Special chapter

50 3 3
                                    

Ansan, 02 Juni 2020

SONG JUHEE

Beomgyu dan Juhee bertemu saat hari pertama keduanya resmi menjadi mahasiswa baru di kampus.

Pagi itu, Beomgyu datang dan terpaksa duduk di sembarang tempat, tidak bergabung bersama mahasiswa satu fakultasnya karena ia yang harus berkeliling mencari toilet yang bisa ia gunakan. Beomgyu berkenalan dengan teman sebelahnya, dan mendapati teman sebelahnya serta sekelilingnya adalah mahasiswa dari jurusan lain. Alias, ia nyasar dan menjadi korban tatap yang lain.

Beomgyu hanya menunduk memainkan ponselnya karena acara belum dimulai. Sampai, kursi di samping kirinya yang paling dekat dengan pintu terisi oleh orang lain. Pasti mahasiswa baru sepertinya, karena mereka memakai pakaian yang sama. Baju putih, dengan bawahan hitam. Anak ini terengah-engah, sepertinya telat dan harus berlari entah dari mana karena jalan menuju gedung serba guna ini macet. Beomgyu berinisiatif memberikan botol minum miliknya, dengan menyodorkan botol tersebut di hadapannya. Perempuan itu menatap botol sekilas, lalu menoleh pada Beomgyu.

"Boleh?" tanya perempuan tersebut. Juhee mengangguk.

Barulah Beomgyu sadar, itu adalah Juhee. Juhee yang sudah lama tidak ia temui sejak kelulusan SMA.

Beomgyu melihat anak itu meneguk air tersebut sampai separuh. Rakus sekali minumnya, sampai airnya menetes ke leher.

Anak itu kemudian mengembalikan botol minum Yangyang, lalu tersenyum, silau, "terima kasih—eh? Beomgyu?"

Beomgyu menerima botolnya kembali, ikut tersenyum, "iya, ini aku. Kau jurusan apa?"

"Sastra Korea. Kau?"

Beomgyu berbinar senang mendengar jawaban Juhee, ia refleks memegang bahu Junhee dan menepuknya pelan. "Akhirnya, aku tidak sendirian." ucap Beomgyu sambil mempertemukan dua telapak tangan miliknya di hadapan wajah.

Juhee terkekeh, "kau telat juga?"

Beomgyu menggeleng. "Aku sudah datang dari tadi, sih, tapi antrian di toilet lama, jadi begitu."

Juhee tersenyum lagi, "untung saja kita beretemu."

── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Acara penyambutan itu berjalan biasa-biasa saja bagi keduanya. Karena keduanya tidak terlalu memperhatikan. Hanya sambutan, sambutan dan sambutan, tidak penting. Juhee dan Beomgyu malah sibuk bercengkrama berdua. Mengabaikan keadaan sekeliling, tidak juga, sih, kadang-kadang mereka mentertawakan diam-diam apa yang mereka lihat.

Keduanya mungkin berjodoh. Lagi-lagi keduanya dipertemukan dalam kelompok OSPEK Fakultas yang sama. Keduanya tersenyum senang, dan melakukan tos. Keduanya lalu mendengarkan arahan mengenai schedules OSPEK-F dengan seksama dan duduk bersebelahan. Sesekali mencatat dalam notes. Setelah selesai, keduanya pulang bersama menggunakan taksi online karena ternyata, lagi-lagi, tempat tinggal mereka berdekatan. Gedung apartemen keduanya sebelahan.

Rangkaian OSPEK-F harus mereka lakukan dengan kerja kelompok mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh panitia. Penting-tidak penting, mereka harus menuruti karena mahasiswa baru. Mereka harus kerja kelompok sampai malam, padahal paginya mereka masih harus mengikuti rangkaian OSPEK Universitas lainnya.

Keduanya lelah. Tapi, entah mengapa keduanya senang-senang saja. Teman sekelompok mereka baik-baik, Kakak pendamping mereka juga baik, tapi, mereka berdua tetap menempel.

Keduanya pulang-pergi bersama ke kampus atau saat kerja kelompok. Bahkan, menjadi alarm bagi satu-sama lain. Mereka berjanjian siapapun yang bangun lebih dulu harus melakukan panggilan telepon pada yang lain, untuk memastikan keduanya tidak terlambat. Keduanya juga makan siang dan malam bersama. Benar-benar seperti anak kembar yang kemana-kemana bersama.

Pada suatu malam, ketika keduanya pulang dari kampus setelah kerja kelompok, saat Beomgyu dan Juhee baru saja menyebrang ke arah gerbang komplek apartemen. Juhee berujar tiba-tiba, "Gyu, sepertinya kita jodoh, deh."

"Bercandamu tidak lucu."

Juhee cemberut, berjalan lebih cepat, "marah."

Beomgyu tertawa, mengejar Juhee. "Belum jadi pacar saja sudah menggemaskan."

Juhee berhenti, Beomgyu juga, keduanya bertatapan dengan muka merah. Jalan kaki menuju apartemen masing-masing malam ini dilanjutkan dengan diam-diaman. Yang berisik, suara jantung masing-masing.











 Yang berisik, suara jantung masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada kesan dan pesan serta pelajaran yang bisa dipetik dari pelajaran ini? Atau kritikan yang mau disampaikan kepada author?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada kesan dan pesan serta pelajaran yang bisa dipetik dari pelajaran ini? Atau kritikan yang mau disampaikan kepada author?

Kotak komentar telah dibuka! Silahkan tinggalkan komentar disini!

dear sunshine, soobin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang