Part 10

613 35 0
                                    

Sejujurnya Jeannie malas bicara, berhubung dia pertama dan terakhir kali ke sini jadi dia masa bodo toh dia tidak akan berlama-lama di sini juga.

"Kakak sendiri juga menghina mereka," gumam Yovela yang masih terdengar Jeannie.

"Kalau itu sih bodo amat, fakta kok. Yuk balik," balas Jeannie cuek.

Setelah urusannya selesai, Jeannie mengajak Yovela pulang. Buat apa berlama-lama di sini, kurang kerjaan banget.

Di perjalanan, Jeannie melirik Yovela sekilas. Dia tahu kalau Yovela masih mau meneruskan sekolahnya, siapa juga yang akan melarang?

Dia hanya memindahkan bukan menyuruh dia putus sekolah, lagipula dia tidak sejahat itu terlebih keluarganya selalu mementingkan pendidikan.

"Kamu bebas milih, mau home schooling atau sekolah tempat kami menimba ilmu dulu," kata Jeannie tanpa menatap Yovela.

"Boleh aku sekolah biasa?" tanya Yovela menatap Jeannie penuh harap walau Jeannie tidak akan melihat tatapan itu.

"Boleh, toh status mu sebagai tunanganku sudah tersebar," balas Jeannie santai, Yovela malah kaget dia baru tahu soal ini.

"Apa tidak masalah?" tanya Yovela memastikan.

"Tidak masalah dan aku akan antar jemput dirimu. Selama aku tidak ada, dua bodyguard akan menjaga kamu dari jauh," tegas Jeannie, Yovela mengangguk saja menolak juga emangnya bisa?

Tidak ada yang bicara lagi, hanya keheningan saja yang menemani mereka selama perjalanan hingga mereka tiba di mansion.

Di mansion masih sepi karena sibuk dengan aktivitas masing-masing, jadi Jeannie mengajak Yovela ke kamarnya.

Sebenarnya Jeannie akan melanjutkan S2 nya, tapi kampus masih libur jadi masih ada waktu untuk bersenang-senang dengan Yovela sebelum dia masuk kampus lagi.

"Buka pakaianmu dan layani aku," suruh Jeannie menatap Yovela.

"Ini masih siang, Kak," balas Yovela yang tentu saja menolak.

"Aku tidak peduli, buruan lepas atau aku membuat kamu naked di depan orang lain," tegas Jeannie mengandung ancaman.

Yovela meneguk salivanya, dia tidak mungkin menolak karena Jeannie mengancam hal yang membuat bulunya merinding.

Yovela mengangguk pasrah, dia melepaskan semua pakaiannya hingga naked. Jeannie yang melihat itu sangat senang, dia juga melepaskan semua pakaiannya hingga naked.

Jeannie duduk di sofa, menyuruh Yovela menghampiri dia. Yovela menghampiri Jeannie yang membuat dia bingung apa yang harus dia layani.

"Berlutut dan masukkan juniorku ke mulutmu, buat diriku nikmat sampai orgasme," suruh Jeannie santai.

Yovela kaget, memasukkan milik Jeannie ke mulutnya? Itu hal yang tidak pernah dia pikirkan dan dia harus melakukan itu.

Dia menghela nafas sebentar, dia segera berlutut dan tangannya bergetar ketika dia mengambil junior Jeannie untuk dimasukkan ke mulutnya.

"Lakukan tugasmu sampai aku orgasme baru kamu bebas," tegas Jeannie.

Jeannie melingkarkan kakinya di pundak Yovela, seperti mengurung Yovela yang berlutut membuat Yovela mau tidak mau harus menyelesaikan kemauan dia.

Yovela mulai mengemut, menjilat atau apa pun itu supaya Jeannie orgasme dan dia bisa bebas dari kurungan yang Jeannie buat untuk dirinya.

"Bagus, seperti itu, aahh lebih cepat,"

Yovela terus melakukan hal tersebut sampai Jeannie benar-benar orgasme, saat Jeannie orgasme dan memenuhi mulutnya. Lagi-lagi dia tidak punya pilihan selain menelan semua, karena Jeannie yang menyuruhnya.

27. HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang