-dua puluh empat-

822 96 0
                                    

Haloo..
Masih ingat book ini?
Boleh baca part sebelumnya kalo lupa ehehe.. maafkan saya yang baru bisa update setelah sekian purnama..







...


"Jadi kita gak bisa ketemu Hyunjin?" Mama Hyunjin menggeleng dengan berat hati.
Chan menghela nafas berat, kecewa. Ketujuh member sengaja membujuk managernim agar mampir ke rumah sakit untuk menemui Hyunjin, mereka baru saja menyelesaikan syuting. Namun mereka harus menelan fakta pahit bahwa Hyunjin saat ini tidak bisa ditemui, dia perlu perawatan intensif karena kondisinya menurun pasca kemoterapi.

Kemarin kondisinya cukup stabil, tapi hari ini dia tidak kunjung membuka mata bahkan setelah dua jam dirinya selesai menjalani kemoterapi dan menjadikan sekarang dirinya dipindahkan ke ruangan khusus dengan jumlah pengunjung serta waktu kunjung terbatas sampai kondisinya membaik.

Changbin melirik lagi seseorang yang terbaring di balik ruangan kaca itu. Masker oksigen yang dia kenakan berembun lalu hilang lagi secara berkala sebab tarikan nafas teraturnya. Hyunjin tidak tidur, Changbin melihat anak itu sesekali mengedipkan mata. Hyunjin menyadari eksistensi para member disana sejak beberapa waktu lalu, tapi dia sengaja tidak menoleh pada mereka.

Hyunjin malu, saat ini dirinya sedang berada di titik rendah. Jangankan sembuh, untuk bertahan saja Hyunjin rasa sulit. Dia tersiksa dengan pengobatannya, ingin berhenti saja tapi belum ingin mati.

Waktu itu memang Hyunjin pernah berjanji akan membagi rasa sakitnya dengan sang mama, tapi ternyata sulit. Dia yang aslinya memang tidak suka curhat merasa tambah tidak nyaman ketika harus menceritakan keluh kesahnya. Selain itu Hyunjin cukup tau diri untuk melihat kondisi mama yang sangat terlihat raut lelahnya, dia tidak mau menambah beban pikiran wanita yang sangat dicintainya itu.

Papa dengan berat hati harus kembali ke luar negeri untuk pekerjaan, dia berjanji akan segera kembali begitu urusannya selesai. Biar bagaimanapun ada beberapa hal menyangkut pekerjaan yang tidak bisa diwakilkan.

...

"Bantuin dong elah, gue pegel ini ngocoknya". Dengan malas dan terpaksa Jisung mengambil alih baskom serta wisk dari tangan Felix.

"Ini sampai kaya gimana ngocoknya?"

"Sampai ngembang pokoknya, sampai putih kaku kaya busa"

"Buset gempor dong tangan gue"

"Alah baru segitu doang, katanya mau bikin yang spesial buat Hyunjin" Jisung menghela nafas berat sambil terus mengocok adonan gula dan telur itu dan belum ada tanda-tanda akan segera kaku serta putih seperti yang Felix bilang.

"Lagian kenapa ga pake mixer yang listrik aja sih? Pake ginian kapan selesainya"

"Lah iya juga ya?" Saut Felix polos. Jisung pun sama cengo nya, dia kira Felix tidak punya mixer listrik sehingga memakai wisk manual, ingin rasanya Jisung memasukkan Felix ke adonan.

"Ribut amat, udah mau jadi belum?" Minho melongok ke dapur dimana kedua adiknya sibuk membuat adonan kue.

"Boro-boro jadi Hyung, ini si Felix saking pinternya mau bikin kue sambil olahraga. Udah enak-enak punya mixer dia malah ngocok telur pakai wisk doang". Felix cuma bisa nyengir sambil mengeluarkan mixer dari lemari penyimpanan barang-barang. Minho terbahak, puas sekali dia menertawakan adik-adiknya yang kadang ajaib ini.

Mereka sepakat untuk membuat kue tart spesial untuk ulang tahun Hyunjin, tepatnya nanti malam pemuda Hwang itu resmi bertambah usia. Semua member sangat antusias untuk membuat acara kejutan kecil-kecilan nanti di rumah sakit. Tentu saja setelah meminta ijin dengan manager, tadi juga Chan sudah menelfon mama Hyunjin untuk bertanya apakah Hyunjin bisa dijenguk atau tidak dan beliau mengijinkan.

...

"HAPPY BIRTHDAY HWANG HYUNJIN!!!"

Hyunjin terkejut. Bukan karena dia lupa hari ulang tahunnya melainkan karena ini belum genap jam delapan malam dan ketujuh member diikuti dengan satu menager dengan heboh menyerbu kamarnya. Hyunjin tidak bisa tidak terharu, pergantian hari masih beberapa jam lagi dan dia sudah mendapat early surprise.

"Kita tau ini kecepetan, tapi daripada nanti gak boleh masuk karena kemalaman jadi kita kesini sekarang" perkataan Chan menjawab pertanyaan Hyunjin. Hyunjin buru-buru meniup lilin setelah mereka menyanyikan lagu ulangtahun dengan semangat.

"Ayo potong kuenya" Jeongin paling semangat menyerahkan pisau yang terbuat dari plastik itu, dengan bangga dia menyombongkan kalau kue itu hasil kreativitas mereka, meskipun dekorasinya berantakan dan tidak estetik tapi bisa dijamin rasanya enak, katanya Felix sudah trial and error saat mencoba resep ini.

Hyunjin kemudian memotong kue itu menjadi bagian - bagian kecil. Saat Chan hendak menyuapkan potongan pertama padanya Hyunjin tersenyum dan menggeleng pelan.

"Maaf ya, gue ga bisa" dan saat itulah mereka baru menyadari, ada satu lagi benda asing terpasang di tubuh Hyunjin. Tepatnya nasogastric tube yang kini terpasang dihidungnya dan diplester di salah satu sisi pipinya. Dokter memasangkan selang itu sejak kemarin, bahkan sebenarnya Hyunjin sudah dianjurkan untuk memasang NGT sejak jauh hari yang lalu tapi Hyunjin selalu menolak karena merasa dirinya masih sanggup untuk makan secara normal. Bukan berarti sekarang Hyunjin tidak sanggup, bukan. Tapi kata dokter NGT itu sebaiknya dipasang untuk menunjang pengobatan Hyunjin agar lebih maksimal.

"Gue udah seneng dengan adanya kalian disini kok, ngeliat kalian makan kue itu dengan lahap juga udah bikin gue serasa lagi makan bareng sama kalian" Jisung mengambil satu potong kue lalu dengan cepat memasukkan kedalam mulutnya, member lain pun buru-buru melalukan hal sama, secara tidak langsung Hyunjin mengatakan permintaannya.

"Tahun depan Felix bikin lagi khusus buat gue ya.. ga ada yang boleh minta, soalnya jatah gue sekarang udah kalian abisin"

"Ya kalo ga dibagi sih gue ogah bikinin" jawab Felix julid. Malam itu mereka habiskan dengan bersenda gurau sampai akhirnya dua orang perawat datang untuk mengingatkan bahwa jam  kunjung sudah habis, dengan berat hati mereka berpamitan dan berjanji akan mengunjungi Hyunjin lagi dalam waktu dekat. Hyunjin yang sebenarnya sudah lelah hanya bisa mengangguk singkat, tidak lupa dia menunjuk satu lukisan disudut ruangan dan menyuruh mereka membawanya pulang ke dorm. Lukisan bunga matahari berukuran besar yang dibuat Hyunjin kemarin.

"Kamu yakin Hyun?" Manager yang terakhir keluar dari ruangan, dia menyuruh para member untuk duluan dan menunggu di parkiran sementara dia berbicara sebentar dengan Hyunjin.

"Iya Hyung, Hyunjin yakin"

"Yasudah, lakukan saja kalau kamu memang sudah benar-benar siap. Saya cuma bisa berdoa yang terbaik buat kamu, supaya kamu cepat pulih Hyunjin, cepat kembali kita semua yang selalu nungguin kamu"

"Makasih Hyung"
"juga maaf"-sambungnya dalam hati .


...

I'm Not Tired . HHJ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang