Part 14

532 29 0
                                    

Mereka menikah bareng bukan berarti benar-benar bareng di jam yang sama, jika nikah barengan maka yang tertua akan dilakukan lebih dulu selang sejam barulah anak berikutnya.

Mereka tidak protes dengan hal itu, bagi mereka itu hal biasa, terpenting mereka tidak melengkahi satu sama lain dan menikahi orang yang mereka sayang.

Setelah Joseon membuat keputusan, Gracio, Ravael, Kenzie dan Kenzo menghubungi tunangan mereka dan mengatakan kalau mereka akan menikah besok.

Soal undangan, gedung, makan dan lain-lain itu soal gampang. Semua akan diatur masing-masing hari ini juga akan dilakukan, jadi besok mereka tinggal terima beres.

Begitu juga dengan pernikahan Jeannie, dia sudah menyuruhnya orang untuk mengatur semua sesuai perintah dia termasuk membelikan gaun pengantin, tuxedo dan cincin pernikahannya.

Soal gaun, tuxedo dan cincin, dia sudah mencari lebih dulu jadi anak buahnya tinggal mencari barang yang dia inginkan tanpa perlu repot-repot keluar mansion.

Keesokan harinya, semua berjalan dengan sempurna. Pernikahan yang meriah untuk keluarga Harvey, banyak tamu undangan yang diundang bahkan media juga menyoroti.

Siapa juga yang tidak mau datang ke sini? Tidak ada, anggap saja sebagai ajang pencari jodoh atau kolega bisnis. Menguntungkan bagi mereka yang diundang juga, begitu juga dengan media.

Apalagi tamu dan media menunggu pernikahan Jeannie dan Yovela di esok harinya, pernikahan yang pastinya lebih meriah mengingat Jeannie anak kesayangan keluarga Harvey.

Next, esok harinya di hari pernikahan Jeannie dan Yovela. Pernikahan yang lebih meriah dibanding kedelapan Kakaknya, tidak heran jika pernikahan ini meriah karena Jeannie kesayangannya keluarga.

Satu per satu dari tamu yang datang memberikan ucapan ke mereka, Jeannie yang tahu acara ini membuat Yovela kelelahan makanya dia bilang kalau Yovela lelah maka Yovela boleh duduk.

Biar dia saja yang terus berdiri menyalami semua tamu yang memberikan ucapan ke mereka, Yovela tidak setuju, dirinya tetap mendampingi dia dan dia hanya diam saja.

"Ternyata bitch bisa menikah semeriah ini," sindir Reimond terkekeh, Jeannie mendengar hal itu menatap tajam dia.

Bugh!

Tanpa aba-aba Jeanni memberikan bogeman mentah, Reimond yang terkena bogeman dari Jeannie langsung tersungkur, semua Kakak Jeannie bingung kenapa dia memukul tamu? Tenang, mereka tidak marah karena mereka tahu sifat dia gimana.

Dia tidak akan memukul orang tanpa sebab, apalagi semua media menyoroti dia saat ini. Makanya mereka bingung dan segera ke tempat dia berada, untuk mencari tahu alasannya.

"Kak, udah Kak," kata Yovela menahan tangan Jeannie.

"Kenapa? Kamu tidak suka?" tanya Jeannie datar.

"Kak, bukan gitu tapi-" kata Yovela yang terpotong.

"Kamu belain dia? Belain orang yang dulunya ingin merusak kamu?" tanya Jeannie datar menatap Yovela tajam.

Sekarang semua Kakaknya tahu kenapa Jeannie seperti ini, mereka kaget saat tahu Yovela dulunya ingin di rusak sama pria yang berada di pernikahan Jeannie dan Yovela.

"Kak, kontrol emosi Kakak. Ini hari bahagia kita, aku tidak mau merusaknya dengan perkelahian, bukan berarti aku membela dia," jelas Yovela lembut berharap Jeannie luluh.

"Kalian balik saja, di sini urusan Kakak," suruh Joseon lembut diangguki Yovela.

"Makasih, Kak," balas Yovela lalu dia menarik pelan Jeannie pergi.

Jeannie tidak memberontak, dia mengikuti ke mana pun Yovela pergi. Tujuan Yovela ke parkiran, walau dia harus ribet dengan gaun yang dia gunakan.

Jeannie yang tahu tujuan Yovela dia mengendong Yovela ala bridal style menuju parkiran, Jeannie tidak tega melihat Yovela jalan susah dengan gaun yang dia gunakan

Di parkiran, Jeannie mendudukan dia di kursi penumpang setelah itu dia berbalik arah dan duduk di kursi pengemudi.

Setibanya di rumah baru mereka, ya rumah baru jadi mansion untuk acara kumpul-kumpul saja.

Rumah baru mereka dibeli pakai uang Jeannie, walau dia belum kerja bukan berarti dia tidak memiliki penghasilan.

Diam-diam dia punya penghasilan dan Kakak-Kakaknya saja yang tahu dengan catatan dia dilarang mengurus sebelum dia S3, dia memiliki penghasilan dari situ.

Di rumah, Jeannie kembali mengendong Yovela ala bridal style ke kamar mereka. Di kamar, Jeannie menurunkan Yovela lalu dia melepaskan jas dan dasi yang dia pakai.

Yovela memberanikan diri, dia menghampiri Jeannie membuat Jeannie menatap dia menunggu dia melakukan apa yang ingin dia lakukan.

"Kak, Kakak marah sama aku?" tanya Yovela mengelus pipi Jeannie.

"Tidak, aku kesal saja sama pria tadi," balas Jeannie jujur.

"Layani aku, aku rindu kamu, Baby," lanjut Jeannie diangguki Yovela.

"Janji Kakak tidak emosi lagi setelah aku layani Kakak," kata Yovela penuh harap.

Yovela tidak mau Jeannie terus menerus kesal dan emosi, jadi dia tidak masalah kalau layani Jeannie asal emosinya mereda.

"Kamu bisa pegang kataku," balas Jeannie diangguki Yovela.

Jeannie membantu Yovela melepaskan gaun yang dia pakai, setelah itu Jeannie melepaskan dalaman yang masih berada di tubuhnya.

"Wow, itu mu bertambah besar saja," kata Jeannie frontal sambil menunjuk payudara Yovela.

"Ini semua ulah Kakak," balas Yovela kesal.

Yovela tidak malu lagi ketika Jeannie melihat dirinya yang naked, lagipula dia hanya memperlihatkan ke Jeannie bukan orang lain.

"Aku suka itu, langsung saja ya tanpa pemanasan aku tidak sabar lagi," kata Jeannie.

Seperti kata Jeannie barusan, dia tidak akan melakukan pemanasan jadi dia langsung menerobos masuk miliknya ke vagina Yovela. Bermain secara cepat karena dirinya tidak tahan, tubuh Yovela selalu berhasil membuatnya nafsu.

Tenang, Jeannie tidak segila itu yang terus melakukan seks saat dia tahu Yovela sudah hamil jadi dia hanya bermain dua ronde.

Karena dia tidak mau Yovela kelelahan juga, sebagai gantinya dia menghisap puting susu Yovela selama mereka beristirahat.

"Kak, aku lelah aahh,"

Jeannie tidak peduli, dia terus menghisap rakus puting susu Yovela. Sedangkan tangannya memilin dan meremas payudara yang menganggur.

Bagi Yovela, ini bukan namanya istirahat. Ini tetap saja berhubungan intim, walau Jeannie hanya memainkan miliknya bagian atas.

"Aahh Kkaakk,"

Persetan dengan lelah, Yovela malah terbuai bahkan mendesah membuat Jeannie terus melakukan tanpa henti.

"Kkaakk aahh mmaauu kkeelluuaarr,"

Jeannie tidak masalah kalau Yovela mau orgasme lagi, dia membiarkan saja sampai dia merasakan Yovela orgasme karena miliknya masih di dalam vagina Yovela.

"Kkaakk, aakkuu aahh lleellaahh,"

Baiklah, kali ini Jeannie berhenti menghisap puting susu Yovela. Dia memeluk Yovela, menyuruhnya untuk tidur apalagi dia tidak akan membiarkan Yovela pingsan mengingat ada calon anaknya di rahim Yovela.

Yovela mulai terlelap, Jeannie menyelimuti tubuh mereka yang naked, setelah itu dia menyusul Yovela ke alam mimpi karena dirinya juga sudah lelah.

TBC...

27. HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang