Chapter 3

310 36 12
                                    

Mobil mewah yang dikendarai oleh Martin itu, kini melesat dengan cepat di jalanan Chicago

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil mewah yang dikendarai oleh Martin itu, kini melesat dengan cepat di jalanan Chicago.

Di kursi belakang, ada Aron yang terlihat lelah setelah seharian tadi melakukan kegiatan di luar. Pagi pagi sekali, David sudah membangunkannya untuk bersiap di acara forum pendidikan. Lantas, setelahnya dia menghabiskan hari dengan bermain surfing di pantai.

Siang tadi, Aron sangat menikmati sesi bermainnya di dalam air. Bermain air disaat cuaca panas itu memang terasa menyergarkan. Namun anehnya, yang dirasakan Aron sekarang malah berkebalikan dari siang tadi. Dia merasa jika tubuhnya mulai terserang dingin. Entah karna terlalu lama di pantai ataukah memang karna suhu di kota Chicago yang menurun di malam hari.

Malam ini, rencananya mereka akan langsung kembali ke Aberdeen. Tapi sebelum take off, Aron ingin menikmati secangkir kopi sebentar untuk menghangatkan tubuhnya terlebih dahulu.

Kebetulan, saat ini Aron tidak sedang bersama David yang selalu mengomelinya. Sore tadi, David langsung kembali ke hotel untuk mempersiapkan penerbangan. Jadi, sekarang Aron kembali ke hotel hanya bersama Martin, bodyguardnya.

"Sebelum ke hotel, tolong berhenti dulu di coffe shop, Martin" kata Aron, mengintrupsi kegiatan Martin yang sedang fokus menyetir.

"Baik sir, apakah anda ingin membeli kopi?"

"Iya"

"Siap sir.."

Lantas, ketika mendapati sebuah kedai coffe shop yang berada di pinggir jalan, tanpa banyak tanya Martin langsung membelokkan mobil yang dikendarainya, membelah jalanan Chicago.

Dia berhenti di salah satu coffe shop, dan memarkirkan mobilnya di sisi kiri bangunan.

"Saya saja yang membelikan sir, anda cukup menunggu di mobil." Ucap Martin seraya melepaskan sealbet yang memerangkap tubuhnya.

"Tidak perlu, aku akan turun sendiri dan menikmati kopi di dalam" Aron mulai memasang topi dan maskernya.

"Tapi sir.."

"Tidak papa Martin, lagi pula aku sudah pakai masker dan topi. Jadi kemungkinan untuk di kenali orang sangat kecil."

"Yasudah kalau begitu saya tunggu di depan pintu saja, sir"

Martin masih tetap teguh pendiriannya untuk ikut turun. Hal tersebut tentu membuat Aron merasa jengkel, "Kau tetap di mobil, Martin!"

Tatapan Aron menajam. Dia mengeluarkan aura yang berhasil mengintimidasi Martin.

"B-baik sir!"

Selanjutnya, Aron turun dari mobil dan melangkah pelan menuju coffe shop. Tangannya dia masukkan ke dalam saku jaket, mengingat bahwa di luar suhu sedang menurun.

Namun saat hendak mendorong pintu, tiba tiba langkah Aron terhenti. Di bagian kakinya, Aron seperti menginjak sesuatu. Sesuatu tersebut jelas sekali mengganjal di balik sepatunya.

RENOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang