SR - 016

176 44 43
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)


*****


Yezika terpaku di tempatnya, "H-hah?"

James kembali menatap lurus kedepan, "Gak apa-apa, sih. Gue cuma perlu tidur lebih cepet malem ini buat ngeganti waktu istirahat gue yang kebuang tadi malem." Jawab James santai, sementara Yezika dibuat bungkam karena merasa James tengah membicarakan aktivitas panas dirinya bersama Yoshua.

" Jawab James santai, sementara Yezika dibuat bungkam karena merasa James tengah membicarakan aktivitas panas dirinya bersama Yoshua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diantara Yezika dan James, keduanya saling terdiam setelah pembahasan topik yang sedikit awkward. Sesekali James memainkan ponselnya sendiri untuk bermain game, sementara Yezika hanya menatap kosong ke arah Yoshua dan Ryuka yang tengah berlatih Fandango. Yezika menghela nafas, ia merasa bodoh juga ceroboh karena menari saja tidak bisa, dan justru hanya keseleo yang ia dapat. Helaan nafas lirih dari Yezika mengundang perhatian James yang sedari tadi diam-diam memperhatikan wanita itu kala dirinya tengah bermain game.

"Gak usah terlalu kecewa sama diri sendiri. Nari emang kadang susah banget, dan gak semua orang harus bisa nari, kok." Celetuk James yang membuat Yezika segera menoleh.

"Dulu gue pernah ikut kursus tari. Tapi langsung keluar setelah empat hari karena gue ngerasa gak cocok ada disana." Balas Yezika dengan datar.

"Oh ya? Waktu kapan?" Tanya James balik karena merasa tertarik dengan topik obrolan dari Yezika. Baginya, itu lebih baik daripada Yezika hanya diam dengan tampang bodohnya seperti beberapa detik yang lalu.

"Waktu gue SMP, kelas 7. Gue kira, gue adalah penari terbaik waktu itu. Soalnya mami papi selalu bilang kalo gue pinter banget dalam hal itu. Yah, kebanggaan anak muda, gue jadi terbang waktu mereka muji kayak gitu. Apresiasi dari mereka
ngebuat gue percaya diri kalo gue adalah penari terbaik. Tapi sampai lupa juga kalo ternyata diatas langit masih ada langit."

James mengangguk-anggukan kepalanya, "Oke, terus?"

"Gue daftar semacam pertunjukan bakat sekolah. Dan gue yakin banget waktu itu kalo gue bakal menang."

"Terus, apa lo akhirnya menang?"

Yezika menggeleng kecil, "Gue malu-maluin diri gue sendiri, dan semua orang mulai cemooh gue dibelakang."

"Ough, bener-bener keterlaluan. Anak-anak jaman sekarang emang jahat. Kalo mereka udah gak suka, pasti gak jauh-jauh action-nya dari nge-bully." Sahut James.

Yezika tersenyum tipis kala dirinya mengingat tempo lalu, "Sebenernya yang banyak ngejek gue bukan anak-anaknya, tapi justru orangtuanya."

"Hah? Serius? Segitunya banget persaingan waktu itu? Wah, itu pasti bikin lo trauma." Ucap James dengan nada yang mulai terdengar kesal.

Summer Romance || Jeno & Yeji (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang