CHAPTER 16⚠️

275 27 5
                                    

Sementara itu di dalam mobil Singto hanya ada keheningan yang menyapa dua orang yang sedang berada di dalam mobil tersebut. Singto sedang fokus menyetir sedangkan Krist? Ia sedang fokus menenangkan debaran jantungnya dan menormalkan raut wajahnya Krist mati-matian menahan senyumannya mengingat bagaimana sikap Singto saat berada di depan orang tuanya tadi tiba-tiba Krist merasakan mobil yang ditumpanginya berhenti kemudian ia melihat ke arah Singto

“P-p’sing, ada apa?” – tanya Krist yang keheranan melihat Singto sedang melepas sabuk pengamannya dan malah mendekatkan badannya ke arah Krist
“P-p’sing a-ada ap-apa??” – tanya Krist agak panik pasalnya Singto menghentikan mobilnya di kawasan yang cukup sepi

Saat melihat wajah Singto yang semakin dekat ke arah Krist debaran jantung yang tadi sudah ia netralkan kembalui berdetak dengan tidak karuan lagi. Saat wajah Singto sekitar 5cm di depan wajah Krist langsung saja Krist menutup matanya ia mengira Singto akan menciumnya
Akan tetapi setelah menutup mata beberapa saat apa yang diharapkan Krist ternyata tidak terwujud kemuadian Krist membuka matanya dan tampaklah wajah Singto yang 5cm di depan wajahnya Krist seketika menahan nafasnya ia hanya terfokus pada wajah tampan Singto di depan matanya

“Apa yang kau pikirkan nongg?” – tanya Singto dengan suara beratnya
“Ti-tidak ph-phii” – jawab Krist terbata-bata
“Kitt bolehkan phii memelukmu? – tanya Singto yang dibalas anggukan oleh Krist

Setelah itu Krist dapat merasakan tubuhnya dipeluk oleh Singto sangat erat, bahkan Singto membenamkan wajahnya di ceruk leher Krist, akhirnya setelah beberapa saat terdiam Krist kemudiam membalas pelukan Singto dan sesekali mencium puncuk kepala Singto yang sangat harum menurut Krist

“Kitt bolehkah phii membuat tanda di lehermu? Phii tak suka saat orang lain menatapmu dengan tatapan memuja phii ingin semua orang tau jika kau sudah ada yang punya” – ucap Singto yang masih membenamkan wajahnya di ceruk leher Krist
“P-phii ta-tapii kita akan ke sekolah phii ba-bagaimana jika yang melihatnya?” – tanya Krist dengan wajah yang memerah

Singto mengangkat wajahnya dari ceruk leher Krist dan kemudian menatapnya dengan dalam hal tersebut sukses membuat wajah Krist semakin memerah

“Jadi tidak boleh?” – Singto
“Bu-bukan be-begitu phii hanya saja kita akan pergi sekolah phii, bagaimana jika mereka menggosipkan kita yang tidak-tidak phii?” – Krist
“Yang tidak-tidak seperti apa Kitt?” – tanya Singto sambil menjauhkan badannya dari Krist dan kembali ke tempatnya semula

“Apa P’Singto marah padaku?” ~ batin Krist

“Phiiii.....” – rengek Krist
“Tak apa nongg jika kau tak mau” – Singto
“Maafkan aku phii, baiklah kau boleh melakukan apapun padaku” – ucap Krist, biarlah apapun yang ingin Singto lakukan ia tak peduli entah bagaimana Krist merasa tidak bisa menolak semua permintaan Singto
“Benarkah?” – tanya Singto yang dibalas anggukan oleh Krist

Singto kemudian mulai mendekatkan badannya ke arah Krist dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Krist sambil memeluk Krist dengan erat. Singto kemudian menghirup aroma tubuh Krist yang sangat harum menurut Singto ia menghurupnya sangat dalam sehingga membuat Krist terbuai dan mendesah karenangya

“eunggghhhh..... p’phii... ehmmm... P’Singgg...” – desah Krist

Krist dibuat gila karena ulah Singto bagaimana tidak ini masih pagi hari dan mereka sedang dalam perjalanan ke sekolah tapi saat ini apa yang mereka lakukan? Benar-benar hal yang tidak pernah Krist bayangkan sebelumnya. Apalagi saat ini Singto mulai menjilati leher Krist dengan sedikit memberikan kecupan ringan yang membuat Krist benar-benar kehilangan kewarasannya

“eunggghhhh..... p’phii... ehmmm... P’Singgg... ahhh...” – desah Krist sambil mengengkat kepalanya ke atas agar memberi ruang yang luas bagi Singto melakukan kegiatannya sambil tangan kanannya menekan tengkuk Singto agar memperdalam ciumannya dan tangan kiri Krist mencengkram kuat lengan kanan Singto menyalurkan kenikmatan yang dirasakannya

Hingga sekitar 10 menit asik dengan kegiatannya Singto kemudian menyudahi aksinya sementara Krist sedang sibuk mengatur nafasnya sambil menutup mata, kemudian dapat Krist rasakan Singto memakaikan sesuatu di lehernya. Saat membuka mata Krist kaget saat melihat Singto sedang menatap dirinya yang telah menggenakan sebuah kalung dengan liontin berlian merah yang tidak terlalu besar dan sangat cocok jika dipakai Krist

“P’Singg i-ini ap-“ – ucapan Krist dipotong Singto
“Ini cocok untukmu sayang, kau suka tanda yang ku berikan?” – tanya Singto sambil mencium liontin yang berada di leher Krist

Blussshh.......
Wajah Krist memerah mendengarnya

“Siall... arghhh apa yang kau pikirkan Krist? Tanda yang dimaksud P’Singto itu maksudnya kalung dan apa yang kupikirkan? Argghhhh” ~ batin Krist

“Kh-khabb p-phii, khob khun khab phii” – ucap Krist dengan wajah yang sangat merah menahan malu atas pikirannya sendiri
“Apa yang kau pikirkan Kitt? Apa tentang tanda yang ku maksud? Apa kau salah mengartikannya? – tanya Singto

Blussshh.......
Tepat sasaran, sekarang wajah Krist semakin memerah, Krist segera memalingkan wajahnya ke arah kaca ia lebih baik mengalihkan perhatiannya dengan keadaan di luar mobilnya daripada harus melihat wajah Singto sungguh Krist tak akan mampu menahan malunya

“P’Singggg.....” – rengek Krist
“ahahhahaahaa...... kau sangat lucu Kitt” – ucap Singto sambil mengecup pipi kanan Krist
“P’Singggg.....” – rengek Krist
“Baiklah Kitt ayo kita berangkat ke sekolah sekarang” – Singto

*****

Saat ini Singto & Krist sudah sampai di sekolah sontak saja mereka berdua menjadi pusat perhatian seisi sekolah dan mulailah terdengar suara para murid berbisik-bisik tentang mereka

Eh eh eh bukankah itu Singto? Mengapa ia datang bersama Krist?
Waaahhhhh ada apa ini apa mereka berpacaran?
Lihat itu, sudah ku katakan mereka itu berpacaran
Ih dasar harusnya Singto itu bersama dengan Jeane itu baru pas
Apa dia itu seorang jalang? Baru beberapa minggu di sini saja sudah merebut Singto dari Jeane
Lah!? Memangnya Jeane siapanya Singto?

Kira-kira seperti itulah bisikan-bisikan yang sempat didengar oleh Krist ia menoleh ke arah Singto di sampingnya yang sedang berjalan sambil menggenggam tangannya tampak Singto seakan tidak terpengaruh dengan bisikan-bisikan tersebut

“Krist”

DEG.....

“Godt”

THE VAMPIRE BRIDE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang