12. Anger

680 59 1
                                    


===


Nafasku menderu aku menatap mata elang itu yang saat ini sedang menatapku dalam, aku melihat ada yang berbeda dari tatapannya, dia terlihat sangat khawatir tidak seperti biasanya, matanya terlihat lebih hitam dari biasanya dan cahaya dimatanya juga telah hilang.

Semua terjadi dengan cepat, tepat disaat Arkala ingin mencekik ku Kashel menendang pintu kelas sebelas IPS 2 yang sudah di kunci oleh teman Arkala saat aku masuk ke kelas tadi. Hal itu membuat seisi kelas terkejut, pekikan siswi terdengar nyaring.

Saat melihat Kashel pandanganku langsung buram, aku tidak bisa menahan diriku sendiri untuk tidak berkaca kaca, Kashel langsung melangkah memegang kedua lenganku seolah ingin memastikan tidak ada luka serius di tubuhku.

Setelah itu Kashel menoleh kearah Arkala, aku bisa melihat dirinya yang terlihat sangat marah, jantungku yang sempat tenang disaat dia datang  kembali berdebar kencang apalagi disaat dia melangkah dengan cepat lalu menendang perut Arkala sampai Arkala terjatuh.

"AAAA!" Suara teman teman perempuan ku langsung terdengar nyaring, aku bahkan hanya bisa terpaku disaat Kashel sudah menindih Arkala dan memukulinya tanpa henti.

"LO SEMUA PALSU! DIDEPAN GUE DOANG LO KAYA SENANG GUE DEKATIN DIA, TAPI DIDEPAN DIA KALIAN KAYA SAMPAH, PENGECUT!! PALSU KALIAN SEMUA!!" Kashel berteriak kencang membuat orang orang yang tadinya ingin menghentikan aksinya kembali mundur beberapa langkah. Pikiran ku kacau tapi aku bisa tau ada dari mereka yang mulai berlari untuk mencari guru.

"GUE KIRA KALIAN SEMUA TEMAN BAIK! YANG NGEDUKUNG GUE SEPENUHNYA! TAPI TERNYATA KALIAN BANYAK BACOT DOANG! DIA CEWEK GUE KENAPA LO GITU?! ANJING KALIAN SEMUA!!!" Keadaan disekitar kami mulai ramai dan heboh, anak anak dari kelas lain mulai berdatangan untuk melihat apa yang sedang terjadi dengan desak desakan.

Tapi aku hanya bisa terfokus kepada Kashel, aku menutup mulutku mulai merasakan isakan yang tidak bisa dikendalikan oleh diriku sendiri, ya aku memanglah orang yang lemah, aku yang selama ini hidup di antara sayap sayap orang disekitar ku tentu belum siap menghadapi situasi ini, aku hanya selalu mencoba untuk tidak menunjukkan sisi menyedihkan ku karena bagiku terlihat menyedihkan itu rasanya sangat buruk.

Aku tersentak disaat Arkala memegang kerah Kashel dan berhasil menghentikan tinjuannya "APA YANG LO HARAPIN EL?! SEJAK DULU LO SELALU DI LINGKUNGAN INI!! JANGAN BANYAK DRAMA!!" Arkala mengakhiri ucapannya dengan sebuah tinjuan tepat di dada Kashel aku menegang seketika melihat itu.

Keadaan semakin memanas, kursi dan meja dikelas sudah berantakan, siswi siswi di dalam kelas mulai pergi keluar karena ketakutan sedangkan aku semakin bisa melihat jelas apa yang sedang terjadi di hadapanku saat ini.

Arkala dan Kashel mulai saling menyakiti satu sama lain, aneh disaat sudah terbiasa melihat mereka  bersama dan akhirnya berakhir seperti ini, apakah mereka benar benar seorang teman?

"Hey hey hentikan mereka!"

"Ayo sama sama!"

"Woy hentiin mereka, gabakal selesai itu!"

"Panggil guru woy, gurunya mana?!"

Sayup sayup aku bisa mendengar suara suara mereka berteriak keras mencoba meredakan situasi, mencoba mengalahkan suara ribut dari keramaian. Aku meremas rok ku yang masih terasa basah disaat Kashel membanting Arkala ke tumpukan bangku dengan keras.

"Ash.. " Ada gerakan di dalam hatiku untuk memanggil nya seperti itu karena aku melihat Kashel ingin memukul Arkala bertubi tubi lagi.

Aku terkejut disaat Kashel langsung menoleh kearah ku, seketika dia menghentikan aksinya, aku melihat Arkala terbatuk batuk sambil memegang perutnya, teman teman Arkala langsung menghampiri nya mencoba membantu laki laki itu.

Kashel dengan langkah lebar mendekatiku, aku merasakan dia langsung menyisir rambutku kebelakang dengan lembut disaat kami sudah berhadapan "Maaf.. maafin gue, jangan nangis.." anehnya disaat aku mendengar suara lembut dan rendahnya itu aku semakin terisak kencang, aku mengusap usap mataku menutupi muka ku sebisa mungkin karena aku tau kami pasti sedang menjadi tontonan banyak orang sekarang.

"Ada apa ini?! Kenapa kalian berkerumun disini?!" Tangisan ku terhenti seketika, jantungku seperti terjatuh aku langsung menatap Kashel yang saat ini sedang menoleh kesamping, kami kenal betul suara itu yang berasal dari guru BK kami.

"Arkala! Kashel! ikut dengan saya ke ruang BK sekarang!!" Aku melirik Arkala yang sedang terduduk, dia memegangi perutnya sambil terkekeh kekeh kecil lalu dia pun berdiri berjalan santai sambil mengantongi kedua tangannya di sakunya, sepertinya memang benar ada yang salah dengan cowok itu.

Aku meremas kemeja Kashel, Kashel menatapku mengangguk tenang seakan berkata 'Tidak apa apa' lalu dia mengusap kepalaku sekilas, dia melirik ke sekitar nya.

"Berlinda" Aku mengangkat kepalaku sepenuhnya disaat Kashel bersuara rendah memanggil nama teman sebangku ku.

"Ya?"

"Tolong bantu Arsyana." Aku dan Berlinda saling menatap sekarang, Berlinda hanya mengangguk tenang, aku tau kami sangat memahami apa yang dimaksudnya.

"Oke" balas Berlinda tanpa melepaskan tatapannya dariku.

"Kalo ada diantara kalian masih ganggu Arsyana, kalian berurusan sama gue." Aku mendengar Kashel menekan setiap katanya dengan wajahnya yang dipenuhi ungu dan biru, di sanalah aku merasakannya Kashel benar benar seseorang yang kuat.

Beberapa dari mereka membalas Kashel dengan anggukan sedangkan sisanya hanya terdiam dan setelah itu barulah Kashel pergi meninggalkan kelas untuk menyusul guru BK kami.

Aku menatap kearah mejaku lalu keluar dari kelas, semuanya menatapku sebentar tanpa mengatakan sepatah kata pun lalu mereka perlahan dengan sendirinya bubar dari kerumunan, Berlinda menahan pergelangan tanganku.

"Lo mau kemana?" Aku menatapnya datar lalu memutar kunci di telunjuk ku satu kali.

"Pulang, harga diri gue lagi habis sekarang."

===

Di ruangan dengan pencahayaan minim, seseorang sedang menatap ke arah layar handphone nya dengan intens. Dia mengangkat satu kakinya ke atas paha dengan santai sambil tersenyum merekah.

Pemuda disebelah nya mengernyit aneh melihat orang disebelahnya terlihat begitu bahagia "Lo kenapa?" tanya nya dengan suara rendah menghembuskan asap nikotin dari mulutnya.

Pemuda dengan handphone di tangannya hanya diam sambil menunjukkan apa yang dia lihat, pemuda dengan sebatang rokok diantara dua jarinya mengangkat sebelah alis namun sedetik kemudian dia ikut terkekeh kecil.

"Kayaknya Arlenta lagi gempar."

"That's right"

"Tapi yang nyebar video ini lebih dalam bahaya"

Tiba tiba pemuda pemilik handphone itu tertawa lepas "Lo salah cewek di video itu yang lebih dalam bahaya, nantang Arkala terang terangan kaya gitu."

Pemuda itu menghembuskan asap dari mulutnya sekali lagi lalu membuang dan menginjak puntung rokok itu "Sama aja siapapun yang nyari masalah dengan Arkala bakal dalam bahaya."

Pemuda disebelahnya menyenderkan tubuhnya, melanjutkan kegiatan menaikkan level di handphone nya itu ".. Gue jadi penasaran sama cewek itu."

"Lo gatau siapa cewek itu?"

"..No? who is she?"

"Dia ceweknya Kael, namanya Arsyana Rinjani kalo ga salah."







NEXT





















































NOO!TICEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang