18. Distance

1.4K 86 14
                                    

===

Hah lagi lagi aku mendapatkan perasaan ini, baru saja aku melangkah di koridor sekolah tetapi semua mata sudah tertuju kepada ku.

Sudahlah anggap saja aku tidak ada seperti biasanya, lalu semuanya akan kembali ke semula. Aku tidak akan bersama Kashel lagi dan hari hariku juga tidak akan terganggu. Kenyataan nya semuanya tidak bisa kembali semula dengan mudah.

Tapi setidaknya jika aku pikir pikir, aku tidak mendapatkan pesan yang menyinggung lagi belakangan hari ini. Apa yang terjadi? apakah mereka sudah bosan, atau apakah ini ulah Kashel?

Aku pun Melawati sebelas IPS 1, anehnya tidak seperti biasa tidak ada murid yang berkumpul di depan kelas mereka sekarang, Itu aneh.

Dan saat aku ingin masuk kelas, pintunya di tutup lalu seketika itulah jantungku langsung bergemuruh, aku dapat merasakan kejadian kemarin terulang kembali. Bayang bayang itu semuanya perlahan muncul dengan jelas, apakah tidak akan ada yang berubah?

Namun, kali ini berbeda, kelasku tidak dalam keadaan hening tetapi malah ribut kali ini.

Dengan sekuat hatiku, aku mendorong pintu itu perlahan, sehingga kedua pintu tersebut terbuka lebar dihadapan ku, berbeda dengan apa yang ada di bayangan ku tidak ada ember berisi air jatuh dari atas.

Melainkan keadaan ramai yang berpusat pada satu titik dan aku sangat mengenalnya itu adalah bangku ku yang sedang dikelilingi oleh murid yang ramai.

Saat aku mendekat, semua orang menoleh kearah ku dan disitulah aku jadi tahu bahwa yang sedang duduk di kursi Berlinda adalah Kashel.

Dia nampak sedang berbicara dengan Ferdo dan Lorenza seperti belum mengetahui aku berada disini, kemudian salah satu temannya menegur nya dan saat itulah pertama kalinya kami bertatapan setelah beberapa hari.

Aku tertegun melihatnya dia seperti banyak berubah, area disekitar matanya jadi lebih gelap, rambutnya yang semakin berantakan dan mukanya yang lebih pucat dari biasanya, dia nampak lelah.

"Jan" Tegur Ferdo saat melihatku, aku hanya menaikkan alisku sekilas lalu meletakkan tas ku di sebelah Kashel yang sedang duduk di bangku Berlinda tanpa berkata apa apa.

Suasana seakan menjadi runyam saat aku datang, Kashel sepertinya juga tidak ingin memulai percakapan apapun dia hanya menatapku terus menerus.

Aku mengabaikan tatapannya karena itu pasti akan menjadi sangat canggung, aku tidak tahan berada di situasi seperti itu. Lebih baik aku pergi saja.

Malah ini seperti kembali seperti semula, Kashel yang akrab dengan semua orang dan aku yang memang biasanya akan berada di luar kelas setiap pagi hari sebelum kelas pertama dimulai.

"Za temenin gue ke kantin kuy" karena tidak nyaman aku pun memandang Lorenza dan berkata seperti itu kepadanya.

"Kuy" secara otomatis Lorenza langsung berdiri dan memegang tanganku, lalu membawa ku pergi menjauh dari sana. Dia memang paling kenal dengan diriku.

Aku pun meninggal kelas dengan rasa dingin yang masih bisa ku rasakan di punggung ku. Saat sudah menjauh dari sana aku meregangkan tanganku, rasanya jadi jauh lebih tenang saat aku bersama Lorenza.

"Apa kabar lo jan?" Aku menguap saat Lorenza menanyakan hal klise seperti itu kepada ku.

"Kan semuanya gue udah ceritain ke lo, jadi lo gaperlu nanya lagi kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOO!TICEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang