Lokal AU 💃
———
Barangkali kepala Rei Sakuma terbentur sampai otaknya jadi bermasalah. Atau dia dijatuhkan waktu bayi. Keduanya kemungkinan sama rata.
Karena pertanyaan anak itu tadi sedang membuat Kaoru Hakaze mengernyit tidak senang. Puntung rokok yang semula bertengger di antara jemari jatuh ke tanah, lantaran terlalu bingung. Padahal baru dinyalakan, belum ada seperempat itu terbakar, rasanya agak sia-sia. Dia melihat wajah Rei tampak tidak berdosa, masih asik mengisap nikotin sambil bersandar ke dinding belakang sekolah. Seakan dia tidak baru saja mengatakan hal paling gila yang pernah Kaoru dengar sepanjang tujuh belas tahun menginjak dunia fana.
"Ulangin, kamu bilang apa tadi?" Kaoru balik melontar tanya. Sebab ia menolak percaya kawan sekelasnya berubah jadi bodoh begini.
Ralat. Rei memang bodoh, oke, Kaoru akui, tapi kali ini sudah keterlaluan.
Temannya menggumam tanpa arti, mengembuskan asap rokok panjang sebelum menjawab, "Kayanya aku punya kink baru. Aku nyebutnya 'Mas Kink'."
"Mas Kink?" beo Kaoru, suara agak tercekat, bulir-bulir keringat dingin mulai timbul di pelipis. Jadi Kaoru tidak salah dengar, sohibnya sudah kesurupan. "Kamu punya 'Mas Kink'?"
Decakan lolos dari buah bibir Rei. Sepasang mata merah melirik kesal. "Iya. Mas Kink. Aku suka dipanggil pake sebutan 'Mas' dan nggak tahu kenapa, itu bikin aku ... apa ya ... 'senang'."
Kaoru mengerang panjang; mengusap wajah dengan kedua tangan. Membahas porno dengan Rei bukannya hal jarang, bagaimanapun mereka berdua adalah remaja dimabuk hormon. Pembicaraan tentang kink dan fetish merupakan makanan sehari-hari, lebih sering Kaoru yang memulai dan Rei mengikuti saja. Namun, pada waktu Rei yang berinisiatif buka obrolan, pasti ujung-ujungnya jadi aneh.
Seperti sekarang.
Walau belum pernah seaneh ini, sih.
"Jelasin." Bukan permintaan, tapi perintah.
Rei mengendikkan bahu, memicing mendengar nada menyuruh milik Kaoru. Seraya sesekali merokok, ia mulai berkicau.
•
•
•
Mulai hari ini sampai tiga hari ke depan, anak kelas satu akan menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
Karena satu dan lain hal, Rei kini berdiri di pinggir lapangan bagian belakang dengan nametag menggantung dari leher. Pikiran Tenshouin bangsat, meluncur berkali-kali dalam benak. Seenak jidat suruh-suruh orang seolah mereka babu. Harusnya Rei nggak usah begayaan mundur dari jabatan Ketos demi jadi ketua ekskul musik. Akhirnya 'kan jatuh ke tangan Tenshouin. Memang Rei ini agak tolol pas kelas satu, Kaoru sering mengatai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miscellany [Ensemble Stars]
FanfictionKumpulan cerita pendek. --- Mengandung bxb, boy x boy, bl, homo. Mungkin akan ada bxg atau bahkan gxg, tergantung seperti apa ide yang datang. Yang jelas, saya hanya menulis chara x chara, tidak ada reader atau OC. Ensemble Stars © Happy Elements Fa...