Neighbor

361 35 4
                                    

New Zealand, 2018.

Namaku Kim So Hyun. Aku baru saja dipindahkan dari divisi kejahatan serius di los Angeles ke Wellington 3 bulan yang lalu.

Dan yang kulakukan selama 3 bulan ini hanyalah beradaptasi. Pulang dan pergi ke kantor, sesekali memuat laporan tentang kejahatan yang terjadi.

Tapi tidak pernah benar-benar terjun ke lapangan.

Siang ini, chief mengumpulkan kami di ruang rapat. Aku, taeil, minyoung, dan leo. Yang artinya telah ditemukan kasus kejahatan baru.

Himchan berdiri di hadapan kami dan memandangi kami bergantian. Dari sorot matanya, aku dapat melihatnya kurang antusias.

"Jadi, apa salah satu diantara kalian ada yang ingin menangani kasus ini?" Ia memulai. Himchan baru saja selesai menjelaskan kasus hilangnya seorang anak berusia 13 tahun di papan tulis dan menunggu kami merespon ucapan mereka barusan.

"Oh, ayolah, chief, anak itu pasti hanya kabur dan bersembunyi di rumah grandmanya," ucap taeil meremehkan. Yang langsung ditimpali oleh Leo.

"Nee, kupikir juga begitu."

"Hyungnya ingin, salah satu diantara kita menyelesaikan kasus ini. Ia beranggapan, bahwa dongsaengnya telah di culik oleh seseorang." Himchan menyilang kedua tangannya di dada.

"Mana ada korban penculikan yang sempat menuliskan surat?" Minyoung terkekeh mencemooh.

"Kurasa ia hanya berlebihan menanggapi hal ini, chief."

Kemudian suara tawa penuh ejekan menggema di ruangan ini. Tidak ada satupun dari mereka yang mempercayai ini sebagai sebuah kasus penculikan atau kasus kriminal yang serius selain Sohyun. Sohyun mulai berpikir, kenapa mereka tidak mencoba mempercayai hyung itu? Bagaimana jika anak ini memang diculik dan dalam bahaya sekarang? Himchan tiba-tiba berdehem.

"Baik. Kalau diantara kalian tidak ada yang ingin bergabung dengan kasus ini, maka aku akan menutup kasus ini dan --"

"Tunggu, chief!" Sela Sohyun. Yang menbuat semua mata di ruangan itu langsung menoleh ke arah Sohyun. Sohyun menguatkan nyali dan membulatkan tekadnya sebelum akhirnya berkata.

"Biar aku saja, chief."

Himchan tampak bingung dan memandang detektif yang lainnya sebelum kembali menatap Sohyun.

"Apa kau serius?"

"Berikan saja kasus itu padanya, chief." Pekik minyoung.

"Dia kan belum pernah memegang satu kasus pun selama disini." Kemudian wanita berambut pirang itu tertawa mengejek ke arah Sohyun, yang disusul oleh tawa tawa lainnya. Minyoung sungguh menyebalkan.

"Bagaimana, Sohyun?" Himchan menatap Sohyun dengan serius.

"Apa kau sungguh berminat menjadikan kasus ini sebagai kasus pertama mu?"

"Kurasa dia akan berakhir dengan kasus kenakalan remaja biasa," minyoung lagi lagi berulah. Leo mengangguk setuju.

"Mungkin daripada tidak ada kerjaan sama sekali," dan terkekeh geli bersama minyoung di tempatnya. Kalau saja mereka bukan senior Sohyun, mungkin Sohyun sudah meracuni mereka dengan tangannya sendiri.

"Jadi, apa keputusan mu, sohyun?" Tanya Himchan memastikan. Sohyun menyibak rambut rambut halus yang jatuh dari ikatan ke belakang dan mengangguk yakin.

"Aku akan menangani kasus ini," ujar Sohyun dengan percaya diri.

Masa bodoh jika akhirnya aku hanya terjebak dengan dengan kasus kenakalan remaja. Setidaknya Sohyun dapat menginformasikan keberadaan korban pada keluarganya dan membuat keadaan lebih baik. Lagipula, bukankah seharusnya seorang polisi memang bertugas dengan benar? Sohyun akan menyelesaikan kasus ini.

"Baik. Selain Sohyun silakan meninggalkan ruangan," kata Himchan mengakhiri rapat dadakan nya. Sohyun melihat para detektif yang lain mulai beranjak dan meninggalkan kami berdua, Sohyun dan Himchan. Himchan kemudian menyerahkan sebuah map berwarna cokelat kepada Sohyun.

"Korban bernama Lee Taehyung. Disini tertulis biodata, kronologi penemuan hilangnya taehyung dan data pribadi korban yang lainnya," kata Himchan. Sohyun menerima map tersebut dan mulai membaca lembaran lembaran kertas itu perlahan.

"Jadi, korban mengidap tuna rungu?" Himchan mengangguk.

"Itulah alasan kenapa hyungnya sangat bersikukuh menganggap bahwa ini adalah kasus penculikan."

"Jika memang benar, pasti sudah sangat terencana," tebak Sohyun. Melihat dari keterangan saksi yang meninggalkan surat tentang kepergian nya, penculikan ini bisa dipastikan sudah terencana dan terstruktur.

"Dia berusia 13 tahun dan kemungkinan besar keluar dari rumahnya dengan cara melompat lewat jendela." Tutur Himchan.

"Dari lantai dua?" Sohyun membaca nya disalah satu kasus. Namun Himchan hanya mengedikkan bahu.

"Tapi kami tidak menemukan alat untuk membantu korban melompat atau turun dari sana." Sangat aneh. Sohyun kembali membaca lembaran kertas lainnya dan menganalisis data pribadi korban dan kebiasaan nya. Sampai tiba tiba mata Sohyun menemukan alamat korban di baris terakhir kertas itu.

432 Avenue, no 5.

Nomor yang tidak asing membuat Sohyun mengerutkan dahi seketika. Dan Himchan yang menyadari perubahan ekpresi Sohyun, buru buru bergumam.

"Ada apa, sohyun ah?" Kepala Sohyun mendongak cepat, menatap Himchan.

"Ini..." Dan menunjukkan kertas laporan tersebut kepadanya. Mengarahkan nya tepat pada baris yang bertuliskan alamat korban.

"Dia ternyata adalah tetanggaku, chief."

Detektif Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detektif Kim

Chief Kim


Mian, pendek 😁

I NEED YOU BROTHER ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang