8. Akhir Karin dan Raden

240 30 3
                                    

Malam itu Leana belajar mengendarai mobil baru pemberian kakeknya. Sayangnya hujan deras datang melanda. Membuat jalanan jadi tak terlalu terlihat, apalagi bagi kaum awam yang baru belajar naik mobil seperti Leana. Di persimpangan saat hendak memutar arah mobilnya tak sengaja Leana menabrak seseorang, dan itu adalah Meita. Karena panik Leana menghubungi Prince yang kebetulan sedang bersama Theo. Membagi tugas, Prince pergi ke Leana dan Theo mencari Raden yang tidak bisa dihubungi untuk sekedar mengabari.

Sampai di rumah sakit Raden dan Theo menemukan Leana yang menangis dipelukan Prince. Belum ada orang tua yang datang, namun Raden sudah mengabari papa mamanya di jalan tadi menggunakan ponsel Theo yang anti air. Melihat Leana dia jadi ingat dengan Karin yang dia tinggalkan, rasanya jahat sekali kepada gadis itu. Bagaimana bisa dia meninggalkan Karin dan memilih berlari kesini.

"Gue udah ngabarin Yuda buat nyusul Karin" Theo menjelaskan karena dia sedikit paham dengan isi pikiran Raden saat itu.

Leana sedikit tak enak, dia tahu Karin dan Raden sudah pacaran sejak lama. Dia juga tahu jika Karin kesal bilamana melihat Raden dan Meita berangkat bersama ke sekolah. Seluruh sekolah tahu hubungan Raden dan Meita api tidak tahu hubungan lawas Raden dan Karin.

Mengetahui bahwa Raden meninggalkan Karin demi Meita yang tak sengaja dia tabrak malah membuat Leana semakin merasa bersalah pada Karin. Dia yakin jika saat ini Karin pasti sedang menangis sendirian dihalte bus. Namun dia lebih khawatir kalau saja Meita tidak tertolong.

Lama di IGD, akhirnya orang tua Raden datang. Mereka segera menanyakan keberadaan Meita, mereka merasa sangat bertanggung jawab kepada Meita. Orang tua Meita menitipkan anak gadis mereka kepada orang tua Raden. Leana ditenangkan oleh Bunda Ayu, bundanya Raden.

"Engga papa Leana, doain aja Meita nggak kenapa-napa ya sayang"

Itulah lembutnya bunda Ayu, membuat Raden sulit menolak perjodohannya dengan Meita saat itu. Meita adalah anak dari teman bisnis bundanya, dan permintaan bunda dengan suara lembutnya sangat sulit dicegah oleh Raden saat itu. Dia dilema.

Yuda datang dengan keadaan basah kuyup, wajar dia menerjang hujan deras untuk menyusul Karin dihalte. Ditangan pemuda itu ada almamater milik Raden yang Karin tinggalkan di kursi halte.

Mengetahui kehadiran Ayah bunda Raden, membuat Yuda urung untuk memberitahu teman-temannya jika Karin tidak ada di sana. Theo mendekati Yuda, dia paham dari raut wajah Yuda yang tertekan ingin mengatakan sesuatu.

"Sorry, Karin ga ada cuma ada almamaternya Raden di halte" bisik Yuda ke Theo setelah pemuda itu ada di sampingnya.

"Udah lo coba telpon" tanya Theo.

"Udah, nggak aktif"

Prince mendekat kearah Yuda dan Theo, penasaran kenapa mereka berdua berbisik-bisik begitu.

"Kenapa?" Prince.

"Karin nggak ada" Theo.

Ponsel Leana menyala, disana tertera panggilan dari orang tuanya yang mencarinya. Segera mungkin ponsel itu diangkat oleh Leana setelah meminta ijin menjauh dari Bunda Ayu.

"Halo mah?"

"Sayang kamu nggak papa?"

"Maaf ya mama kejebak hujan, nggak bisa buru-buru kesana"

"Em mama juga mau nganterin Karin pulang dulu ya kasian kehujanan nih anaknya"

Karin menyadari polanya. Mama Leana bilang jika dia buru-buru kerumah sakit karena Leana tak sengaja menabrak seseorang. Mungkinkah Meita yang Leana tabrak? Ingin rasanya dia ikut kerumah sakit, tapi hatinya tak siap jika nanti dugaannya benar. Namun demi membuktikan semuanya dia bertekad akan datang kesana bersama Mama Leana.

Circle LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang