Prolog : Missing you 🦋

264 17 6
                                    


DISCLAIMER : cerita ini ditulis berdasarkan fiksi (karangan) dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli idol tersebut, mohon untuk para pembaca bisa membedakan yang mana fiksi dan mana yang nyata. Terima Kasih.

Kau adalah denyut di setiap sajakBerkisah cerah memabukkanMengeja Asmara, menghiasi dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau adalah denyut di setiap sajak
Berkisah cerah memabukkan
Mengeja Asmara, menghiasi dunia.

Begitu bayangmu
Yang menjelma aksara
Tersusun dalam bait-bait
Dan ingin selalu kubaca.

"Apa kesan dan pesan Anda setelah menerbitkan novel ke dua puluh Anda yang berjudul Dear Sunshine?" Aku yang ditanya sepeti itu terdiam membeku, menatap para wartawan yang sedang menanti jawabanku. Dadaku sesak bukan main, Ya Tuhan. Aku rindu.

"Sedih." Aku berucap demikian, wartawa laki-laki yang bertanya lantas bingung, "Sedih? Bisa tolong jelaskan lebih detail tentang jawaban Anda?" pinta wartawan itu dengan penuh kehati-hatian saat bertanya.

Aku tersenyum getir, ingatanku jatuh pada pemuda lima tahun yang lalu, pemuda dengan senyum manis tak terkalahkan. Pemuda dengan sejuta keindahan yang dimilikinya, namun semesta malah membuatnya kesakitan. "Saya sedih, karena cerita yang saya tulis di dalam novel itu adalah tentang kekasih saya—"

"—yang sudah meninggal, lima tahun yang lalu." Mendadak kebisingan tersebut menjadi hening, tidak ada yang bersuara, para wartawan yang asik mengetik dan memotret itu terdiam. Sampai salah satu wartawan wanita mengangkat suara. "Saya turut berduka cita atas apa yang menimpa kekasih Anda, penulis Song." Aku membalasnya dengan senyuman kecil sembari tersenyum. "Pertanyaan selanjutnya?" kilahku mengalihkan suasana.

Kini seorang wartawan berparas tampan yang sedang sibuk memotret itu mengangkat tangan. "Saya boleh tahu, siapa nama kekasih Anda?" Para staf langsung menggelengkan kepala mereka, mengisyaratkan untuk lebih baik mengabaikan pertanyaan tersebut. Namun aku lebih memilih untuk menjawabnya. "Dia Choi Soobin, dia juga yang menjadi salah satu alasan saya untuk menulis novel."

"Dia pemuda terbaik yang pernah saya temui dalam hidup saya—"

"Saya merindukannya, saya berharap untuk sekali saja bisa bertemu kembali dengannya."

"Choi Soobin aku rindu,"

"Kembali, aku membutuhkanmu."

"Aku membutuhkan ragamu yang hangat untuk memelukkku sehangat-hangatnya, lalu aku akan menangis di dalam pelukanmu."

"Baik wawancara hari ini kami sudahkan, terima kasih atas para wartawan dan jurnalis yang sudah berpartisipasi." Pembawa acara wanita tersebut menutup acara tersebut, dan acara tersebut benar-benar selesai. Para wartawan dan jurnalis langsung mengemasi barang-barang mereka.

Ketika para wartawan sudah beranjak dari kursi mereka, aku yang masih berada di atas panggung masih diam. Tidak bergerak sama sekali. Mataku panas, dadaku sesak, tanganku bergetar.

Bulir-bulir air mata tak terasa menetes dari mataku, turun mengaliri pelipisku. Membasahi make-up yang tertata cantik di atas kulit wajahku. "Penulis Song? Kau menangis?" Manajerku bertanya dengan bingung, aku langsung menyeka air mataku lalu menatapnya. Aku memaksakan senyum kemudian menggerakkan. "Tidak, aku hanya kelilipan saja tadi. Aku ke toilet dulu, ya."

"Baiklah."

Aku berjalan cepat ke arah toilet, air mataku terus merembes tanpa pertahanan. Dan ketika sampai aku langsung mengunci pintu, tangisku pecah sejadi-jadinya. Kenangan yang dibuat lelaki itu begitu membekas sehingga membuat luka yang begitu dalam.

Soobin, aku tidak bisa melupakannya.

Kau keterlaluan,

Kau benar-benar keterlaluan ..

Tubuhku terguncang sebegitu hebatnya, aku meremat kalung berbentuk bintang pemberian Soobin erat-erat, menyebut namanya dalam hati lalu mengumpatinya karena ia begitu kejam telah meninggalkanku di sini.

Met a lot of people, but nobody feels like youit's you (Ali Gatie)

DEAR SUNSHINE


© Jeongraa, 2022

Hai? Wkwkwkw welcome back to Soobin bisu again xixixixi, gatau kenapa aku gatel banget mau nulis ini T_T untuk ceritanya beda sama February ya, tapi mungkin beberapa scene ada yang familiar dikit sama February.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
dear sunshine, soobin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang