Chapter 9

272 41 16
                                    

Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok... tok... tok...

"Alice.. mommy boleh masuk nak?"

Alice menoleh ke arah pintu. Suara Marchioness Emiley tersebut berhasil mengembalikan kesadarannya dari lamunan.

"Iya mommy, masuk saja. Pintunya tidak dikunci"

Marchioness Emily masuk kedalam kamar Alice. Dia tersenyum maklum melihat putrinya yang sedang duduk merenung di depan jendela sambil menikmati langit malam.

"Bagaimana nak? Apa Alice sudah menentukkan jawaban?" Marchioness Emily berjalan mendekat kearah Alice. Dia mengambil duduk di tepi ranjang.

Sedang Alice, diam diam menghela nafas berat ketika mendengar pertanyaan dari Marchioness Emily, "Tidak tahu. Alice masih bingung mommy"

Marchioness Emily tersenyum. Lagi lagi maklum dengan kegundahan sang putri. Sepertinya, yang dibutuhkan Alice sekarang memanglah teman bicara.

"Menurut Alice, Pangeran Aron itu orangnya bagaimana?" Marchioness Emily memulai dengan pertanyaan ringan.

"Pangeran Aron Baik" jawab Alice dengan mata yang masih memandang langit "Aura tegasnya memang ada, tapi Alice tahu kalau sebenernya Pangeran Aron adalah sosok yang lembut"

"Nah kalau begitu kenapa Alice masih ragu?"

Alice berdiri. Dia berjalan mendekat dan ikut duduk di samping Marchioness Emily, "Entahlah mommy... Alice hanya merasa ini semua terlalu cepat. Alice masih ingin menikmati hidup sebelum akhirnya menikah dan berkeluarga"

Marchioness Emily pun merangkul pundak Alice yang berada disampingnya. Dia merendahkan kepala, hendak memberi pengertian kepada Alice, "Nak.. pernikahan itu cepat atau lambat pasti terjadi. Itu adalah suatu hal yang normal"

"Bahkan jika kali ini Alice tidak mau menikah, tapi suatu hari nanti Alice pasti juga akan menikah. Membangun keluarga dan hidup bahagia"

"Lagipula jika sekarang calonnya sudah ada, kenapa harus ditunda?" Marchioness Emily mengusap lembut pundak Alice.

"Selain itu, jika sekarang kamu menolak Pangeran Aron, tidak ada jaminan dimasa depan nanti kamu bisa bertemu dengan seseorang yang lebih baik atau setara dengan Pangeran Aron. Jadi, jangan lewatkan kesempatan berharga ini nak..."

Ditempatnya, Alice masih diam enggan berbicara. Dia sibuk bertarung dengan pikirannya.

"Mommy tahu bahwa pernikahan ini sudah diatur oleh keluarga kerajaan. Bahkan, raja pun mendukung pernikahan ini meskipun dia tahu kalau kalian belum saling mencintai. Namun bagi mommy, selama kamu diperlakukan baik oleh Pangeran Aron, maka tidak ada salahnya kamu untuk mencoba menerima. Melihat sikap Pangeran Aron yang baik dan wellcome dengan keluarga kita, itu berarti dia siap dan sanggup untuk bertanggung jawab atas pilihannya"

RENOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang