Ganadara terhenti kala sebuah mobil melewati jalan seberang sana. Hari ini hari weekend, sesuai saran putranya yaitu Dion, Ganadara memutuskan untuk jalan-jalan disekitar komplek sekalian menyapa tetangga yang ia temui di sepanjang jalan.
Pandangan Ganadara terfokuskan pada rumah diseberang yang menjadi pusat pemberhentian mobil itu. Seseorang keluar dari sana, laki-laki yang seusianya itu beralih membukakan pintu untuk wanita yang tersenyum riang. Di sisi belakang diikuti juga munculnya anak laki-laki dan anak perempuan.
Mata Ganadara membulat kala tak sengaja dirinya dan sang wanita bertatap mata. Bisa dilihat raut wajah yang terlihat terburu-buru dari wanita itu. Wanita tadi menarik anak perempuannya masuk kedalam rumah dengan segera. Diikuti oleh pemuda yang membawa totebag belanjaan dibelakang mereka. Entah apa yang dia katakan Ganadara tak tau. Namun tak lama pria yang dia kira seumuran dengannya berbalik badan, ikut menatap Ganadara dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Pelan mah, ih buru-buru banget sih mah" omel Kaitlyn karena Katherine menariknya terkesan buru-buru. Theo di belakang mereka hanya menggeleng.
"Mah!!" Kaitlyn menghentikan langkahnya.
Katherine berbalik badan.
"Loh? Mamah sakit? Pucet!" Kaitlyn panik. Mendengar itu Theo meletakan totebag mereka di sofa, ikut mengecek keadaan mamanya.
"Mah?" Theo.
"Mama ga papa kok, cuma pengen buru-buru liat kalian pake baju pilihan mama" Katherine menjawab.
"Bener ga papa? Mama pucet banget mah" Kaitlyn.
"Gapapa sayang, udah mana tadi bajunya kalian coba ya, pilihan mama pasti bagus daripada pilihan papa" sindir Katherine melihat suaminya yang baru masuk.
Kaitlyn dan Theo sedang menuruti perintah Katherine, Tara mendekati Katherine yang terkena serangan panik.
"Mah udah ya mah tenang" Tara.
"Pah dia ada disana!!" Katherine.
Tak tau mau menjawab apa, Tara hanya menarik Katherine kedalam pelukannya.
***
Weekend kali ini Yuda pakai untuk berkunjung ke perpustakaan kota, entah kesambet apa sampai-sampai pemuda itu mau mengunjungi tempat penuh buku. Sedari tadi dia hanya berkeliling, entah sesuatu yang dia cari tak kunjung ditemukan atau karena memang dia tak punya tujuan. Seperti yang kita ketahui kalau Yuda biasanya pergi bersama Raden tapi kali ini Raden sudah kembali berpawang resmi jadi biarkan waktu weekend mereka gunakan untuk berkencan. Niatnya mau mengajak Prince tapi pemuda itu memilih tidur karena katanya semalam habis bergadang, toh Prince juga kurang suka perpustakaan.
Dug!
Punggung Yuda di tubruk seseorang. Mau tak mau Yuda menoleh, matanya tampak terkejut, namun masih dia netralkan.
"Yuda??!?" Pekik orang itu.
Yuda hanya meringis, memilih berjongkok membantu mengambilkan buku yang terjatuh.
"Nih" Yuda menyerahkan buku itu.
Tak kunjung diterima, manusia dihadapan Yuda hanya diam menatap Yuda. Entah Yuda paham atau tidak, tapi jelas disana tersorotkan rasa rindunya.
Yuda melambaikan tangannya ke wajah perempuan itu.
"Sel??" Akhirnya suara Yuda memanggil namanya.
Giselle terkesiap, dirinya mengarahkan pandangannya kearah lain. Mendadak dirinya gugup setengah mati.
"A-a-a" Giselle mengangguk dan sedikit tersenyum untuk menetralisir rasa gugupnya.
"Nanti kita cerita tentang hari ini, waw baca novel sekarang?" Yuda membaca judul novel yang masih dia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Life
RomanceTentang empat orang yang dipertemukan oleh garis takdir dalam menemukan jati diri dan kebahagiaan masing-masing.