31|| Calon Menantu Keluarga Danuarta

2.1K 229 102
                                    

Follow Instagram

@arcalion.danuarta
@syauqi.alghifarii
@daniel.pradanaa
@sarga.pranata
@haikal.bagaskara
@kingsword.gang
@lorenza.aiswara
@wp_penasenja04
@arczdaa_

.

.

.

.

Sejak tadi, Daniel tidak mengalihkan tatapannya sedikit pun dari Heaven yang terduduk di sofa sebelahnya. Hawa canggung saat ini begitu terasa, bisa di lihat Heaven yang acuh kepada dirinya tak berkata sepatah kata apapun.

"Mendingan pulang gue, kalo kehadiran gue di sisni cuma lo anggurin," kata Daniel.

Heaven mendongakkan kepalanya menatap Daniel yang telah berdiri untuk bersiap pulang. "Elahh, baperan amat lo." Heaven menarik lengan sahabat lamanya itu untuk duduk kembali di sampingnya.

"Sahabat, lo nggak kangen gue??" tanya Heaven seraya merangkul bahu Daniel.

"Lebih ke muak sihh, liat wajah lo kayak papan triplek." Ungkap Daniel terang terangan.

Rangkulan yang Heaven berikan ia ganti dengan toyoran di kepala Daniel. "Mulut lo kalo ngomong masih suka ceplas ceplos juga, ya."

Daniel menghelai napas berat. "Bawaan dari lahir, ini salah satu kelebihan gue kayaknya."

"Kelebihan lo agak nyeleneh juga,ya."

Daniel mengangguk setuju mendengar penuturan Heaven. "Gue doain anak lo nanti punya kelebihan kayak gue dehh."

"Doa lo jelek, ngga bakal di denger Tuhan."

"iya dehh, ngikut."

Usai percakapan singkat itu mereka kembali terdiam. Jujur Heaven maupun Daniel bingung mau memulai percakapan lagi, hingga akhirnya Daniel lah yang memulai percakapan.

"Cerita Ven, kenapa kok lo bisa sampai dikeroyok geng gue." Daniel merpatkan duduknya, berniat mendengarkan cerita dari Heaven.

"Ekhem, jadi gini ... pada zaman dahulu...,"

Raut wajah Daniel langsung berubah jadi datar dalam hitungan detik. "Ckk, Ven. Serius napa."

"Iya-iya, jadi waktu gue mau otw ke markas, gue gasengaja liat Bargas sama Askar dipinggir jalan,"

"Hooh, terus?"

"Sabar anying, bibir gue berdarah," Heaven meraih tisu di atas meja lalu ia gunakan untuk membersihkan darahnya yang kembali ngalir. "ceritanya nanti aja El, bibir gue perih banget."

"Gaada, cerita sekarang!! Gue terlanjur penasaran."

"Hahhh!! Karena posisinya si Askar bawa kawan dan Bargas sendirian gue jadi khawatir kalo dia bakal dikeroyok. Walaupun Bargas kayak Bangsat dia tetep ketua geng gue dan akhirnya gue nyamperin dia dengan maksud mau bantuin dia kalo sewaktu-waktu dia kena hajar. Tapi asal lo tau El, waktu jarak gue dan Bargas semakin dekat, dia malah berjabat tangan sama Askar."

ARCALIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang