15. Meet

458 76 4
                                    

===

Kashel, adalah nama yang terukir di dalam jiwaku sejak lama. Seharusnya aku bahagia telah diberikan sebuah nama oleh kedua orang tua ku, terlebih lagi nama itu adalah singkatan dari nama kedua orang tua ku, tapi kenapa setiap aku mendengar nama ku sendiri di panggil aku akan teringat sebuah kenangan lama.

Sebuah kenangan yang tidak ingin ku kenang, nama kedua orang tuaku yang terukir bersama pada namaku hanya akan menjadi sebuah masa lalu, tapi untukku, aku akan selalu membawa masa lalu itu kemana mana seumur hidupku dengan jiwa dan raga ini.

Aku selalu terkekeh saat berpikir itu tidak adil, sepertinya aku bahkan tidak diizinkan untuk melupakan masa lalu sedetik saja.

Tapi semuanya tidak begitu buruk disaat gadis itu yang memanggil namaku.

Ah aku merindukan suaranya, kira kira apa yang sedang gadis itu lakukan saat ini? aku hanya bisa berharap dia tidak sendiri disaat runtuh, setidaknya walaupun bukan aku untuk saat ini aku harap dia tidak sendiri.

Aku menghembuskan asap nikotin itu, tidak ada kisah seseorang mengatakan "aku hanya ingin mencoba satu kali saja" setelah itu berhenti untuk mencobanya lagi dan lagi, itu yang terjadi pada seorang perokok dan rokoknya.

Lalu aku mulai merasa gila, sampai aku berpikir begitu juga hubunganku dengan Arsyana Rinjani.

"Gue dengar Lo bertengkar dengan Arkala gara gara cewek?" Aku membuka mataku dengan perlahan disaat mendengar suara itu.

"Kenapa? lo mihak Arkala?" Aku bertanya padanya ingin mengetahui apa maksud dari perkataan nya barusan.

Laki laki itu hanya menggeleng "Lo tau kan diantara kita gaada kata itu." Ujarnya, tentu saja aku bahkan tau betul saat ini dia sedang bosan bahkan kedua kakinya sudah berada di atas meja yang menengahi kami sekarang.

Hening menyelimuti ruangan itu untuk beberapa saat, aku mencoba mengabaikan laki laki itu dan terus fokus dengan sebatang rokok diantara kedua jariku.

"Gue lihat vidio itu." Satu kalimat itu mampu membuat diriku terpaku seolah olah ada sinyal hebat yang menyentrum ku, aku hanya bisa terdiam.

"Lo bukan tipe orang yang nyalakan rokok itu cuma untuk senang senang." Ya aku tau, dia sangat mengenalku bahkan semua diantara kami sangat mengenal sifat buruk satu sama lain dengan baik.

Aku melihat laki laki itu menyilangkan tangannya di dada menatapku dengan senyuman tipis.

"Hey El, bilang sama gue.. Gadis itu sehebat itu ya?" Aku langsung menatapnya tajam, ada rasa gelisah muncul di hatiku membuat ku bertanya tanya apa yang akan dia lakukan?

"Pastinya dia hebat sekali kan? buktinya dia menundukkan Kashel Grazio sampai jadi kaya gini."

"Jangan mancing emosi gue, Seth." Laki laki itu bernama Seth Rougen, seseorang yang suka menghabiskan waktu nya untuk hal yang sia sia, itulah pandangan ku tentangnya.

"Hey El, bahkan sekarang gue gak  boleh tanya?"

"Lo boleh tanya apa pun selain dia Seth.. bahkan kalo lo bisa jangan sekali kali sebut nama dia."

"Jangan ikut campur urusan gue Seth lo ga akan membantu apa apa, urus hidup lo sendiri yang kacau itu."

Seth terdiam lalu dia terkekeh kecil, dia mengangkat kedua bahunya sekilas "Bukan gue yang ikut campur tapi Skylar."

Aku menaikkan sebelah alisku saat mendengar nama bocah gila itu "Skylar? apa maksud lo?"

Seth mengambil sebuah makanan lalu memakannya dengan kedua kaki yang saat ini masih berada di atas meja.

NOO!TICEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang