Prolog

16.4K 1.1K 120
                                    

Mommy pengen bikin yang manis-manis, awas nanti jadi geli.

"Enam puluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enam puluh."

"Engga, empat puluh." Tawar si cantik lagi.

"Ga bisa, enam puluh."

Taeyong melihat lagi ayam potong didepannya, sudah kecil mahal lagi. "Ck, ya udah ga jadi."

Taeyong pura-pura pergi, segera ditahan oleh penjual ayam itu. "Lima lima saja, gimana?"

Taeyong lirik sebentar sambil memegang keranjang belanjaannya di pasar yang sekarang ramai. "Ga, empat lima."

"Aduh, ga bisa Taeyong."

"Ck, gimana sih kang? Kan saya udah langganan disini. Kalau ga empat lima, ya? Lagi hamil loh saya." Taeyong mengelus perutnya yang datar, membuat penjual didepannya terkejut disusul penjual sayur dan ikan disisi mereka.

"Serius?"

Taeyong mengangguk.

"Ohh, ya udah empat lima. Doain dagangan akang laku." Taeyong senang hatinya saat penjual mulai memotong ayam itu untuknya.

"Keren juga laki kamu, baru juga sebulan nikah udah takdung ya." puji si penjual sayur ke penjual ikan yang angguk-angguk semangat.

"ini nih, sekalian bawa sayur ibuk, ga usah dibayar."

Taeyong senang banget, ia menerima kantong plastik itu yang isinya sayur bayam dan kangkung. "Terimakasih buk."

"Ini juga ikannya, bagus buat ibu hamil."

"Aduh.. sehat-sehat ya. Udah berapa minggu nih?" tanyanya mengelus perut Taeyong.

"Dua bulan."

Mereka kaget. "Lah? Kamu hamil duluan?"

"Owalah. Balikin ayamnya."

Taeyong langsung menjauhkan keranjangnya dengan bibir mengerucut. "Ya enggaklah, kan aku nikahnya lima bulan yang lalu, baru kemarin resepsi."

"Oohhh.." mereka beroh ria. Btw resepsi Taeyong kemarin megah juga ya? pantaslah, lakinya kan punya ladang sawit.

"Maaf ya, tadi ngumpat." ucap penjual daging.

"Iya kang, tapi doa biar dagangannya laku di cancel ya?" kata Taeyong membuat orang-orang pada ketawa.

"Kok gitu yong?"

"Dedeknya udah ngambek duluan." Taeyong ketawa geli. "Ya udah, Taeyong pulang dulu."

"Hati-hati dijalan yong.." kata penjual sayur.

"Iya!" jawab Taeyong, lalu keluar dari pasar yang super duper ramai itu. Ia harus cepat-cepat pulang untuk masak.

"Kasihan deh kamu, makanya mulut tu disekolahin." kompor penjual ikan.

Asmara (Pasusu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang