Book 1 : Transmigrasi Celine [End] (only on Wattpad)

Epilog

Selamat Membaca

Sejak Celine Nathalia sadar dari komanya, hidup Celine berjalan dengan datar saja. Ia merasa kehilangan sesuatu yang sangat berarti bagi dirinya.

"Aku merasa seperti sangat kehilangan hal yang menurut ku berharga" Celine setiap malam memimpikan dua pria yang terus menangisi dirinya, jangan lupakan anak yang berada digendongan mereka, ia merasa sangat familiar dengan orang-orang tersebut.

Celine memutuskan untuk berjalan santai disekitar taman kota, ia juga sering ngelamun dan memikirkan mimpinya yang datang secara acak.

***
"Aduh" Itu adalah suara anak kecil yang terjatuh didepan badan Celine.

"Kamu tidak papa?" Celine bertanya dengan lembut kepada anak itu setelah membantunya dan menggendongnya.

Melihat kaki sang anak terluka dan mengeluarkan darah, segera Celine mencari apotik terdekat. Dengan telaten Celine membersihkan luka itu dengan lembut.

Tetapi ketika mengobati, Celine dikejutkan dengan suara cempreng dari anak lainnya yang ternyata setelah Celine amati mereka kembar.

"Rosalia, kenapa bisa kamu terjatuh? Dasar bodoh" Anak laki-laki itu bertanya dan mengumpat dengan estetik didepan anak perempuan yang kini dipangku oleh Celine.

"Hiks- kakak selalu berkata aku bodoh, tapi kakak lebih bodoh tau!" Jawab Rosalia dengan sesunggukan menangis dan sedikit berteriak.

Sungguh Rosalia sangat Malu saat ini, kakaknya Aiden hanya menggunakan sebelah sepatu saja dan apa-apaan dengan mulutnya yang belepotan coklat itu.

Rasanya lebih baik kakaknya berdiam diri dirumah saja.

"Ayo pulang, ayah mencari mu dari tadi" Aiden menarik Rosalia untuk pulang, tetapi sebelum Rosalia berhasil turun dari pangkuan Celine, Pria yang kini Celine lihat sangat tampan dan imut serta cantik menjadi satu.

Dan apa-apaan itu pria disebelahnya, yang juga visualnya diatas rata-rata.

"Kamu-" Mendengar pria itu seperti bertanya namanya, segera Celine bersuara.

"Celine, lebih tepatnya Celine Nathalia" Kini Celine dan pria yang bersurai biru laut itu berjabat tangan.

"Saya Sartevis, terimakasih telah menyelamatkan anak saya" Senyuman itu kini bertengger manis di bibirnya, hal itu membuat Celine terpesona.

"Sama-sama" Jawab Celine.

"Ehem, apakah perkenalannya sudah?" Pria bersurai pirang seperti anak laki-laki itu, visualnya juga sangat tampan tetapi apa-apaan itu ekspresi datarnya.

"Ayo Rosalia, kita pulang" Setelah berkata seperti itu, Sartevis segera menyeret Rosalia pulang yang diikuti oleh Theo dan Aiden.

Celine kini hanya terbengong, pantas saja anak kecil itu mempunyai wajah yang cantik dan tampan, tidak mengherankan melihat ayah mereka juga mempunyai visual diatas rata-rata.

***

Tanpa mereka sadari, ikatan yang telah terputus itu kini terhubung kembali.

Takdir yang menyatukan mereka, antara Celine, pangeran Sartevis, Theo dan anak mereka.

Waktu berjalan dengan sangat baik, kini Celine telah berkerja disalah satu perusahaan yang dipimpin oleh Sartevis dan Theo.

Bukankah ini suatu kebetulan yang sangat baik, beberapa kali mereka bertemu membuat biji cinta yang tertanam dihati mereka masing-masing tumbuh.

Baik Sartevis dan Theo tidak ada yang berperilaku egois, mereka telah bersahabat sejak lama dan kini menyukai perempuan yang sama.

Membuat kesepakatan, dan mereka telah memikirkan matang-matang bahwa tidak apa berbagai toh dulu mereka juga berbagai istri.

Ya, istri pertama Sartevis dan Theo telah meninggal karena melahirkan anak kembar mereka. Tapi kini mereka telah menemukan cinta yang baru, menemukan takdir yang baru yaitu, Celine Nathalia.

Mereka berjanji akan selalu menjaga Celine Nathalia dan anak kembar mereka dengan tulus dan bersungguh-sungguh.

***
Di kejauhan sana, ada sosok pria yang mengintai Celine dengan kilatan obsesi.

Pria bersurai hitam legam dan bermata tajam, auranya dapat ia rasakan ditubuh Celine.

"Kau, di kehidupan ini kau akan menjadi milik ku Celine Nathalia" Setelah bergumam seperti itu, pria itu menghilang tanpa ada yang menyadari kehadirannya di dunia nyata.