Bonus Chapter End

7.4K 733 101
                                    

08:00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08:00

"Dikit lagi, dikit lagi, kiri sedikit. Oooppp.. Pas pas pas!" Sebuah lemari besar diturunkan dari mobil hitam itu, Taeyong berdiri didepan pintu sembari tersenyum senang.

Sengaja ia membeli lemari baru bahkan meja belajar untuk Mark, supaya adiknya ini makin rajin kuliahnya. Tidak lupa, dua kipas angin diturunkan serta mesin cuci yang baru, sebab mesin cuci kemarin udah lamban mutarnya, dari pada perbaiki mending beli yang baru yang kapasitasnya gede.

"Nah, tolong tanda tangani disini ya, dik." Ucap karyawan toko, dibalas anggukan semangat oleh Taeyong sambil menerima pena yang diberikan.

"Terima kasih ya. Umm bisa sekalian dibawa masuk?" Tanya Taeyong selesai menandatangani surat itu.

"Boleh boleh, dik."

Taeyong mundur kebelakang sedikit, membiarkan prabotan rumah itu dibawa masuk oleh dua orang ini. Pandangannya tertutup sebentar oleh lemari besar bewarna abu-abu itu sesaat.

"Heleh.."

Taeyong tertegun mendengar suara itu, membuat ia menghela nafas panjang, tahu siapa orangnya.

"Eh, ada apa ya, buk Duyung?" Ucap Taeyong sedikit melotot.

Doyoung tertegun, ditangannya masih ada sapu buat nyampu halaman. "Ekhm, beli prabotan baru ya? Uang dari mana lagi?"

"Ya suami saya lah. Memangnya ibuk? Janda." Sindir Taeyong sambil lipat tangan didada.

"Heh!" Doyoung angkat sapunya, "Saya sudah mau nikah lagi ya!" Matanya ngelirik dua orang yang bawa masin cuci kedalam rumah pak Donghae itu.

"Ck, perasaan baru kemarin kamu beli mesin cuci, sekarang beli lagi? Kamu ini boros banget ya? Buat apa kamu beli mesin cuci segala? Pemalas ya kamu? Pasti susah punya istri malas gerak." Sinisnya bikin Taeyong melongo.

"Itu kipas angin?" Tanya Doyoung lagi.

Taeyong lirik sebentar arah mata janda itu, lalu kembali beradu pandang dengan tetangganya.

"Halah! Di kampung dingin ga kayak di kota yang pengap. Buang-buang uang ga sih, buk Taeyong!" Melotot Doyoung.

Taeyong mengatur nafasnya manahan kesal, di kampung ada Doyoung eh di kota ada Tante Irene. Ga pernah tenang hidupnya ya.

"Gini nih, orang yang beli kipas dia yang panas!" Balasnya membuat Doyoung ngerutin dahinya. "Asal buk Doyoung tau ya, saya beli mesin cuci untuk mempermudah orang rumah saya, lagian mesin cuci yang lama udah lamban mutarnya. Kasihan dong orang rumah."

"Eeleh eeleh, Saya yang sudah pengalaman kasih tau ya, jadi istri itu harus hemat! Kalau punya anak nanti gimana kamu hah? Belum beli susunya ini itunya. Masa barang masih bagus udah langsung buang dan beli baru!"

Taeyong maju selangkah, sewot sekali dengan urusan orang. "Mending ibuk urus aja hidup ibuk sendiri, saya disini punya suami kaya! 7 turunan hartanya ga akan habis!"

Asmara (Pasusu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang