02: Pulang Kampung

9.6K 1K 139
                                    

Taeyong kini menatap keluar jendela bus yang sempit, dibawah kakinya ada satu tas tentengan kecil berisi baju seadanya dan susu hamil lengkap dengan termos ukuran menengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong kini menatap keluar jendela bus yang sempit, dibawah kakinya ada satu tas tentengan kecil berisi baju seadanya dan susu hamil lengkap dengan termos ukuran menengah. Didalam tas ransel itu juga ada bekal selama ia enam jam di perjalanan nanti.

Ramai keadaan sekarang dengan suara heboh ibu-ibu, tangis anak kecil dan suara batuk bapak-bapak. Maklum, kan kendaraan umum.

Menghela nafas sejenak, ia pun memilih memejamkan mata sebentar kala mobil mulai berjalan pertanda bus ini sudah penuh.

"Dik, tahu isinya? Kuaci juga ada, mau beli?"

Baru Taeyong mencapai alam bawah sadarnya ia tertegun kala dibangunkan oleh penjual yang biasa ada di bus, lelaki cantik itu menggeleng kemudian kembali memejamkan matanya sembari bersandar pada kaca bus yang kini pengap itu.

Ditangannya tergenggam handphone yang telah ia matikan, ia tau Jaehyun pasti sudah nyepam ia sekarang. Namun mau bagaimana lagi, Taeyong cuma ingin.. Ketenangan.

Perjalanan dari kota kekampung memakan waktu sampai lebih enam jam karena macet. Taeyong mual, biasanya kalau gini Jaehyun udah siapin dia kresek.

Taeyong mengangkat kepala sembari menghirup terus minyak kayu putih dengan kepala pusing. Hingga sampailah ia dipersimpangan menuju desanya.

"Disini dik?"

"Iya kang." jawab Taeyong sembari keluar.

"Akang bawain tasnya." ucapan itu hanya dibalas anggukan oleh lelaki manis dengan balutan hoodie hitam dan topi tersebut, "adik orang sini?"

Taeyong turun dari bis pengap tersebut, ia berbalik sembari mengangguk saja. Kepalanya pusing banget. Mual. Pengen muntah.

"Oh.. Kayak ga asing sama wajah adik. Anaknya.. Pak?"

"Donghae." jawab Taeyong dibalas anggukan dan kekehan oleh si pria ini.

"Iya iya, pak donghae. Dulu bapak kamu sering diminta bantu cari rental mobil buat keperluan desa." ucapnya membuat Taeyong tersenyum kecil saja.

"Udah, ga usah basa-basi buat ganggu adiknya. Ga lihat dia lagi hamil?" tegur ibu-ibu membuat si majikan usaha rental mobil tersebut tertegun. Pupus sudah harapannya.

"Loh? Adik udah nikah?"

"Lah iya toh, masa lupa sih kang? Itu kemarin yang adain resepsi tiga hari dua malam di kampung ini." ucap Ibu-ibu ketawa geli dengan wajah pias si pria itu.

Taeyong terkekeh saja. Ia jadi malu kalau resepsi nikahnya sampai disebut gitu. Mana semuanya pada nengok dirinya lagi.

"Telat kamu mah, makanya dulu kalau suka langsung bilang." kekeh si sopir membuat majikannya menatap datar di pintu mobil, lalu kembali menoleh kearah Taeyong yang mengelus perutnya tersebut.

Asmara (Pasusu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang