Chapter 12

290 41 26
                                    

H-4 ROYAL WEDDING -----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H-4 ROYAL WEDDING -----------

Pagi ini Aron benar-benar akan berangkat keluar negeri. Padahal acara pernikahannya tinggal menunggu hari, tapi pekerjaannya sebagai calon kepala negara benar-benar tidak memberikan dia celah untuk libur.

Aron sengaja mengambil penerbangan pagi-pagi sekali. Dia ingin segera menyelesaikan urusannya di luar negeri agar besok bisa kembali ke Aberdeen. Sungguh, Aron tak enak hati kepada Alice karena terus-terusan pergi meninggalkannya.

Pukul 7 tepat rombongan Aron sampai di bandara nasional Aberdeen. Dalam perjalanannya ke bandara, Aron didampingi oleh Martin, David, dan tentunya Alice. Tadi sebelum berangkat, Alice merengek ingin ikut mengantar. Jadi Aron tak sampai hati untuk menolak dan akhirnya membiarkan Alice ikut mengantarnya ke bandara.

Tiba di bandara, mobil Aron langsung di kelilingi oleh para wartawan. Mereka tak sabar ingin mengulik berita mengenai perjalanan Aron ke luar negeri kali ini. Merasa penasaran tentang urusan sepenting apa yang membuat Putra Mahkota Aberdeen tersebut nekat pergi di tengah suasana pernikahannya yang tinggal menghitung hari.

Namun kali ini Aron memilih abai dengan para wartawan. Dia tak ingin waktunya terbuang percuma hanya untuk sebuah wawancara. Banyak pekerjaan yang sudah menunggunya di sebrang negeri sana. Untuk itu, tanpa berlama-lama Aron memilih untuk langsung berjalan kearah pintu pesawat.

Di samping Aron, Alice menggandeng tangannya erat. Sedang dibelakang mereka, ada David yang membawakan perlengkapan Aron dan Martin yang memegang payung untuk melindungi Aron dan Alice.

Sebelum naik ke pesawat, Aron membalik badanya menghadap kearah Alice. Menatap wajah Alice dan menyadari bawa wajah itu kini tak secerah biasanya.

Aron sadar terlalu cepat untuk menyebut mereka sebagai remaja yang sedang dimabuk cinta. Tapi sungguh, deberan itu memang ada hadirnya. Terasa menggelitik ketika bersama dan sesak ketika berpisah.

Aron tak tau harus menyebutnya apa. Tapi yang jelas, dia tidak menyesal telah meminta Alice untuk menikah dengannya.

"Kenapa, hm?" Aron membelai wajah halus Alice. Menanyakan tentang suasana Alice yang mendung sejak tadi

"Kita baru bertemu tadi malam loh, tapi kamu malah buru-buru pergi"

"Kan supaya urusannya cepat selesai Alice" Aron tersenyum mencoba untuk menenangkan Alice, "Janji deh, besok sebelum kamu tidur, aku pasti sudah kembali ke istana"

Alice pun akhirnya menghela nafas, "Baiklah"

Meskipun berat, tapi Alice mencoba untuk tetap tersenyum di depan Aron. Dia tidak ingin membebani Aron karena terus-terusan bersedih ketika Aron tak ada di istana.

"Aku tunggu kamu besok di istana"

Aron mengangguk. Menarik pelan tangan Alice dan membawanya pada sebuah pelukan hangat.

RENOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang