Part 7

712 28 0
                                    

Yovela yang sadar dengan gerakan cepat Jeannie langsung menutupi tubuhnya. Jeannie terkekeh dengan reaksi dia yang berlebihan menurutnya, padahal dia masih pakai dalaman belum dibuat naked sama Jeannie.

"Kenapa ditutup? Kamu masih pakai dalaman, dan tubuhmu milikku sekarang jadi kamu tidak berhak menutupinya," tegas Jeannie membuat Yovela takut.

"Kak, aku takut," kata Yovela jujur, Jeannie menghela nafas.

"Kamu pengen aku balikin ke orang waktu itu, supaya kamu bisa dijual ke orang lain?" tanya Jeannie dibalas gelengan cepat.

"Jangan takut, oke. Awalnya saja sakit, nanti kamu ketagihan," lanjut Jeannie mencium bibir Yovela sekilas.

Jeannie mulai melepaskan bra dan cd yang Yovela pakai, hingga Yovela naked. Jujur Yovela sangat malu, apalagi Jeannie sendiri yang melepaskan semuanya hingga dirinya naked.

Tunanganku seksi sekali, wah aku beruntung bisa memilikinya, batin Jeannie menatap Yovela intens.

Yovela yang sadar Jeannie memperhatikan dirinya sedari tadi langsung menutup tubuhnya dengan tangan, dirinya sangat malu dilihat seperti itu walau Jeannie berhak atas tubuhnya.

Jeannie yang melihat Yovela menutupi tubuhnya, dia menjadi tidak suka. Dia tidak mau pemandangan itu ditutup, apalagi dia masih mau menikmatinya.

"Jangan ditutup, ini pemandangan yang indah," tegas Jeannie menjauhkan tangan Yovela yang menutupi tubuhnya.

"Aku malu, Kak," balas Yovela, Jeannie tersenyum.

"Ingat tubuhmu milikku, bukan milikmu seutuhnya," tegas Jeannie membuat Yovela mau tidak mau menurunkan tangannya.

Jeannie senang melihat pemandangan tubuh Yovela tanpa ditutupi lagi, Yovela hanya bisa pasrah dan menahan malu saat dia menatap tubuhnya lebih lama terlebih Yovela tidak bisa protes.

Setelah puas memandangi tubuh Yovela yang naked, Jeannie melepaskan semua pakaian yang dia kenakan tanpa malu-malu.

Bagi Jeannie buat apa malu? Dia naked sama pasangan ini dan calon Mama dari anak-anaknya kelak.

Hal ini sukses membuat Yovela bertambah malu, apalagi dia melihat tubuh Jeannie yang six pack tapi tatapannya seketika beralih ke bagian bawah Jeannie.

"Ya ini lah kondisiku, jika kamu tidak mau hamil muda katakan saja," jelas Jeannie seolah paham tatapan Yovela.

Jeannie tahu Yovela kaget saat melihat dirinya, dia tidak menyalahkan Yovela karena orang lain pasti kaget melihat keanehan dalam dirinya dan dia pun tidak peduli.

"Apakah Kakak beneran bertanggung jawab?" tanya Yovela memastikan.

"Ya, kamu bisa pegang kataku," balas Jeannie mantap.

Yovela bisa melihat tatapan kejujuran dari Jeannie, dia tidak punya pilihan lain sekarang. Dia sendiri yang menyerahkan diri, jadi mau tidak mau dia harus melayani Jeannie.

Setidaknya dia hanya melayani Jeannie, bukan melayani orang lain secara bergantian yang dia sendiri tidak kenal dan bisa saja dia hamil tanpa seorang suami yang menginginkan dirinya.

"Aku milikmu, Kak. Seperti kata Kakak tadi, aku siap hamil," kata Yovela membuat Jeannie senang.

"Aku senang dengarnya, kamu tenang saja, aku akan melakukan secara lembut dan awal-awal pasti menyakitkan," balas Jeannie diangguki Yovela.

Jeannie memulai dengan mencium bibir Yovela, Yovela yang baru pertama kali tentu saja kaget dan dia hanya dia mematung tanpa membalas ciuman Jeannie.

"Balas ciumanku, jangan diam saja dan rileks lah," suruh Jeannie setelah dia melepaskan ciumannya.

Tanpa menunggu jawaban, Jeannie mencium Yovela kembali. Yovela membalas ciuman Jeannie karena Jeannie menyuruhnya, membuat Jeannie senang.

"euummm,"

Desahan keluar dari mulut Yovela, Yovela tanpa sadar mengalungkan tangannya ke leher Jeannie, sedangkan Jeannie memeluk pinggang Yovela.

Mereka tetap berciuman, hingga mereka kehabisan nafas barulah Jeannie melepaskan ciuman mereka.

Setelah memberikan waktu untuk mereka bernafas, Jeannie kembali mencium bibir Yovela.

Kali ini mereka tidak akan berciuman sambil berdiri lagi, karena Jeannie sudah tidak sabar ingin memakan Yovela.

Jadi, dia menuntun Yova ke ranjang dan mendorong pelan Yovela hingga Yovela telentang di kasur dengan dia yang berada di atas.

Setelah puas di bibir, Jeannie turun ke leher Yovela dan memberikan banyak tanda di tubuhnya membuat Yovela tanpa sadar mendesah.

"Aahh Kkaakk,"

Jeannie senang karena Yovela sedikit demi sedikit menyukai sentuhan dia yang membuat dia sangat-sangat bersemangat, tidak ketinggalan tangan nakalnya yang sudah meremas pelan payuradara Yovela.

Puas memberi tanda di leher, dada, dan tempat lainnya, dia menghisap puting susu Yovela sedangkan tangannya masih meremas payudara Yovela yang menganggur dan sebelah tangannya lagi bermain di vagina Yovela.

"Aahh eennaakk Kkaakk,"

Jeannie menyusu secara bergantian, puas di kiri, barulah dia menghisap puting susu Yovela yang kanan, sedangkan tangannya tetap bermain-main.

Setelah dia puas di atas, barulah dia turun tepat di depan vaginanya lalu menjilati vagina Yovela yang sangat basah.

"Aahh tterruuss Kkaakk, lleebbiihh cceeppaatt aahh,"

Jeannie tidak tahu apakah Yovela masih dalam keadaan sadar saat mendesah dan memohon padanya? Tapi, dia tidak peduli.

Dia hanya peduli dengan kepuasan satu sama lain, karena dia tahu Yovela sudah ingin orgasme jadi dia mempercepat permainannya yang membuat Yovela mendesah kenikmatan.

"Aakkuu mmaauu aahh kkeelluuaarr aahh,"

Tidak lama, benar saja Yovela orgasme. Orgasme pertama Yovela tidak membuat Jeannie memberi dia nafas, Jeannie mengeluarkan tangannya.

Lalu Jeannie menekuk kedua kaki Yovela dan dirinya langsung menjilati vagina Yovela dengan tempo sangat cepat, Yovela yang mendapat ransangan lagi tidak bisa memohon berhenti karena dia pun menikmati.

"Aahh Kkaakk,"

"Aakkuu mmaauu kkeelluuaarr,"

Akhirnya Yovela orgasme kembali, Jeannie berdiri dan menatap Yovela. Dia tahu Yovela kelelahan, dia memberikan waktu sebentar untuk Yovela beristirahat.

"Ini akan sakit, jadi cengkram saja di mana yang kamu," jelas Jeannie sebelum dia melanjutkan adegan panas ini.

Apa Yovela bisa menolak? Tidak, menolak pun juga percuma, Jeannie pasti meneruskan adegan ini jadi dia hanya bisa mengangguk.

Jeannie mengarahkan juniornya ke vagina Yovela yang tentu saja masih sempit, apalagi ini pertama kalinya bagi Yovela. Yovela yang merasa ada sesuatu menerobos ingin masuk ke vaginanya merasa kesakitan.

"Aarrgghh ssaakkiitt Kkaakk hiks,"

"Aku akan pelan-pelan, punyamu sempit banget, tahan sebentar, aahh,"

Setelah mengatakan hal itu Jeannie berusaha pelan-pelan supaya juniornya masuk sampai ke dalam vagina Yovela, sambil dirinya mencium bibir Yovela untuk mengurangi rasa sakitnya.

Tetap saja Yovela tetap merasakan sakit yang luar biasa, dia hanya bisa menangis terlebih dia pun tahu kalau pertama kali akan sakit tapi dia tidak menduga kalau sakitnya akan sangat-sangat sakit.

"Aarrgghh ssaakkiitt hiks,"

Jleb!

Darah keluar dari vagina Yovela setelah Jeannie berhasil menerobos masuk, Jeannie membiarkan juniornya diam di dalam supaya vagina Yovela terbiasa dan menerima juniornya lalu dia menopang tubuhnya supaya dia tidak menindih Yovela.

Jeannie menghapus air mata dan keringat Yovela, Yovela yang mendapat perlakuan lembut Jeannie entah kenapa dia merasa sangat senang dan membiarkan saja.

TBC...

27. HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang