Wanita - Tenshouin Eichi

242 11 22
                                    

Warning: genderbend, fem!Eichi (ga permanen), again with Out Of Characters, implied WataEi uyeah

A/N: ini berantakan, berantakan, sangat amat super berantakan. Saya bikin biar nggak sedih-sedih amat buku ini, tapi pertengahan menjelang akhir jadi males banget. Mau dibenerin juga bingung bagian mananya 😥 bakal lompat-lompat nggak jelas, tata bahasa tidak serapi sebelumnya. Saya publish karena menurut saya ini lucu dan sayang kalau dibiarkan menjamur 😢

———

"Jadi ... kok bisa...?"



Surai-surai pirang panjang jatuh menjuntai laksana kain satin pada korden-korden istana abad pertengahan. Terang lagi bersinar. Diterpa cahaya matahari membuat warna makin muda. Mengontrasi seragam biru tua Yumenosaki. Memberi ilusi indah mempesona. Akan Tenshouin Eichi, Sang Pemilik, yang kini tengah menelengkan kepala sambil tersenyum kesal.



"Aku sudah jelasin dari awal, Keito," jawabnya, suara sedikit menggeram, "aku nggak tahu. Pagi tadi aku bangun dan sudah punya ... ini." Jemari-jemari lentik, kecil, rapuh, datang mengusap. Menyusuri area tulang selangka dari dalam menuju luar, menyerupai kurva ketika sampai bagian pinggir rusuk-rusuk. Sengaja menunjukkan bentuk lingkaran. Dua lingkaran.



Karena kini, Eichi, yang sejatinya seorang laki-laki tulen sejak lahir, justru memiliki buah dada khas perempuan. Kalau melihat dari bagaimana dia duduk menyilangkan kaki, dapat ditebak bagian bawahnya juga hilang.



"Jangan-jangan kena santet Natsume?" bisik Aoba Tsumugi pelan kepada Sakuma Rei—yang tidak bisa berhenti tertawa.



Hasumi Keito menghela napas kelewat panjang. Jelas lelah luar biasa. Kenapa sih dulu dia milih masuk sekolah idol? Kenapa coba bukan SMA Negeri biasa aja? Tidak ada keanehan, tidak ada perang, tidak ada keajaiban di luar nalar di mana seorang pemuda bisa menjadi wanita.



Kalau bukan karena sudah kelas tiga, Keito terima cabut berkas dan mengulang dari awal. Daripada waktu dapat ijazah kelulusan rambut sudah dipenuhi uban.



"Terus ... kamu mau gimana?"



Eichi menggendikkan bahu acuh tak acuh. "Aku nggak peduli. Paling-paling cuma sementara. Tapi, Tsumugi, kalau bisa tolong tanyakan Sakasaki. Siapa tahu memang ulah dia," sebuah anggukan cepat dari Tsumugi, "dan ... aku mau ngasih tahu Wataru sendiri. Kalian boleh cerita, terserah, asal jangan sampai ke telinga Wataru."



Semasa tiga orang lainnya mengatakan setuju, Eichi lupa, ada satu yang sangat mungkin berbohong.



———



"EICHI, REI BILANG KAMU BERUBAH JADI CEWEK???"



Si Bangsat. "Wataru, hai—"



———



Siang hari, kabar bahwa The Emperor, Tenshouin Eichi, kehilangan—ehem—benda selangkangannya sudah menyebar luas. Tak ada guna bersembunyi, jadi Eichi menerima keadaan. Bersama Wataru menyusuri sekolah sembari bercengkerama. Pandangan murid-murid diabaikan, kecuali, lagi-lagi, Sakuma Rei yang suara gelakannya menggema ke sepanjang lorong.



Perpustakaan adalah tempat tujuan. Tsumugi mengirim pesan. Benar Natsume yang bertanggung jawab.



"Mantra salah sasarAN," jelas Natsume kala mereka bertemu.



"Jadi kamu memang mau ngubah jenis kelamin orang lain?"



"NggAK," balasnya santai, "aku bener mau ngutuk kamu kOK, tapi mantranya saLAH. Harusnya yang bikin diare hebat seminggu penUH."



Miscellany [Ensemble Stars]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang