37. 🏠Back Home

796 78 12
                                    

Jam menunjuk pada pukul 9:23, namun kedua manusia ini masih enggan melepas pelukan hangat nan nyaman di kamar hotel. 1 jam lagi pesawat mereka akan berangkat.  Tidak perlu terburu-buru menurut Dahyun, toh hotel ini cukup dekat dengan bandara

Pelukan sedikit merenggang guna menatap dalam mata satu sama lain. Tangan mungil gadis nya mengusap pelan kepala belakang Dahyun. Saling melempar senyum lembut, kemudian kepala mereka dekatkan

"Memikirkan kejadian semalam membuatku terharu"

Ucapan pria itu membuat Sana menunduk malu dengan wajah memerah. Kenapa harus diingatkan?! Mengingat hal itu membuatnya mengumpat dalam hati. Dahyun yang melihat sedikit heran dan terkikik geli

"Kenapa harus kau ingatkan? Aku yang malu!" pekik kecil Sana yang malah menariknya kembali untuk menyembunyikan rona itu di bahu lebar sang pria

"Memangnya kenapa? Aku senang mengingat nya, karena itu berarti kau sudah memutuskan untuk hidup bersamaku"

Sana tak menjawab secara lisan, dia hanya semakin menyusupkan wajahnya di ceruk leher Dahyun
"Tapi aku cukup sedih"

Mendengar itu, Sana langsung melepas pelukan nya dan menatap serius mata pria yang  kini menatap nya sendu
"Kenapa?" 

"Berbulan-bulan aku menahan untuk tidak melakukannya, itu bukan karena aku tidak yakin, tetapi karena aku ingin melakukan nya sebagai malam pertama kita setelah menikah nanti..."

Dia tersenyum menjeda ucapan yang membuat Sana merasa terharu
"Pertama kalinya aku jauh darimu...Um..Ketika aku pergi dengan Tzuyu dan kau di rumah dengan Jihyo..Ingat?"

"Oh aku ingat" jawab Sana mengangguk

"Saat itu aku sudah yakin akan menikahi mu, dan kita akan menikah di saat umur mu sudah 20 atau 19 tahun"

"Terlalu lama" ucapnya sambil menyandarkan diri di dada bidang prianya. Sedikit merubah posisi menjadi duduk menyamping di pangkuan Dahyun. Mengusap-usap lengan kekar yang melingkar di pinggangnya

"Ingin pergi sekarang?"

"Baiklah, ayo. Aku mau mencari beberapa oleh-oleh untuk Jihyo Unnie dan Tzuyu Oppa, untuk Mina juga"

"Kalau itu tujuanmu aku bisa menyuruh anak buahku untuk membeli nya"

"Yaaa tapi aku mau mencari sendiri. Apa artinya oleh-oleh kalau bukan aku yang mencari sendiri"

"Oke oke, baiklah ayo pergi"

Tanpa menurunkan, dia berdiri dnegan menggendong Sana. Kebiasaan nya ini tidak mau hilang menurut Sana. Pria Kim itu selalu menggendongnya membuat dia malu, bahkan setelah melakukan 'itu', Dahyun masih berpikir kalau dia anak kecil

"Mr.Kim~...Turunkan aku, aku bisa jalan sendiri" kesalnya yang malah dilihat menggemaskan oleh Dahyun

"Apa kau yakin? Kemarin aku terlalu berlebihan, aku takut bagaimana kau jalan akan dilihat aneh oleh orang lain" bisik Dahyun

Mereka saat ini ada di lorong hotel. Dengan koper yang di seret olah Dahyun, dan tangan satunya menggendong Sana. Gadis itu terlihat berpikir, nyatanya memang masih sakit di area bawah sana. Terlebih milik pria itu terbilang cukup besar

"Iya juga. Tapi biarkan aku pura-pura tidur" 

Mereka sudah di dalam lift. Hanya mereka berdua saja sehingga pembicaraan mereka dianggap aman

"Hm, lakukan apapun yang kau mau. Jemputan kita mungkin agak lama karena sedang macet" ucap Dahyun setelah melihat chat dari anak buahnya. Sana mengangguk pelan dengan kepala yang ia sandarkan di bahu pria itu

Perlahan matanya terpejam. Entah kelelahan atau sangat nyaman, tanpa sadar ia jatuh ke alam mimpi. Memeluk prianya begitu erat bagai guling, membuat yang di peluk tersenyum

Lift terbuka, dengan segera dia merubah raut wajahnya yang semula hangat menjadi dingin. Berjalan cepat menuju pintu keluar, tak peduli dengan tatapan terkejut orang-orang yang melihatnya

'Itu anaknya? Apa tidak terlalu di manjakan?' begitulah kira-kira isi pikiran meraka

Tetap saja mereka berpikir positif dengan gadis remaja yang ada di gendongan nya itu. Karena sangat jarang mereka menemukan hal itu di negara mereka, atau bahkan tidak ada

Kurang dari 10 menit dia menunggu dengan posisi tetap, mobil jemputan nya sudah tiba. Barang di letakkan di bagasi oleh anak buahnya, pria itu pun memasuki mobil dengan hati-hati

"Sana? Hey...wake up, honey..." bisiknya sambil mengelus dan menepuk pelan pipi Sana

Tidak ada sahutan kata darinya. Hanya dengkuran kecil yang perlahan terdengar jelas
"Kau ini...Kalau memang lelah katakan saja" senyum Mr.Kim. dia memandang lekat wajah kekasih tercinta

Bisakah dia mengatakan bahwa Sana adalah kekasihnya? Bisakah hubungan mereka bertahan? Itulah yang dipikirkan oleh pria bermarga Kim itu

Dia termenung beberapa saat memandang keluar. Dia berpikir sangat jauh, bahkan dia memikirkan alasan Sana yang sebenarnya ingin tinggal bersamanya. Apakah benar gadis ini mencintainya?

"Ngh..!" Sana terbangun dari tidur sementara nya

Pertama kali yang dia lihat ketika membuka mata adalah wajah lelah Dahyun. Seperti banyak sekali pikiran yang menimpa kepalanya

Dia mengangkat tangannya dan meraih leher Dahyun, yang membuat pria itu terkejut. Dia memperbaiki posisinya agar sedikit lebih tinggi dari Dahyun. Menangkup kedua pipi pria itu, menyuruh dia untuk bertatapan dengan mata besar Sana

"Apa yang kau pikirkan? Are you thinking something bad? Jangan mengelak, karena wajahmu jelas mengatakan itu"

"Hahh....Kamu benar..."

Dia menggenggam erat tangan yang menyentuh wajah tampan nya. Mencium dan mengusapnya perlahan
"Aku takut kamu akan pergi lagi dariku"

"Hey, apa aku yang kita lakukan tadi malam tidak cukup? Aku tidak punya tempat lain untuk pulang. Dan alasan utama nya adalah, selama kita tinggal bersama perasaan ku tumbuh pada mu. Aku mencintaimu, oke?"

Dahyun menghela nafas panjang nya dengan anggukan kecil. Melihat hal itu membuat sang gadis tersenyum. Ia mengecup kening pria Kim
"Kau tenang saja. Aku menyukaimu apa adanya..."

Ucapan terjeda. Sana membisik kan sesuatu yang membuat Dahyun bingung
"Apalagi dirimu yang dulu" ucapnya

"Diriku yang dulu...?"

Gadis itu dengan nakal nya mengedipkan sebelah mata menggoda Mr.Kim, membuat nya memerah. Dia tau apa yang di maksud Sana

"Prepare yourself when we get home"

Sana tertawa kecil mendengar balasan Dahyun. Dia menyadari satu hal setelah cukup lama bersama pria itu

Untuk awal-awal mungkin dia tidak menyukai cara kasar pria itu ketika berhubungan intim. Tetapi ketika lelaki itu mencoba lebih lembut dan selalu meminta izin, dia lebih tidak menyukainya

"Tenyata kamu lebih nakal dari yang ku bayangkan"

"Memang seperti apa bayangan mu, hm?"

Tak banyak bicara, Dahyun menyerang diri Sana dengan ciuman nya. Di balas dengan senang hati penuh kelembutan. Mau berapa kali pun mereka berciuman, bibir itu tak pernah membosankan bagi mereka




~THE END~

















































Maaf DAN TERIMA KASIH HEHEH.

Note : 

Aku dapet pesan lagi dari seseorang, katanya "Gak perlu di hapus. Kalo emang gak sanggup lanjutin, bikin sesuatu yang terus menginspirasi aja. Terserah kamu aja, yang penting have fun"

Jadi kayaknya gak akan aku hapus. lanjut aja. Tapi yang sekiranya gak ada ending, ku unpub. Tapi yang ini mah emng udah bagus gini aja ending nya. HAHAHAH (Sorry)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bought by Mr.Kim🔞 ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang