13|| Heaven Adelino

5.2K 404 110
                                    

Follow Instagram

@arcalion.danuarta
@syauqi.alghifarii
@daniel.pradanaa
@sarga.pranata
@haikal.bagaskara
@kingsword.gang
@lorenza.aiswara
@wp_penasenja04
@arczdaa_

.

.

.

.

Sedari tadi Lorenza melamun seraya senyum-senyum sendiri di gazebo lapangan basket. Para siswa yang hendak pulang sekolah melihat Lorenza menjadi heran sendiri, mungkinkah cewek bar-bar itu menjadi orang gila?

Kalista yang berpangkat sebagai sahabat sehidup semati Lorenza itu hanya nyengir kuda menanggapi tatapan para siswa yang memandangi sahabatnya itu. Ia beralih menatap ke arah Lorenza, dan memang benar sahabatnya itu nyaris mendekati kata gila.

"Gue anterin ke RSJ ya, Za? Takut tambah parah." Kalista berusaha menarik lengan Lorenza agar sahabatnya itu ikut berdiri.

"Lo kira gue gila? Gue tuh lagi bahagia soalnya Lion perhatian ke gue," balas Lorenza seraya kembali mendudukkan dirinya di gazebo.

"Hah?! Emang Lion perhatian gimana? Orang mukanya cuma datar kek gitu mana bisa romantis," cibir Kalista.

"Tapi ... Lion sama gue itu so sweet, Kok lo ngga percaya sihh." Lorenza menatap Kalista heran.

"Bukannya nhga percaya, tapi kek ... ngga mungkin gitu lohh, Za," sanggah Kalista.

Lorenza menghadapkan tubuhnya ke arah Kalista, ia menangkupkan kedua tangannya seraya menatap Kalista dengan tatapan pias.

"Gue pengen Lion tau, kalo gue itu suka banget sama dia. Rasa suka gue selama dua tahun masih sama Ta, gue pengen banget ngungkapin," ujar Lorenza dengan raut wajah sendunya.

"Lo kok terang-terangan banget sih suka sama Lion. Cewek ya, di mana-mana kalo suka sama cowok pasti malu-malu. Ngga kayak lo yang frontal plus barbar."

"Ya gimana ya, prinsip gue, kalo suka sama orang langsung sat-set aja lahh. Kagak usah ada acara ngecrus diam-diam, soalnya kalo kayak gitu cowok jarang peka. Apalagi Lion orangnya anti romantic. Nahhh, daripada gue keduluan sama cewek lain mendingan gue duluan, ya ngga?"

Kalista yang mendengar curhatan sahabatnya itu hanya biasa mengelus-elus pundak Lorenza. "Bener juga sih omongan lo, Za. Andai aja Lion kayak Rendra yang terlalu peka mesti lu udah di tembak."

"Gue kalo di tembak ya mati goblok!! gimana sih ni anak," Lorenza menatap jengah kearah Kalista.

"Elu yang goblok!! maksud gue tuh kek Lion nyatain perasaannya terus bilang 'Lu mau jadi pacar gue ga?' gitu tolol."

"Ngomong dong dari tadi,"

"Lo nya aja yang lola,"

"Makanya kasih cara biar Lion sat-set."

"Gue ada cara supaya Lion tau kalo ada wanita secantik lo ini sedang menunggu kepastian," ujar Kalista dengan gaya bertopang dagu layaknya seperti orang yang baru saja menemukan sebuah ide.

ARCALIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang