mengatakan sesuatu dengan kode rahasia," Sohyun menatap kertas itu lekat.
"Dia menghapusnya dan menimpanya dengan tulisan lain." Seokjin pun melihat apa yang Sohyun lihat pada akhirnya.
"Apa kau bisa membacanya?" Sohyun mengangguk ragu tapi kemudian berkata.
"Disini tertulis... Daddy kita bukanlah daddy kita," sambil mengernyitkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU BROTHER ✅
FanfictionKehilangan adik laki laki nya tepat 2 hari setelah ia di pecat dari pekerjaannya.