9. Why

700 63 0
                                    


===

"Lo cewenya Kael kan?" Aduh apalagi ini bahkan sekarang melewati lorong kelas sebelas saja terasa sulit untukku, aku akan dihentikan dan ditanya tanyakan oleh anak kelas lain.

Lagi lagi mencoba untuk pura pura gila aku melewati mereka begitu saja diikuti oleh Lorenza "Kepo Lo" ucap Lorenza membuat sang empu tertawa bersama dengan teman temannya, ah itu berarti yang menanyakan aku tadi adalah teman Lorenza.

Berbeda denganku Lorenza punya teman yang banyak itu yang membuat Lorenza dikenal, aku bisa mengetahui segala informasi di sekolah itu semua karena Lorenza, entah bagaimana  cara dia mendapatkan nya, tapi yang  aku tau Lorenza bahkan bisa mengetahui informasi tentang guru beserta kegiatan nya disekolah ini.

Bahkan di kelas sepuluh yang pertama kali menemani Ev itu adalah Lorenza, aku ingat betul waktu itu Lorenza cerita dia berpasangan dengan Ev untuk kegiatan eskul mereka dan akhirnya mereka berteman, Lorenza bilang tidak ada yang berbicara dengan Ev waktu itu Akhirnya dia menemani nya.

Siapa sangka Ev bisa berkembang cepat? dia memenangkan banyak lomba musik setelah itu, sampai dia dikenal karena mengharumkan nama sekolah sedangkan Lorenza yang merasa tidak tertarik lagi dengan musik akhirnya meninggalkan eskul itu, membuat hubungan Ev dan dirinya menjauh.

Lorenza bilang Ev berubah, dia tidak seperti orang yang dia kenal lagi tapi aku tau Lorenza tidak membenci Ev. Waktu itu aku hanya bisa mendukung Lorenza dari belakang dan tetap menjadi tempat paling terpercaya nya.

"Jan lo bener bener gapapa kan? gue liatin akun lo kemarin komennya gila bikin gue emosi tau gak! mana mereka pada pengecut lagi pake akun palsu! emangnya mereka tau apa tentang lo?!" Aku terkekeh mendengar ocehan Lorenza, aku mengenal Lorenza sejak SMP tapi kami baru dekat saat SMA karena di SMP kami berbeda kelas, jadi aku sudah terbiasa dengan sifatnya.

Aku tau walaupun emosian tapi Lorenza adalah orang yang sangat peduli dengan orang orangnya, dia bahkan sampai membelaku dengan separuh hidupnya melawan ketikan ketikan pedas itu.

"Gue kan dah bilang berkali berkali gue gapapa Za, ya walaupun gue kesel tapi mau diapain lagi kan, kaya kata lo mereka pengecut pake akun palsu, toh gue juga sudah kunci akun gue jadi paling nggak tu komen komen berenti."

"Hmm tapiii kan jan-"

"Komen apa?" Aku dan Lorenza kompak menoleh kebelakang, kami terkejut saat mendapati Kashel sedang berdiri tepat dibelakang ku, sejak kapan dia ada disana?

Berbeda dengan aku yang masih mematung Lorenza sepertinya merasa kesal, aku bisa tau dari nada bicaranya "Komen apa kata lo? Jani di serang sama fans fans lo itu, masa lo gatau sih? tapi kalau gue pikir pikir lo gaada belain dia sih, kemana aja si lo?! bilang sama gue lo harus apa tentang ini?!" Aku menahan pergelangan tangan Lorenza agar dia tidak melewati batas, mudah sekali kami menjadi pusat perhatian karena suaranya, kalau sampai ada yang melapor ke guru bisa panjang urusannya dan aku tidak mau bergabung di urusan yang panjang itu.

Kashel menatap Lorenza terkejut aku sekilas melihat dia mencengkram erat botol minuman di tangannya lalu sedetik kemudian dia menoleh kearah ku, aku sangat terkejut saat tangannya meraih tanganku dan seolah waktu berhenti dia membuat aku berlari bersamanya.

Semua murid yang ada di lorong menatap kami bingung tapi seakan tidak peduli Kashel masih berlari dan seperti biasa lagi lagi aku hanya bisa mengikuti langkahnya sambil mendengarkan teriakan Lorenza yang mulai sayup di pendengaran ku. Apa ini benar benar nyata? rasanya baru semalam aku melewati lorong ini dalam diam.

NOO!TICEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang