15|| Perihal Minta Maaf

4.9K 407 118
                                    

Follow Instagram

@arcalion.danuarta
@syauqi.alghifarii
@daniel.pradanaa
@sarga.pranata
@haikal.bagaskara
@kingsword.gang
@lorenza.aiswara
@wp_penasenja04
@arczdaa_
.

.

.

.

.

Langit sudah mulai gelap. Adzan Maghrib pun mulai berkumandang dipenjuru kota. Namun seorang gadis cantik yang bernama lengkap Lorenzo Aiswara itu masih saja setia menutup matanya yang terbaring diatas brankar usai diberi penanganan oleh dokter.

"Lorenza nyenyak banget dahh tidurnya, kagak bangun-bangun," celetuk Daniel yang duduk di sofa seberang brankar Lorenza.

"Kan dikasih bius, tolol lo El. Masak kayak gitu gatau," sahut Sarga yang merasa jengkel atas perkataan Daniel.

"Elahhh, gue cuma ngomong doang anjirr,"

"Udahh diem, gue pusing denger suara kalian." Ujar Haikal yang duduk di sebelah Daniel seraya memejamkan matanya.

Daniel menolehkan kepalanya menghadap ke Haikal yang nampak kelelahan. Dapat dilihat kantong mata cowok berzodiak gemini itu nampak hitam,dan bibirnya pun namnpak pucat. "Lo kenapa Kal? Jualan nasi bungkus lo nggak laku?"

Haikal menggelengkan kepalanya, "Bukan itu, gue pusing mikir jatah bulanan Husain, belum lagi biaya pengobatannya."

"Husain? Adek lo yang tinggal di Asrama milik abinya Syauqi kan?" tanya Sarga kala mengingat nama adek laki-laki Haikal.

"Iya Ga, adek gue si Husain yang dulu waktu kecilnya pernah gue bawa ke markas besar."

"Sekarang udah kelas berapa adek lo, Kal?" tanya Lion.

"Kelas 1 SMP boss, dulu kan waktu gue ajak ke markas masih kelas 5 SD."

Haikal yang dulu semasa kecilnya tumbuh dikeberadaan keluarga yang berkecukupan berubah drastis saat ayahnya memilih untuk pergi meninggalkan keluarganya demi wanita lain disaat dirinya masih kelas 9 SMP. Pasca di tinggalkan sang ayah, ibu Haikal lah yang harus menggantikan posisi ayah untuknya dan untuk adeknya. Ibunya memulai usaha dengan membuka catering makanan saat Haikal menjadi siswa di SMANKA. Haikal yang mulai mengerti dengan keadaan pun berinisiatif untuk membantu ibunya. Ia berkeliling ke cafe atau tongkrongan anak remaja untuk menitipkan dagangan ibunya, mulai dari nasi bungkus, sundukan, dan jajanan pasar. Ibunya juga bersedia memasak berbagai macam makanan, tergantung permintaan sang pemilik cafe atau Angkringan yang sudah berbaik hati menerima titipan dagangan ibunya.

"Gausah terlalu dipikir Kal, nanti gue yang tanggung jatah bulanan adek lo," kata Lion.

"Nggak bos, gue udah banyak ngerepotin lo. Bulan kemarin aja lo udah bantuin gue buat bangun cafe, masak bulan ini mau lo bantu lagi, kesannya gue malah kayak orang nggak tau diri." Balas Haikal diikuti cengiran khasnya.

Haikal berpikir harusnya ia tadi tidak mengeluhkan masalahnya kepada teman-temannya, karena jika ia mengeluh ia akan terlihat rapuh dan menyedihkan. Bulan lalu ia terciduk oleh Lion karena ikut balapan liar demi mencukupi kebutuhan adeknya di Asrama. Memang dari segi biaya Asrama Syauqi menggratiskan biaya Husain. Namun untuk biaya sekolah ia yang membayar sendiri, karena Asrama milik orang tua Syauqi tidak menyediakan sekolah umum.

ARCALIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang