7. Who's he?

55 4 0
                                    

"Bahkan seseorang yang tidak pernah kita duga, bisa menjadi ular paling mematikan."

▪︎▪︎▪︎▪︎

“Mau pulang sendiri atau perlu saya antar?”

Lelaki itu tertawa kecil. Ia menghirup napas panjang lalu menunduk sembari menatap tangan kanan yang memegang erat perutnya karena darah segar terus keluar dari sana.

Lelaki itu kembali mendongak dan menatap seseorang yang ada di depannya. “Saya tahu kamu tidak akan bisa melakukan itu kepadaku.”

Ia mengangkat sedikit sudut bibirnya. "Really? Atas apa yang sudah saya lakukan kamu masih berharap saya kasihan pada kamu?"

Lelaki itu menjatuhkan dirinya dan terbatuk-batuk hingga batuknya mengeluarkan darah. Tidak dipungkiri jika tipu muslihat seseorang yang ada di depannya sungguh dahsyat. Ia memang sangat pintar menutupi semuanya, dan bermain dengan sangat baik.

"Jika hari ini kamu membunuh saya, dapat dipastikan hidupmu tidak akan bahagia," ujar lelaki itu hingga membuat seseorang yang berdiri di depannya membalikkan tubuh.

Mata kedua orang itu menatap seseorang yang berdiri dengan jarak yang cukup jauh namun masih bisa dilihat oleh mata. Seseorang itu menggunakan pakaian serba hitam dan tak lupa kaca mata hitam. Ia berdiri sembari melihat pertunjukkan yang ada di depannya.

Ia membalikkan kembali tubuhnya dan ikut berjongkok di depan lelaki ini. "Biar dia yang menjadi saksi bahwa saya sudah membunuhmu sore ini."

Seorang itu meraih pisaunya dan mendekatkannya pada wajah lelaki yang ada di depannya. Senyum yang tak pernah pudar melihat lelaki di depannya seperti merasakan sakit yang luar biasa.

Pisau itu mulai menggores pipinya dengan sangat pelan hingga ia sangat merasakan setiap inci rasa sakit yang dilakukan oleh seseorang di depannya.

Ia mendorong lelaki yang lemah tak berdaya ini ke belakang, hingga bebatuan kecil yang ada di pinggir tebing berjatuhan ke laut yang ada di bawah sana.

"Tuhan akan membalas perbuatanmu!"

"Sayangnya saya tidak percaya, Tuhan," balasnya yang tersenyum licik.

"Tidur yang tenang Kenzo-ku sayang," ujarnya setelah itu sebuah pisau menyayat lehernya dan tubuh lelaki itu perlahan terjatuh ke lautan akibat dorongan dari seseorang yang ada di depannya.

Byur!

“Permainan dimulai," ucapnya lalu melepas kaca mata hitam miliknya dan pergi setelah pertunjukkan di depannya sudah berakhir.

Ingatan beberapa tahun lalu muncul kembali dalam otaknya. Seseorang yang duduk di bangku kayu sembari melihat sebuah bingkai foto yang terpanjang di tembok depannya membuatnya tidak akan bisa melupakan kejadian beberapa tahu lalu.

Ia bangkit dari posisi duduknya lalu mengambil bingkai foto. "Kalo dari dulu nggak ingin gue ada di dunia, jangan lahirin gue bodoh!"

Pyarrr....

Seorang itu membanting bingkai foto ke lantai membuat kaca yang ada di bingkai itu pecah berserakan. Tak memperdulikan pecahan kaca yang tersebar di mana- mana, ia melangkah keluar dadi dalam rumahnya.

°°°°°°

Malam ini seorang laki-laki tengah berada di supermarket yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Hujan deras yang turun, membuat supermarket ini tidak ramai pembeli.

An AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang