part 5

59 59 19
                                    

Bunyi dering handphone milik Ricardo, karena ada pesan yang masuk ke dalam handphone nya, kembaranya sudah sampai bandara, ia meminta di jemput oleh Ricardo.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil, untuk segera menuju ke bandara internasional Juanda karena kembarannya Ricardo paling tidak suka terlambat.

Sesampainya di bandara mereka berdua menunggu seorang laki-laki menggunakan baju merah, Ricardo pun segera memanggil kembaran tersebut untuk cepat-cepat pulang.

“Jeffano cepat kesini, jangan lama masalah aku habis terluka” panggil Ricardo.

“ iya sabar Ricard, tumben banget kamu terluka seperti itu, biasanya sering buat orang terluka” sahut Jeffano.
“ baru sampai di sini, jangan ajak ribut Jeffano, aku kaya seperti ini karena harus menolong wanita di sampingku” ucap Ricardo.

“ perasaan itu bukan yang pas itu kamu ceritakan kepadaku, nanti kita cari orang yang buat kamu seperti ini” ajak Ricardo.
“jangan kakak, aku tidak mau melihat Ricardo terluka lagi seperti sebelumnya” larang Olivia.
“ Tenang saja, adikku ini akan aku jagakan, walaupun sifat rada membuat aku kesel” ejek Jeffano.

“ Jeffano, kata siapa aku buat kamu kesel, yang sering cari-cari keributan saja kamu” Bentak Ricardo.
“Daripada kalian berdua berantem di sini lebih baik kita cepat pulang, aku tidak enak dengan kakak Andrina” pinta Olivia.

Mereka pun segera masuk ke dalam mobilnya, selama perjalanan Ricardo membuat Jeffano kesel karena mereka berdua pegangan tangan di dalam mobil tersebut.

Pemandangan yang begitu indah, membuat mereka tidak terasa sudah sampai di depan rumah kakak Andrina, lalu Ricardo dan Jeffano segera keluar dari mobil tersebut.

Waktu senja menyapa mereka sampai di rumah tersebut, Ricardo mengajak Olivia untuk makan malam di rumahnya, dan sambil memberikan puisi yang dirinya simpan sejak lama, karena awalnya puisi tersebut ingin di berikan untuk mantannya

Mereka bertiga langsung segera masuk  ke dalam rumah yang sudah di sambut oleh kakak Andrina, dengan masakan kesukaan Jeffano, namun Jeffano selalu melihat handphonenya karena ia masih menunggu keputusan dari pacarnya, membuat Ricardo mengejek dirinya karena tidak bisa move on dari masalah lalunya.

“ jaman yang sudah berkembang, masih saja kamu Fano, memikirkan mantan yang sudah menyakiti kamu” ejek Ricardo.

“ aku memang tidak bisa move on karena pasangan setia padaku, memang kamu mantannya menghilangkan tanpa jejak” bantah Jeffano.

“ biarkan yang terpenting, aku bisa lepas dari masa lalu, yang membuat hari-hariku tidak berwarna” jelas Ricardo.

“Kalian berdua memang tidak pernah berubah, pantas mama dan papa selalu memisahkan kalian berdua” ucap Andrina.

“ bukan aku yang mulai terlebih dahulu kakak, Ricardo yang membuat aku kesel” ucap Jeffano.

“ daripada kalian berdua ribut, aku pusing jadi kita makan saja, masalah anak kembar kalo ribut tidak pernah habisnya” cakap Olivia

Mereka pun segera duduk di meja makan, lalu Ricardo menyendok makan untuk Olivia, karena Olivia sebagai tamu di sana, selama makan Olivia selalu melihat ke arah Jeffano, karena sifat Jeffano dan Ricardo kebalikan 90° derajat, membuat pipinya kotor oleh makanan, Ricardo yang melihat pipinya Olivia kotor lalu membersihkan pipinya.

“ kalian berdua bukan makan, malah romantis di depan aku” ucap Jeffano.
“ Semisal kamu ingin romantis seperti aku, di Korea banyak cewek cantik, coba kamu cari pacar di sini, biar kita couple dating  bersama” saran Ricardo.

“Nanti aku cari cewek yang lebih cantik dari Olivia, biar kamu iri kepadaku, tunggu saja pembalasanku” kata Jeffano.

“Jeffano kamu jangan cari cewek sekarang, karena kakak sudah mencarikan pasangan yang pas untuk dirimu” harap Andrina.

“ kakak!! Aku belum siap untuk di jodohkan, Karena aku masih ingat mencari wanita yang pas untuk diriku sendiri, jadi kakak hanya restui saja” tolak Jeffano

“ kakak tidak mau kamu memilih wanita yang salah lagi seperti di New York, jadi kamu harus menurut kepada kakak” ucap Andrina.

“ aku akan menurut kepada kakak, tetapi wanita tersebut harus bisa menerimaku sepenuhnya, karena aku tidak mau dirinya hanya menerimaku karena fisik atau harta kakak” jelas Jeffano.

“ Seperti nanti aku akan kenalkan temanku kepada kembaran Ricardo, tetapi nanti kakak Andrina yang menilai temanku itu” tawar Olivia.

“ bagus seperti kata Olivia kakak, biar aku bisa menjaga Ricardo semisalnya dirinya nakal selama di sini” terima Jeffano

Setelah makan malam, Ricardo mengajak Olivia untuk membaca puisi yang dirinya buat selama di Jakarta, Olivia sangat kagum dengan kata-kata yang tertulis pada buku yang diberikan oleh Ricardo, karena yang di pikiran Olivia bahwa Ricardo tidak seromantis Azka, ternyata Ricardo lebih romantis di bandingkan mantannya.

melepaskan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang