Sore itu, setelah seokjin mendapatkan pesan misterius yang dikirim langsung melalui pesan singkat di ponselnya, seokjin segera menghubungi Sohyun. Dialah satu satunya orang yang terpikirkan saat seseorang mengatakan dimana lokasi taehyung secara misterius.
Dalam pesan itu, seokjin harus datang ke bangunan tua bekas rumah sakit jiwa yang sering seokjin dan taehyung lewati pada malam hari. Orang itu juga melarang ku memanggil polisi dengan dalih jika ingin melihat taehyung tetap dalam keadaan hidup.
Namun seokjin tidak menggubrisnya. Dalam keadaan nya yang tidak sepenuhnya sehat, seokjin rasa ia membutuhkan bantuan. Dan Sohyun adalah orang yang tepat untuk itu.
"Lihat!" Ucap seokjin sambil menunjukkan isi pesan itu kepada Sohyun.
Sohyun membulatkan matanya tidak percaya sambil menoleh ke arah seokjin.
"Bagaimana jika pesan ini hanya pesan jahil?"
Seokjin sontak menggeleng. " Orang jahil mana yang tega menjadikan hilangnya dongsaeng ku sebagai lelucon?" Lalu seokjin menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku.
"Mungkin daddy ku memang menyembunyikan taehyungie di gedung ini." Ucapan seokjin sontak membuat Taeil melihat ke arahnya.
"Bagaimana kau bisa tahu bahwa ini semua ulah daddy mu?" Tanya Taeil yang curiga pada seokjin.
"Menurut mu bagaimana?" Ucap seokjin sambil menatap balik Taeil. Seokjin tidak bermaksud menantangnya, tapi ia rasa mereka tidak saling menyukai satu sama lain.
"Hanya dia yang berurusan dengan yeoja bernama Jisoo itu, bukan?"
Seokjin rasa setidaknya ia mengatakan hal yang benar.
"Mungkin sebaiknya kita periksa ke dalam." Ucap Sohyun menyarankan.
Seokjin dan Taeil pun setuju. Taeil segera kembali ke mobilnya dan mengambil senjata bersiaga untuk sesuatu yang buruk akan terjadi. Sementara Sohyun masih berdiri di samping seokjin.
"Apa kau sungguh dan yakin kalau taehyung ada di dalam?"
Mata mereka berdua bertemu dan rasanya seokjin ingin menghentikan waktu saat itu. Tapi seokjin memilih menganggukan kepala di depannya.
"Aku juga membawa gantungan bintang yang mungkin akan bercahaya saat kami berdekatan."
Kemudian Sohyun tersenyum. " Kuharap rumor mengerikan yang beredar tentang rumah sakit ini tidak sepenuhnya benar. " Ucapnya.
Dan saat itu juga, Taeil kembali bergabung bersama seokjin dan sohyun.
"Hey, bro... Aku memang tidak menyukai mu. Tapi kau tahu cara menggunakan ini, bukan?" Tanya nya sambil menyodorkan sebuah pistol berlaras pendek. Kemudian seokjin menerima senjata itu dan mengangguk.
"Pastikan kau tahu diri dan tidak menembak kepala ku dengan ini saat lengah."
Seokjin melihat Taeil juga memberikan pistol yang lain kepada sohyun dan ia berjalan di depan mereka berdua. Dengan cahaya yang keluar dari senter milik sohyun, mereka bertiga masuk ke dalam bangunan tua itu dengan perlahan. Mata mereka mengawasi daerah sekitar dengan waspada, meski satu satunya yang mereka temukan di dalam sana hanyalah kegelapan.
"Apa kita perlu berpencar agar lebih cepat menemukan nya?" Tanya Taeil yang ia rasa bukan ide yang bagus. Namun, Sohyun justru setuju.
"Aku dan Taeil akan menyusuri ke seluruh lantai satu. Kau pergilah ke lantai atas dan bawa ini." Ucap Sohyun sambil memberikan seokjin satu satunya senter yang mereka miliki.
Pertanyaan nya adalah kenapa dia harus pergi, sendirian? Dan sepertinya Taeil cukup cepat melihat kekhawatiran seokjin saat itu.
"Kau tidak takut, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU BROTHER ✅
FanficKehilangan adik laki laki nya tepat 2 hari setelah ia di pecat dari pekerjaannya.