Yuda kembali masuk ke dalam kafe, memilih meja dengan dua kursi saja di sana. Dirinya duduk sambil memainkan kaki menantikan kehadiran orang yang mengajaknya sembari memikirkan kemungkinan kenapa gadis itu mengajaknya bertemu sekalian menyiapkan kata-katanya.
"Belom dimulai udah selesai" monolog Yuda.
Tak lama Giselle datang, langsung menghampiri Yuda karena lokasi pemuda itu yang tak terlalu sulit untuk ditemukan. Dirinya berjalan dengan gugup mengingat bagaimana hubungan mereka berdua akhir-akhir ini.
"Cepet datengnya, sorry ya kalo lama" Giselle menarik kursinya lalu duduk disana.
"Gapapa, kebetulan juga tadi ada di deket sini" Bohong Yuda, mana mungkin dia akan berkata kalau memang dirinya ada disana sejak sebelum Giselle ajak ketemuan.
Hening, canggung itu yang dirasakan keduanya. Padahal biasanya tidak pernah se aneh ini. Giselle juga bingung ingin memulai pembicaraan sedangkan Yuda yang notabenenya di ajak jelas memilih untuk menunggu gadis itu.
"Yuda, guee.."
Yuda menantikan, menatap Giselle dengan tatapan penantian.
"Gue..."
Entah kenapa rasanya kelu, lidah Giselle tak bisa mengatakan apa yang ingin dia utarakan padahal tadi dia sudah siapkan dengan baik semuanya.
"Emm lo belom pesen kan, gimana kalo kita mesen dulu?" Kata Giselle cepat.
"Eh?" Yuda, lalu tak lama dia mengangguk mengiyakannya.
"Sorry gue ga mesen dulu, gue kelupaan soalnya deg-degan" jelas Yuda.
Giselle hanya tersenyum malu-malu.
Sepanjang menunggu makanan mereka datang, Yuda dan Giselle masih sama-sama diam. Tidak ada percakapan lainnya. Sama sekali tak ada sepatah kata yang terucap. Keduanya sibuk menatap jalanan diluar sana yang hanya menampilkan pemandangan klise seputar orang-orang berlalu lalang dengan kendaraan mereka.
"Jadi?" Yuda membuka suara lebih dulu.
Giselle mengalihkan atensinya kembali kepada pemuda itu, sedikit lebih tenang dari tadi.
"Lo kenapa?" Giselle.
Yuda menyernyit. Tak memahami maksud ucapan gadis itu. Malah mengecek tubuhnya seolah baru saja menjadi korban hipnotis.
"Gue? Gue ga papa kok, lo liat sendiri kan?" Jawab Yuda kelewat polos.
"Bukan itu Yuda, maksud gue-"
Oke halangan kembali datang, pesanan datang membuat Giselle menghentikan perkataannya. Memilih membantu menata pesanan mereka agar tepat kepada pemiliknya. Tak lupa keduanya memberikan ucapan terimakasih kepada pelayan tadi setelah selesai menjalankan tugasnya.
"Makan dulu?" Tanya Yuda, yang diangguki oleh Giselle.
Giselle menyatukan kedua tangannya menjadi sebuah kepalan, memejamkan matanya dan mulai merapalkan doanya. Begitupun Yuda, tangan pemuda itu menengadah, dengan mata tertutup dan doa yang dia panjatkan kemudian mengusapkan telapak tangannya ke wajah kala doa nya sudah selesai.
Keduanya memulai makan makanan mereka dengan tenang, meski sebenarnya Yuda sedikit risih karena kecanggungan yang terjadi diantara keduanya.
"Emm, kapan ya terakhir kali kita berdua bareng?" Tanya Yuda untuk melepaskan keheningan.
Giselle tampak berfikir.
"Satu bulan gak sih?" Yuda.
"Iya satu bulan, selama itu juga kita ga komunikasi, ini juga pertama kali kita makan di cafe kan? Sebelumnya cuma di kang siomay depan komplek lo sama di pinggir jalan" lanjut Yuda sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Life
RomansaTentang empat orang yang dipertemukan oleh garis takdir dalam menemukan jati diri dan kebahagiaan masing-masing.