Part 5

696 32 0
                                    

Setelah mengirimkan pesan, Jeannie kembali ke kamar untuk melihat Yovela dan dia menyuruh mereka ke ruang keluarga saja nanti dia menyusul.

Di kamar, dia melihat Yovela sudah mandi dan sudah berpakaian santai. Dia mendekati Yovela yang duduk di sofa, seperti menunggu kehadirannya.

Dia menghampiri Yovela lalu memiringkan kepalanya supaya dia bisa mencium bibir Yovela, Yovela yang melihat hal ini menjadi bingung.

Dia memejamkan matanya lalu menekan kepala Yovela supaya mereka bisa berciuman, saat kedua bibir mereka bersatu hal itu membuat Yovela kaget.

Dia tidak peduli dengan reaksi Yovela, dia melumat bibir manis Yovela yang sekarang sudah menjadi miliknya.

Eeuumm.

Desahan keluar dari mulut Yovela, dia tidak tahu harus apa selain menjadi patung, saking kagetnya. Setelah puas mencium bibir dia, Jeannie menjauhkan dirinya.

"Biasakan dirimu seperti ini, panggil aku Kakak atau sayang juga boleh karena aku lebih tua 1 tahun darimu," kata Jeannie tersenyum.

Yovela tidak bereaksi apa-apa, dia bingung harus gimana, apalagi ini ciuman pertama dia dan Jeannie yang mengambilnya.

Jeannie menarik pelan Yovela ke ruang keluarga, dia yakin Kakak-Kakaknya sudah kumpul di sana. Dia tahu secepat apa mereka kalau disuruh kumpul, pasti ngebut untuk ke sini.

Di ruang keluarga, Jeannie melihat semua sudah berkumpul. Lalu dia duduk di tempat biasa dan dia menarik pelan Yovela supaya Yovela duduk di pangkuannya.

Mereka kecuali Ravael, Gracio, Kenzie dan Kenzo melihat semua gerak-gerik dia, mereka menjadi bingung siapa gadis yang duduk dipangkuan dia? Setahu mereka, dia tidak pernah mengizinkan orang lain menyentuh dia.

"Jelaskan siapa dia dan tujuan kamu mengumpulkan kami di sini," tegas Joeson to the point.

"Dia calon tunanganku, Kak," balas Jeannie santai.

"Calon!" teriak Joseon, Joeson, Adrian, Jayden, dan Jordan kaget.

Jeannie hanya bisa bersabar, sudah 3 kali dia harus mendengar teriakkan dari mereka karena dia mengatakan kalau Yovela calon tunangannya.

"Iya, Kak. Kakak tidak percaya?" tanya Jeannie ke mereka.

"Bukannya kita tidak percaya Dek, kami kaget kamu tiba-tiba saja bicara gitu," balas Adrian mewakili diangguki mereka.

"Aku tidak suka pacaran, bukan berarti aku tidak punya calon tunangan Kak," jelas Jeannie ada benarnya.

"Baiklah, besok acara pertunangan kalian. Kamu bisa cari cincin sekarang, jangan lupa melakukan seks setelah kalian bertunangan," tegas Joseon lembut.

"Iya Kak, siap. Jadi aku boleh ya pergi berdua sama dia," kata Jeannie meminta izin.

"Boleh kok," balas Joseon mengizinkan, mereka mengangguk saja karena Joseon sudah memberi izin.

Setelah mendapat izin, Jeannie berpamitam lalu dia menarik pelan tangan Yovela menuju garasi. Mereka pergi dengan mobil sport kesayangannya, tenang semua mobil di sini anti peluru sama kaca yang gelap.

Hanya dari dalam saja yang bisa melihat keluar, sedangkan orang luar tidak bisa melihat apa yang ada di dalam mobil, itu lah yang membuat Jeannie senang.

Setibanya di mal, Jeannie menarik pelan tangan Yovela ke toko perhiasan. Yovela yang melihat mal ini, dia sangat tahu harga di sini mahal-mahal.

"Selamat datang Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan ramah saat mereka tiba di toko perhiasan.

"Saya mencari cincin tunangan yang simpel namun elegan dan pastinya terbaru," balas Jeannie diangguki pelayan.

"Di sini ada 5 cincin tunangan edisi terbaru," kata pelayan sambil mengeluarkan cincin pertunangan.

"Pilihlah cincin yang kamu suka," suruh Jeannie ke Yovela.

Jeannie menyuruh Yovela milih karena ini tunangan mereka, dia tidak bisa memilih jadi terserah Yovela saja mau cincin yang mana.

Kalau dia bisa, dia akan ambil semua cincin di sini sayangnya dia harus pilih satu makanya dia menyuruh Yovela saja.

Yovela kaget saat Jeannie menyuruh dia memilih cincin, sejujurnya dia bingung mau pilih cincin yang mana karena semua modelnya sangat bagus dan dia suka.

Sayangnya dia yakin cincin ini sangat mahal, apalagi dia tidak tahu semahal apa cincin ini. Melihat Jeannie yang santai, mau tidak mau dia harus memilih satu atau mereka tidak akan pergi.

"Boleh aku pilih yang ini?" tanya Yovela menunjuk cincin di tempat kedua.

"Tentu boleh, saya ambil yang ini," balas Jeannie mengangguk.

Pelayan membungkus cincin yang Yovela pilih, Jeannie segera membayar. Setelah itu Jeannie mengajak Yovela ke toko pakaian, karena dia ingat kalau Yovela tidak memiliki pakaian.

"Cari gaun dan pakaian untuk kamu sehari-hari," suruh Jeannie ke Yovela ketika mereka sudah di toko pakaian.

"Pilih yang banyak, aku tidak suka dibantah," lanjut Jeannie saat melihat Yovela diam saja.

Yovela menghela nafas, dia dengan terpaksa mengambil beberapa pakaian untuk dia coba. Kalau dia tidak memilih, dia tidak tahu apa yang akan Jeannie lakukan ke dirinya.

Beberapa jam kemudian, Yovela sudah mendapatkan beberapa pasang setelan dan gaun. Sayangnya, Jeannie merasa masih kurang jadi dia menyuruh Yovela mengambil lagi kalau perlu setoko dibeli.

Yovela melotot kaget saat Jeannie ingin membeli semua pakaian di toko ini, dia langsung menolak dan memilih beberapa lagi dengan catatan Jeannie tidak membeli semua.

Setelah Jeannie puas, barulah makan di restoran dulu. Kalau barang-barang, dia menyuruh bodyguard membawa ke mansion, mana mau dia membawa semua barang yang banyak.

Sehabis makan, barulah mereka ke parkiran untuk pulang, apalagi Jeannie tahu kalau Yovela sudah kelelahan.

"Apa ini tidak berlebihan?" tanya Yovela ketika mereka berada di dalam mobil.

"Berlebihan gimana?" tanya Jeannie balik menatap Yovela.

"Kamu membelikan aku pakaian sebanyak ini, bahkan sepatu juga," kata Yovela membuat Jeannie paham.

Mana mungkin Jeannie hanya membelikan pakaian sedangkan Yovela tidak memiliki sepatu dan sendal untuk pergi-pergi kecuali pakaian dan sepatu miliknya yang dipakai Yovela.

"Kamu calon tunanganku, sudah seharusnya aku melakukan yang terbaik. Jangan merasa sungkan," balas Jeannie santai.

Gimana Yovela tidak sungkan? Jeannie sudah membayar utang keluarganya, membebaskan dia dari hal yang dia sendiri tidak tahu gimana walau dia harus menjadi tunangan Jeannie.

Selain itu Jeannie juga membelikan dia pakaian dan sepatu yang hampir memborong 3/4 toko tersebut, tidak tahu seberapa banyak total belanjaan mereka karena Jeannie langsung memberikan black card nya tanpa ke kasir.

Yang dia tahu, semua barang yang dibeli bermerk dan mahal. Kalau pun dia harus mengganti, seumur hidupnya bekerja pun tidak akan terbayar.

Tiba-tiba Jeannie mengeluarkan sebuah ponsel keluaran terbaru dan dia memberikan ke Yovela, itu ponsel untuk Yovela.

Supaya Yovela bisa menghubungi dia kapan pun itu, apalagi di ponsel itu sudah ada nomornya. Bukan nomor saja, di dalam ponsel itu juga sudah dia tuliskan data lengkap miliknya.

TBC...

27. HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang