Chapter 7

280 41 21
                                    

Surat tersebut Alice pegang dengan tangan gemetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Surat tersebut Alice pegang dengan tangan gemetar.

Kaget, tidak percaya, takut, semuanya bercampur menjadi satu.

Perkataan Marquess Daniel yang mengatakan bahwa keluarganya di undangan makan malam bersama keluarga kerajaan saja sudah berhasil membuat Alice terkejut. Apalagi di tambah, alasan di undangnya makan malam itu adalah untuk membicarakan maksud Pangeran Aron yang ingin menikahinya.

Jujur Alice tak bisa mempercayai situasi saat ini.

Mimpi apa Alice semalam sampai sampai Putra Mahkota Aberdeen berniat untuk menikahinya. Bahkan mereka saja belum pernah bebicara. Alice melihat Pangeran Aron baru sekali, itu pun cuma sekilas ketika di lapangan kuda tempo hari. Selain itu, dia mengenal Aron hanya lewat berita yang dia baca setiap harinya. Sedangkan Pangeran Aron? Mungkin saja sebelumnya dia tidak pernah tau jika Alice ada di belahan bumi yang sama dengan dirinya.

Lantas bagaimana bisa mereka dengan mudahnya membicarakan perihal pernikahan?

Alice tau jika Pangeran Aron itu termasuk sosok yang ideal untuk dijadikan seorang pendamping. Paras tampan yang dipadukan dengan proporsi badan sempurna adalah impian semua wanita yang melihatnya. Dan menurut artikel yang Alice baca, Pangeran Aron adalah tipe laki laki yang ramah namun tegas di saat bersamaan. Sifatnya pun lembut dan penyayang. Selain itu, dia juga seorang pangeran yang tidak perlu lagi mengkhawatirkan kenyamanan hidup. Menikah dengannya maka sama saja dengan memberikan jaminan kehidupan yang mewah bagi anak keturunannya.

Namun untuk ukuran pernikahan, hal tersebut tidak cukup untuk dijadikan tolak ukur. Alice perlu mengenal lebih dalam untuk berani melangkah ke jenjang pernikahan. Prinsip Alice, pernikahan adalah hal yang hanya bisa dilakukan sekali seumur hidup. Jadi perlu pemikiran matang untuk melakukannya.

"Kita kan masih belum tau dengan jelas maksud dari Pangeran Aron. Papa juga tidak memaksa kalau memang Alice ingin menolak tawaran ini. Semua ini adalah hidup Alice, dan Alice sendiri yang menjalaninya. Tapi yang jelas, papa dan mommy akan selalu mendukung Alice. Alice mau terima atau tidak itu semua tergantung Alice. Papa dan mommy percaya Alice tau yang terbaik untuk diri Alice sendiri "

Marquess Daniel mencoba untuk memberikan pengertian kepada Alice. Namun sayang, tidak ada jawaban lebih lanjut dari Alice. Dia masih bertahan didalam keheningannya.

"Tapi kalau papa boleh memberi saran, tidak ada salahnya untuk mencoba, nak. Karena, jika Pangeran Aron sudah berani meminta kesediaan Alice untuk menjadi pasangannya, berarti dia juga sudah siap untuk bertanggung jawab dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Lagipula, tidak baik untuk menolak permintaan dari keluarga kerajaan, nak. Keluarga kita sudah dibiasakan untuk patuh pada otoritas kerajaan sejak dulu."

Lagi lagi tidak ada jawaban dari Alice. Marquess Daniel pun akhirnya menghela nafas berat.

"Yasudah, tidak papa jika Alice masih butuh waktu untuk berpikir. Yang penting besok kita sekeluarga hadir di acara makan malam untuk menghormati undangan dari Royal Family. Kita bicarakan di sana baik baik jika memang Alice ingin menolak. Atau jika memang Alice butuh waktu lebih panjang juga tidak papa. Besok kita sampaikan saja apa adanya"

RENOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang