part 3

105 87 75
                                    

Pemandangan yang begitu indah mengiringi perjalanan dari mereka menuju ke rumahnya, sebelum sampai rumah Azka dan teman- temannya mendatangi Ricardo karena masalah yang terjadi di restoran.

Azka yang bermain keroyokan tersebut, membuat Olivia makin tidak menyukai hal yang di lakukan olehnya, Olivia langsung meminta bantuan kepada warga yang ada di sana untuk memisahkan antara Ricardo dan Azka cs.

Ricardo yang muka babak-belur oleh pengeroyokan, Olivia langsung membersihkan semua luka pada muka Ricardo yang baru saja menjaga dirinya dari Azka.

  
“ aku sudah beritahu tadi, kamu masih saja keras kepala, aku tidak enak sama kakakmu” nasehat Olivia sambil pencet luka Ricardo dengan kapas

“ Aku tidak mau melihat kamu kenapa-kenapa, tetapi memang sudah takdir aku luka seperti ini” kata Ricardo sambil menahan sakit

“ semisalnya kakakmu menanyakan soal masalah yang kamu lakukan, aku tidak mau melihat kakakmu khawatir” ucap Olivia

“aku akan memberikan kabar kepada kakakku bahwa aku menjaga kamu dari preman yang ingin mengganggumu, pasti kakakku akan senang melihat aku bisa bertanggung jawab dan menepati janjiku kepada kakakmu” tutur Ricardo

“tetapi aku merasa bersalah kepada kakakmu, masalahnya ini kamu seperti karena ulah dari mantanku” cakap Olivia sambil menekan luka Ricardo.

“ pelan-pelan!!” jerit Ricardo sambil tersenyum.

“ aku minta maaf, semisalnya tadi aku terlalu keras mengobati dirimu” ucap Olivia.

“ Aku akan cepat sembuh, semisalnya yang mengobati aku adalah bidadari cantik di depanku” rayu Ricardo.

“kamu bisa saja menggombal ketika kamu sedang sakit, aku akan mengobati kamu agar cepat sembuh” ucap Olivia sambil pencet luka dengan sedikit kencang.

“ Olivia yang cantik, jangan kenceng-kenceng masalah aku menahan sakitnya” ucap Ricardo sambil menahan sakit.

“ Kamu melihat ke arah kanan ada burung yang indah” pinta Olivia sambil mencium kening Ricardo.

“mana burung yang indah itu? aku tidak melihatnya, tetapi tadi aku berasa ada mencium keningku” tanya Ricardo

“ Tidak ada yang mencium dirimu tadi, seperti kita harus segera pulang karena sebentar lagi akan malam” ajak Olivia.

Mereka pun segera pulang, waktu yang menunjukkan malam hari, bintang dan langit yang indah menemani mereka melangkah menuju rumah.

Ketika mendekati rumahnya, Ricardo lalu memberikan sedikit hadiah kepada Olivia, dirinya memberikan sebuah bunga yang di ambil di pohon di sekitar rumahnya.

Ia pun segera masuk ke dalam rumah,  dirinya melihat Olivia yang pulang ke rumahnya dengan kakaknya, di malam yang begitu sunyi ini, ia kembali mengambil buku untuk menulis sebuah puisi yang indah untuk kejadian yang membuat ia tersenyum.

Ketika dirinya ingin tertidur dalam malam yang indah, ia masih memikirkan sebuah kejadian yang membuat dirinya tersebut, ia mulai kembali menemukan sebuah cinta dan kasih sayang dalam hidupnya, yang semulanya menghilangkan tanpa di sadari oleh dirinya.

Di sepanjang malam hari ini, ia tersenyum sendiri karena masih membayangi soal Olivia yang akan menjadi teman hidupnya, ia pun tidak bisa tidur, lalu Ricardo turun ke bawah untuk membuat kopi dan menyalakan sebatang rokok untuk menemani dirinya membuat puisi yang indah untuk Olivia.

Di sepanjang malam hari ini, ia tersenyum sendiri karena masih membayangi soal Olivia yang akan menjadi teman hidupnya, ia pun tidak bisa tidur, lalu Ricardo turun ke bawah untuk membuat kopi dan menyalakan sebatang rokok untuk menemani dirinya membuat puisi yang indah untuk Olivia.
Kakaknya terbangun dari tidurnya, melihat Ricardo sedang asyik di bawah, ia menanyakan soal luka yang ada di pelipisnya.

“ Ricardo, kamu habis berkelahi lagi, memang kamu tidak bosan harus terluka seperti ini” tanya Andrina
“ aku bukan berkelahi kak, tetapi aku menolong Olivia yang hampir di sakit oleh mantan pacarnya, aku tidak mau melihat wanita terluka di depan mataku” jawab Ricardo.

“ kamu memang seperti ayah, bisa menjaga wanita dengan baik, kakak sangat kagum dengan dirimu, tetapi besok kita harus ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi badanmu yang terluka” puji Andrina

“ aku akan segera sehat kembali kak, jangan bawa ke rumah sakit, aku tidak mau melihat kakak khawatir” tolak Ricardo.

“ Kamu tidak boleh menolak ajakan kakak, jadi harus menuruti perintah kakak demi kebaikan kamu” ucap Andrina

“ oke aku akan menuruti perintah kakak, tetapi kita pergi ke rumah sakit agak siang karena masih ada beberapa hal yang aku kerjakan di pagi harinya” kata  Ricardo

Ricardo pun segera naik ke kamarnya untuk segera beristirahat, besok akan bertemu kembali dengan Olivia untuk memberikan puisi yang dirinya tulis di malam hari.

melepaskan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang