22 : Date planning

32 3 0
                                    

Yah, sudah hampir satu minggu lebih Soobin tidak masuk sekolah untuk pengecekan penyakitnya. Dan selama satu minggu pula Soobin tidak mengabari Juhee tentang keadaannya, notifikasi ponsel Soobin hanya dipenuhi dengan nama Juhee di sana.

Dan hari ini Soobin sudah mendapatkan hasil yang akurat untuk penyakitnya, memang benar. Soobin divonis mengidap penyakit leukimia atau kanker darah (leukimia) stadium dua. Cukup mengejutkan karena Soobin kira dia tidak akan mengalami sampai separah itu.

Dan sekarang dari posisi duduknya Soobin hendak bangkit, namun ketika dirinya bangkit mendadak landangannya langsung menghitam. Soobin kebingungan lalu membatin; apa aku juga akan buta? Batinnya penuh kepasrahan tetapi ketika sekitar lima belas detik berlalu pandangannya berangsur-angsur membaik Soobin pun mulai tenang seperti biasanya.

Ia berjalan dengan langkah pelan menuju kamarnya, mungkin hati ini ia akan fokuskan untuk beristirahat setelah tubuhnya lelah mengalami berbagai prosedur tes dan kemoterapi yang melelahkan.

Ceklek!

Soobin menutup pintu kamarnya, sempat melirik ke arah meja belajarnya. Soobin memandangi buku bersampul cokelat tua miliknya yang sudah lama tidak Soobin sentuh. Maka tangan kanan Soobin beraluh untuk mengambilnya dan ia juga tak lupa mengambil pulpen.

Dia duduk di ats ranjang, kaki telentangnya ia selimuti, dan punggungnya ia sandarkan di tembok yang sudah Soobin alaskan dengan bantal.

Soobin mulai membuka halamn pertama buku tersebut, isinya hanya sajak-sajak yang Soobin buat dahulu.

Soobin membacanya, lalu tersenyum. Dia sedikit bangga akan sajak buatannya.

Lalu halaman kelima sudah kosong, Soobin mulai menulis di sana.

Hati-hati berbagai bentuk lewat dibawah badai. Wajahnya rupa-rupa, senyum, murung, penuh amarah tapi berhati hujan atau pada sudut-sudut dan ruang tersembunyi penuh badai tiada yang tahu.

Dengan hati yang juga sama-sama hujan, aku menyurati Sang Pemilik Semua Hati, meminta untuk diberikan cinta yang cukup untuk setiap wajah- wajah berbagai bentuk dan hati yang sama-sama hujan.

Tangan selemah aku tak akan sanggup menahan semua beban dan tak akan sanggup memayungi semua hati satu satu agar hujan tak lagi mengenai mereka. Hati yang juga kecil dan rapuh ini tak cukup untuk dibagikan untuk menambal semua hati yang robek sana-sini, maka apa yang bisa aku lakukan selain menulis. surat pada Sang Pemilik Cinta untuk memberikan cinta yang cukup pada mereka.

Cinta yang cukup untuk menemani mereka berteduh sekali-kali, dan menemani menari kala hujan tak kunjung usai. Cinta yang cukup untuk menambal celah-celah hati mereka agar kembali utuh, meski hidup akan meluluhlantakannya lagi. Cinta yang cukup untuk mereka dan cukup untuk mereka bagikan pada tubuh-tubuh lainnya. Cinta yang cukup untuk mereka mencintaimu, Wahai Maha Cinta.

Berikan aku cukup cinta, agar yang keluar dari mulutku adalah cinta bukan caci. Meski mungkin aku bisa lupa dan malah menyakiti, maka berikanlah aku cukup cinta untuk mampu menyembuhkan yang tersakiti oleh tubuh yang ringkih ini.

Beri aku cinta yang cukup, untuk mencintaimu dan membagikan cinta karenamu.

Soobin telah menyelesaikan tulisannya, meninjaunya sejenak Soobin rasa ini karyanya yang terbaik, saat menuliskannya ada Juhee di dalam setiap kalimat yang Soobin tuliskan. Ini puisi teindah darinya untuk Juhee.

Ting!

Tangannya refleks menutuo buku tersebut dan beralih melihat ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

MESSAGE

Juhee 🐈 : masih tidak menjawab pesanku?

Juhee 🐈 : bahkan sekarang kau tidak masuk sekolah, aku benar-benar kesepian :( aku merindukanmu t_t

Soobin : maaf ...

Soobin : ada beberapa faktor mengapa aku tidak membalas pesanmu dan tidak masuk sekolah.

Juhee 🐈 : aku tidak bisa tidur karena kau tidak membalas pesanku selama beberapa hari ini, kau sebenarnya kenapa dan kemana?

Soobin : aku tidak kemana-mana, aku hanya dalam proses mengenali diriku sendiri.

Juhee 🐈 : dasar aneh!

Soobin : kencan?

Juhee 🐈 : ohoooo~ kencan? Jika kupikirkan kita belum pernah berkencan sebelumnya, ya? Kalau begitu ayo! Ke bioskop!

Soobin : baiklah, jam tujuh malam, ya.

Juhee 🐈 : siap bos!

Juhee 🐈 :

Juhee 🐈 : lemassss karena merindukan Choi Soobin!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juhee 🐈 : lemassss karena merindukan Choi Soobin!

Soobin : hahahahha, gemasnya! Aku jadi tidak sabar bertemu denganmu nanti 💖

Juhee 🐈 : oh, iya! Aku lupa memberitahumu tentang sesuatu!

Soobin : apa itu?

Juhee 🐈 : tadi pagi aku berangkat ke sekolah aku merasa sangat damai, tidak ada koridor yang ramai karena ulah Jisung dan Taehyun. Dan itu berlangsung sampai hari menjelang sore. Aku tidak tahu apa yang terjadi saat itu, kulihat juga tidak ada penampakkan Kai di sekolah sejak pagi.

Juhee 🐈 : jadi aku berinisiatif untuk bertanya kepada para guru yang berada di kantor, dan ternyata Taehyun dan Jisung terpaksa harus dipindahkan karena sudah terlalu banyak kekerasan yang mereka lakukan. Karena Kai adalah saudara Taehyun mau tak mau dia juga harus ikut Taehyun ke sekolah beru mereka.

Soobin : dan tentang hati itu, kau tidak diberi hukuman?

Juhee 🐈 : tentu saja diberikan, aku diperintahkan untuk membersihkan kolam tahu! Ugh, itu melelahkan sekali.

Soobin : hahahahaha, sudah dulu, ya. Aku harus mandi untuk segera bertemu denganmu.

Juhee 🐈 : okeeeyyy!

dear sunshine, soobin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang