Part 15

698 29 0
                                    

Begitulah hari-hari Jeannie bersama Yovela, Yovela melayani Jeannie kapan pun dia mau dan pastinya dia tidak akan membuat Yovela kelelahan lagi.

Yovela melayani Jeannie sampai usia kandungan dia satu bulan, selebihnya Jeannie tidak pernah meminta jatahnya.

Jeannie tidak mau anaknya kenapa-kenapa, mending dia puasa selama 8 bulan daripada menyiksa istri dan anak.

Soal sekolah, Yovela memilih home schooling mengingat dirinya hamil dan pastinya membatasi ruang geraknya juga. Jeannie juga kuliah online, dia tidak mau meninggalkan Yovela sendirian di kamar.

Semua Kakaknya tidak masalah dengan keputusan mereka, asal mereka tetap meneruskan pendidikan mereka di luar status mereka sebagai pasangan hidup.

Selama masa kehamilan, Yovela tidak ngidam yang aneh-aneh. Dia malah makan terus, asalkan itu masakan Jeannie. Jeannie sendiri tidak keberatan masak untuk istri dan calon anaknya kelak, dia malah suka.

Beberapa bulan kemudian, mendekati persalinan Yovela, banyak perubahan yang terjadi. Yovela sudah lulus sekolah dan dirinya memilih tidak melanjutkan S1 nya, walau Jeannie tidak pernah melarangnya.

Sedangkan Jeannie memilih sistem cepat jadi dia sudah lulus S3 sebelum waktunya, alasan Jeannie cepat-cepat menyelesaikan pendidikannya, biar dia bisa fokus mengurus Yovela yang akan melahirkan dan membantu Yovela mengurus buah hati mereka.

Tidak perlu diragukan lagi kepintaran keluarga Harvey, dosen yang mengajar pun tahu kepintaran mereka di atas rata-rata bahkan semua dosen menyukai anak-anak di keluarga Harvey dalam artian kagum bukan cinta.

Saat Yovela akan melahirkan, Jeannie dengan santai sudah menyuruh Yovela nginap sebelum hari itu tiba. Bisa dibilang 3 hari sebelum lahiran, Yovela sudah nginap.

Jeannie mengatakan kalau dia melakukan ini biar waktu lahiran bisa langsung ditangani, mau tidak mau Yovela hanya pasrah.

Sekali lagi menolak tidak ada di dalam kamus Jeannie, kecuali menolak yang benar-benar Jeannie setujui barulah ditolak dan itu pun 1.000 banding 1.

Waktu persalinan tiba, Jeannie dengan setia menemani. Tidak sedikit pun dia meninggalkan Yovela yang akan berjuang melahirkan anak mereka, tidak peduli seberapa sakit yang dia rasakan.

Dia sangat tahu dan paham, rasa sakit yang dia terima tidak sebanding dengan rasa sakit saat Yovela melahirkan anak mereka. Dia lah orang pertama yang menangis haru, saat anak-anaknya lahir.

Anak mereka lahir kembar, dia sangat menyayangi buah hatinya. Apalagi mereka kembar beda jenis, membuat dia lega setidaknya sang Kakak laki bisa menjadi Adik perempuannya.

Anak mereka diberi nama Shammy Jeave Harvey dan Shania Jeave Harvey, untuk nama memang Yovela tidak menyiapkan karena dia tahu kalau Jeannie sudah menyiapkan dan nama itu sangat bagus.

Jeave gabungan dari nama JEAnnie dan YoVEla, sedangkan Harvey marga dari keluarga Jeannie. Kenapa marga keluarga Yovela tidak ada?

Jeannie tidak sudi menambahkan marga dari keluarga yang tidak bertanggung jawab seperti keluarga Yovela, intinya anak mereka tidak akan menyandang marga Lee.

Yovela tidak mempermasalahkan marga, apa pun itu asal anaknya sehat, diterima dan disayangi itu sudah cukup baginya. Dia tidak mau anak-anaknya mengalami apa yang dia alami dulu, cukup dirinya saja.

Jeannie tidak mungkin membiarkan anak dan istrinya sengsara, sebelum anaknya dewasa saja sudah dia siapkan masa depan yang cerah.

Untuk anak-anaknya seperti saham contohnya tanpa sepengetahuan Yovela biarlah menjadi hadiah untuk Yovela dan kejutan ketika anaknya sudah besar nanti.

Setelah 3 hari di rumah sakit, Yovela diizinkan pulang bersama kedua anaknya. Mereka pulang bersama dan pastinya, Yovela harus kembali beristirahat.

Di rumah, mereka langsung ke kamar. Yovela mengendong Shania sedangkan Jeannie mengendong Shammy, bersyukurnya mereka karena anak-anak mereka tidak rewel.

Kedua anaknya ditaruh ke box bayi sedangkan mereka tiduran di ranjang, kamar mereka tidak berubah karena kamar ini sesuai kesukaan Jeannie.

Saat Jeannie ingin merenovasi kamar mereka, Yovela melarang karena dia suka juga dengan kamar yang bertema galaxy jadi Jeannie mengurungkan niatnya merenovasi kamar.

"Kak, makasih," kata Yovela menatap Jeannie.

"Seharusnya aku yang ngucapin makasih, makasih sudah berjuang melahirkan kedua anak kembar kita yang lucu," balas Jeannie tulus, Yovela tersenyum.

"Si kembar mirip banget mukanya sama Kakak, hanya saja mata sama pipinya mirip aku," kata Yovela mengganti topik pembicaraan.

"Kalau mirip Kakakku, akan aku hajar mereka, enak saja aku sama kamu yang buat malah mirip mereka," balas Jeannie bercanda, Yovela terkekeh.

"Kakak ada-ada saja," kata Yovela.

"Tidurlah, kamu butuh banyak istirahat," suruh Jeannie mengelus kepala Yovela.

"Kak, apa Kakak tidak minta jatah Kakak yang selama ini tidak aku berikan?" tanya Yovela tiba-tiba.

"Tidak, kesehatan kamu lebih penting. Jangan mikirkan apa pun, jadi tidur lah," balas Jeannie jujur, Yovela senang menjadi istri Jeannie.

"Kakak juga tidur," ajak Yovela diangguki Jeannie.

Mereka beristirahat bersama, bagi Yovela keluarganya sangat penting dan dia tidak menyesal menjadi istri Jeannie. Dibalik sikap keras kepala dan tidak suka dibantahnya Jeannie, dia sangat perhatian terhadap hal kecil.

Bagi Jeannie, apa pun akan dia lakukan untuk keluarga kecilnya. Siapa pun yang menyakiti seujung rambutnya saja, dia akan menghabisi orang itu.

Karena dia saja menyayangi, tidak pernah melukai keluarganya malah orang lain yang bukan siapa-siapa ingin melukai mereka, hadapi dulu dirinya.

Orang yang akan menghadapi dia, itu mustahil berhasil. Balik lagi prinsip keluarga Harvey, siapa pun yang berniat melukai Jeannie akan dihabisi delapan Kakaknya.

Jadi berpikirlah beribu-ribu kali jika berurusan dengan Jeannie dan keluarganya, kalau tidak mau mati konyol. Intinya, hanya orang bodoh dan mau cepat mati saja yang mau berurusan dengan Jeannie dan keluarga Harvey.

TAMAT

27. HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang