Part 32

257 15 5
                                    

Malam itu benar benar terjadi, tak lama sidang perceraian telah selesai. Syifa resmi berpisah dan kembali di garis masing masing kehidupannya, menatap nanar kota yang akan ia tinggalkan. Tak ada pamit kali ini ia akan menghilang untuk cintanya dan juga keluarganya.

         " Selamat tinggal kamu, selamat tinggal kenangan " deru nafas Syifa masih jelas terdengar sejak palu berbunyi.

         " Maaf mas aku membawanya tanpa memberi tahumu " Syifa kembali mengucapkan kalimat yang sudah ia ucapkan berkali kali di hatinya.

         Beginila akhirnya yang menyakiti akan tersakiti, itulah karma yang sedang Syifa rasakan menurutnya. Tak ada lagi cinta setelah ini tak ada lagi hati yang akan ia hancurkan. Mengikuti langkah kaki yang entah berantah membawanya kemana dengan berbekalan tekat Syifa kembali menghilang namun kali ini untuk selamanya. Kini tujuannya hanya satu membesarkan anaknya dengan segala upaya yang dia punya.

         " Berbahagia lah sayang mama bersamamu " ucapan itu tepat terucap saat matanya tak segaja menatap keluarga nya.

         " Syifa ayo " Indah tau sahabatnya kini sedang hancur.

         " Semangat, kamu punya aku sama calon debay " Indah memeluk erat Syifa, rasanya ia percaya ternyata banyak semesta yang seakan mempermainkan manusia.

         " Aku kuat " hanya itu yang mampu terucap kini dan membalas pelukan sahabat yang selalu ada untuknya.

         " Kini berjanjilah Syif untuk tetap bahagia, aku bersamamu itu janjiku " Indah menghapus tiap tetesan yang akan jatuh dan kembali menatap sahabatnya itu

         " Tinggal bersamaku saja bagaimana? " indah menawarkan kembali tawarannya

         " Tidak usah Ndah aku akan tetap memilih tujuanku " Syifa mengenggam tangan sahabatnya itu untuk memberitahu ia mampu sendiri dan kembali melanjutkan hidupnya
         " Berjanji lah untuk terus bahagia? " Tanya indah

         " Tentu " Ucap Syifa

         " Dan akan terus bahagia " lanjutnya

   Mungkin ini bukan akhir dari segalanya namun awal dari semuanya. Berbahagialah mas, aku akan benar-benar melepasmu.


----
     
         Agatha menatap nanar segalanya, semuanya hancur Syifa pergi entah kemana lagi. Menatap bunda yang kini kembali menatap semuanya kosong, untuk kesekian kalinya ia kehilangan putrinya lagi. Bahkan untuk mengutuk takdirpun ia tak sanggup.

         " Bunda makan dulu yuk " Ajak Agatha, sudah sejak perginya Syifa dari pengadilan itu bunda menunggu pulangnya Syifa namun tak kunjung tiba.

         " Tha, Syifa kemana ya nak. Dia gak ninggalin kita lagi kan? " Bunda bertanya hanya itu ke itu saja membuat ulu hati Agatha teriris perih melihat bundanya seakan tak berniat untuk hidup lagi.

         " Bunda dengarin Agatha ya, kita do'akan Syifa secepatnya pulang dan kembali berkumpul bersama lagi " Seraya mengucapkan kalimat penenang itu suapan demi suapan di terima oleh bunda.

         Bunda hanya bunda yang merasa kehilangan semua orang hampir begitu, sejak Syifa benar-benar meninggalkan semuanya. Papa begitu sibuk bekerja tanpa kenal waktu dan bunda yang terkadang melamun hingga menangis. Jangan tanya bagaimana mas Rizky tentu saja dia juga seakan kehilangan jiwanya. Bagaimana bisa dua wanita yang berharga baginya pergi darinya. Seakan tak sanggup lagi dengan semuanya Agatha bertekat akan mengembalikan kebahagian di keluarganya. Itulah janji Agatha.

         " Setelah ini berbahagialah untukku dan keluargaku " Batin Agatha
         " Berbahagialah Syifa aku selalu mendukung setiap langkahmu " Agatha kembali menatap foto pajangan yang terpajang jelas di kamar bunda, foto yang berisikan dirinya dan juga Syifa. Bahkan bunda tak pernah membeda-bedakan putrinya.
          " Aku akan menjaga papa dan bunda Disini "

Segores Luka Dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang