"Aku dan Taeil berusaha mencari tahu kegiatan Nyonya Lee yang mencurigakan melalui rekening koran dan kami menemukan sebuah gudang tua di pinggiran kota." Seokjin mengangguk paham.
"Tapi seseorang tiba tiba menyerang Taeil dan menusuknya saat dia lengah."
"Apa kau tahu siapa yang menyerang Taeil ssi?"
"Dia... Dia adalah namja yang sama dengan namja yang menyakiti Sehee, seokjin ah." Dahi seokjin mengkerut seketika saat Sohyun mengatakan.
"Kurasa Nyonya Lee berkomplot dengan namja mengerikan itu, seokjin ah."
"Ini tidak mungkin. Mommy tidak... Ia tidak mungkin menjadi orang jahat seperti itu."
.......
Seokjin dan Sohyun duduk bersama di depan ruangan ICU. Beberapa menit yang lalu, dokter sudah keluar dan mengatakan bahwa keadaan Taeil sudah lebih baik. Meski kesadarannya belum kembali sepenuhnya. Taeil sudah kehilangan banyak darah selama di perjalanan tapi ia beruntung, karena masih bisa bertahan. Dokter juga mengatakan bahwa mereka berdua baru bisa melihatnya setelah Taeil dinyatakan benar benar stabil dan sadarkan diri.
Jadi yang mereka lakukan saat ini hanyalah menunggu Taeil untuk sadar.
"Sohyun ah?" Sohyun menoleh ke arah seokjin namun matanya terlihat tidak mau menatap nya.
"Ada yang ingin kutanyakan kepadamu. Apa kau... Menyembunyikan sesuatu dariku, Sohyun ah?" Sohyun mengernyitkan kening tidak mengerti.
Tapi kemudian reaksi Sohyun hanyalah gumaman pelan dan berkata.
"Aku tidak menyembunyikan apapun darimu." Dalih Sohyun. Dan sesaat setelah Sohyun mengatakan hal itu kepalanya tiba tiba terasa pusing.
Berputar sangat hebat dan menimbulkan rasa linu yang menyiksa. Ada apa dengan dirinya?
"Tapi kenapa, kenapa kau merilis skandal daddy ku ke media waktu itu?" Sohyun mencoba menahan rasa sakit yang begitu menyiksa kepalanya.
"Kami tidak bisa melakukan penyelidikan jika citra Tuan Lee terlalu baik dan tanpa cacat." Kepala Sohyun terasa seperti tertimpa beton berat.
Rasanya sungguh menyiksa. Matanya juga terasa panas saat itu. Pandangan nya mulai membayang dan melihat Seokjin seperti ada dua. Tapi Sohyun berusaha menutupi nya agar dia tidak menyadari nya.
"Apa hanya itu alasan mu?"
Sohyun tidak tahan lagi. Sohyun beranjak dari kursi dan berusaha memfokuskan pandangan nya pada seokjin.
"Seokjin ah, aku harus ke toilet. Bisakah kau menjaga Taeil untuk ku?" Tapi ekspresi seokjin justru menunjukkan rasa bingung bercampur cemas.
"Aku akan segera kembali." Ucap Sohyun sebelum ia mengatakan apapun dan pergi meninggalkan seokjin secepat mungkin.
Koridor rumah sakit yang dipenuhi banyak lampu hanya semakin membuat rasa sakit ini bertambah parah. Orang orang mulai terlihat menjadi banyak dan mereka membisikkan sesuatu yang membuat telinga nya berdenging.
Sohyun memegang kepalanya. Rasanya tidak tertahankan lagi. Selanjutnya Sohyun hanya bisa menunduk, kedua kakinya terlihat bergetar hebat dan telinga nya berdesing parah. Ia butuh obat.
Dan hanya sekitar beberapa detik sampai akhirnya pandangan Sohyun menggelap. Hanya dingin yang kurasakan setelah nya. Sohyun, tapi bibirnya kelu. Ia berseru berkali kali, seolah Sohyun bisa saja tenggelam ke dasar lautan terdalam jika tidak segera sadar.
Namun suara itu perlahan memudar dan semakin lama, semakin menghilang dari jangkauan nya. Dan beberapa menit kemudian, rasa sakit itu mendadak menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU BROTHER ✅
FanficKehilangan adik laki laki nya tepat 2 hari setelah ia di pecat dari pekerjaannya.