16 : I choose to loving you

22 6 0
                                    

Malam ini Soobin habiskan untuk membaca buku, karena kebetulan hari ini pemilik kedai sedang pergi ke luar kota jadi ia terpaksa juga harus libur. Dan sepertinya besok Soobin harus mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhannya seminggu ke depan.

Sudah hampir satu jam lebih Soobin dengan posisinya yang begitu-begitu saja membaca buku novel pemberian Juhee sambil tersenyum-senyum sendiri bagai orang gila yang sedang dilanda asmara.

Entah apa yang membuat sosoknya tersenyum seperti itu, padahal genre novel yang dia baca merupakan genre pembunuhaan yang seharusnya tidak membuatnya tertawa bukan?

Soobin menutup buku novel bersampul jingganya dengan lembut, dari posisinya yang tertidur ia perlahan bangun dan duduk di sisi ranjangnya. Pemuda itu saat ini sedang berpikir, "apa yang harus aku lakukan?" kira-kira begitulah penafsiran dari gelagatnya yang sedang mengamati ruang tempatnya beristirahat.

Setelah berpikir dalam durasi hanya beberapa detik saja, pemuda bersurai hitam tersebut bangkit dari sisi ranjangnya dan membuka pintu kamar.

Kedua tungkainya melangkah menuju ruang kamar yang tidak jauh dari kamarnya berada, Soobin sempat berpikir, selama dirinya tinggal di sini ia tidak pernah sekali pun membuka kamar Ayahnya.

Maka dari itu, hari ini, lah waktunya Soobin untuk mengetahui isi kamar tersebut.

Ceklek!

Pintu kekurangan oli itu berdenyit begitu keras, sosoknya melangkah masuk. Pandangan Soobin langsung menyapu seluruh interior kamar tersebut yang memang tidak banyak. Ia berjalan dengan langkah kecil, banyak sekali foto-foto sang Ibu dan dirinya ketika ia masih berumur kira-kira lima tahun.

Soobin terperangah, Ibunya sangat cantik. Ayahnya tidak pernah salah saat bercerita bahwa ia begitu sulit untuk mendapatkan Ibu karena dia begitu cantik sehingga banyak yang menyukainya.

Kembali beralih, Soobin mendudukan bokongnya di pinggiran ranjang. Lengan kanannya ia bawa untuk membuka laci nakas berbahan kayu jati tersebut. Kedua manik Soobin menemukan sebuah kotak dengan ukiran kuno di sana, juga sebuah novel tebal yang berjudul "Midnight, I Love You"

Soobin mengambil kedua menda tersebut, tapi rasa penasarannya tertuju pada sebuah kotak ukir tersebut.

Ctak!

Sempat terdiam untuk beberapa saat sebelum Soobin beralih untuk mengambil bongkahan emas dan sebuah buku notes milik Ayahnya.

Kedua tangannya membuka buku tersebut untuk mencari tahu tentang bungkahan emas yang ia temukan.

Halo Choi Soobin, anak Ayah yang tidak pernah gagal dalam membuat seseorang bahagia.

Ayah tidak tahu, apakah kau akan menemukan kotak ini atau tidak (aku harap kau menemukannya)

Soobin-ah, kau kesulitan, ya?

Maaf, tetapi Ayah setidaknya sudah menepati janji Ayah bukan?

Kau bahagia, Soobin?

Tersenyumlah jika kau bahagia.

Maaf Soobin.

Maaf karena sudah membuatmu selalu terjebak dengan kesalahan yang Ayah buat.

Maaf karena membuatmu terus harus mengorbankan waktu bermain-mu demi mencari uang untuk Ayah.

Maaf untuk segala kekurangan Ayah dalam membesarkanmu dan mendidikmu.

Dan sekarang, izinkanlah Ayah untuk membuat kehidupanku lebih baik.

dear sunshine, soobin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang