9. Flashback

36 4 0
                                    


"Kesempatan bersama dengan putri saya hanya sekali, dan jika kesempatan itu kamu sia-siakan, maka tidak ada lagi kesempatan kedua untuk kamu."

—Ernando

••••••

Malam ini di sebuah kafe terlihat dua orang lelaki tengah membicarakan sesuatu dengan dua cangkir kopi panas di depan mereka. Kafe yang buka dua puluh empat jam ini menjadi tempat untuk keduanya bertemu, di luar juga terlihat hujan yang sangat lebat, hingga membuat hawa malam kali ini semakin dingin.

"Gaffi Raffaeyza," ujar pria di depan Gaffi. "Kamu pasti kenal pemilik buku ini." Pria itu memberikan sebuah buku hitam yanng masih terkunci.

Gaffi mengambil buku itu. "Kenzo Zeeshan," gumamnya yang membaca ukiran tulisan di depan buku hitam itu.

"Saya Ernando ayah dari Kenzo, sekaligus orang yang sudah menyelamatkan adik kamu dari penculikan anak dua tahun lalu," ucap Ernando.

Seketika otak Gaffi berputar mengingat pria yang dua tahun lalu sudah menyelamatkan adiknya dari sekelompok penculik yang akan menculik adiknya. Ia tidak akan pernah lupa akan kejadian itu, dan lagi bundanya juga berjanji akan membalas budi pada seorang yang sudah menyelamatkan adiknya.

Tentang Kenzo, dirinya memang mengenal lelaki itu. Namun ia tidak pernah bertemu Kenzo lagi, entah apa yang terjadi pada Kenzo, karena lelaki itu seperti hilang ditelan bumi.

Umurnya tiga tahun lebih muda dari Kenzo, dulu ia mengenal lelaki itu karena ia menolong Kenzo yang kecelakaan, setelah itu dirinya dan Kenzo bersahabat sangat dekat.

"Bang Kenzo di mana sekarang?" tanya Gaffi.

"Tiga tahun lalu Kenzo dibunuh seseorang, dan sampai sekarang jasadnya belum ketemu. Saya sudah mencari ke mana-mana namun tetap tidak ketemu," ujar Ernando yang membuat Gaffi begitu terkejut.

"Pelakunya?"

Ernando menggeleng lemah, ia menatap keluar jendela. "Belum tahu."

"Kejadian itu sudah tiga tahun lalu, tapi sampai sekarang belum juga ketemu pelakunya?" Gaffi tak habis pikir dengan ini.

"Saya sudah menemui mama kamu tiga hari yang lalu, Aera tidak mau berhutang budi pada saya, jadi apapun yang saya mau jika itu baik maka akan Aera bantu dan turuti." Ernando mengeluarkan sebuah kunci kecil dari saku celananya, lalu mengambil kembali buku hitam yang ada di tangan Gaffi.

Perlahan Ernando membuka buku yang tengah terkunci itu. Tak butuh waktu lama buku hitam itu terbuka. Mata Ernando mematap Gaffi yang juga sedang menatapnya.

"Sebelumnya saya tidak kenal kamu, apalagi keluarga kamu. Tapi Kenzo sempat menulis nama kamu di dalam buku ini, bahkan saya sendiri tidak tahu bagaimana Kenzo membuka buku ini, karena kunci buku ini hanya satu dan itu saya yang pegang," jelas Ernando.

"Buku ini adalah buku perjanjian antara pemilik buku dengan saya. Tidak ada yang berani melanggar penjanjian di buku ini. Namun, sebelum menghilang, sepertinya Kenzo menulis sesuatu di buku ini. Bukan sebuah perjanjian, melainkan sebuah permohonan dan suatu petunjuk."

Ernando membuka buku itu lalu memperlihatkan tulisan terakhir yang Kenzo tulis.

Ernando membuka buku itu lalu memperlihatkan tulisan terakhir yang Kenzo tulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
An AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang