19

16K 1.8K 20
                                    

"Apa kamu baik-baik saja ?" Tanya Abzar khawatir karena Cello tiba-tiba diam.

"Ah, ya.. hanya saja, kepala ku sedikit pusing" ujar Cello.

"Benarkah.. mari duduk dulu di kasur ku" Abzar menuntun Cello untuk duduk di kasurnya. Saat Cello duduk, celana panjang Cello tidak sengaja terangkat yang langsung menampilkan gelang kaki yang Azrak pasang.

Abzar langsung berjongkok menyentuh kaki Cello.
"Apa maksudnya ini ? Kenapa dia memasang gelang kaki pada mu ?" Tanya Abzar.

Cello tersenyum kaku.
"I-itu hadiah dari raja" jawab Cello.

Abzar meremas pelan pergelangan kaki Cello.
"Aku tau ini hadiah tapi gelang kaki sangat sakral di negeri ini ?! Tidak kah kamu tau maksud dari gelang kaki ini.. artinya kalian sudah terikat dan kamu sudah di buahi oleh raja !"

Cello bisa melihat amarah dari tatapan mata Abzar, Cello perlahan menarik kakinya dari tangan Abzar.

"Aku merasa tidak sehat, bisakah kita berdebat lain kali saja ? Aku belum sepenuhnya mengerti keadaan di tempat ini" ujar Cello tanpa melihat Abzar, saat Cello berniat pergi tangannya di tahan oleh Abzar.

"Cello.. aku minta maaf, aku tidak bermaksud marah pada mu.. aku hanya merasa khawatir kamu jatuh hati padanya"

Walau pun Abzar berkata begitu, Cello terus mengatakan tubuhnya tidak sehat agar dia bisa segera keluar dari kamar Abzar.

"Baik kalau kamu memang merasa tidak sehat" Abzar mendekat lalu mengecup singkat dahi Cello.
"Istirahat lah" ujarnya dengan senyum kecil.

Tanpa menjawab kata-kata Abzar, Cello bergegas keluar dari kamar adik tiri raja ini.

Setibanya di kamarnya dan Azrak, Cello terus memikirkan tentang ingatan singkat di kepalanya tadi.
"Apakah pemilik tubuh ini berusaha kembali ?" Tanya Cello pada dirinya sendiri.

Cello menyentuh dadanya.
"Apa aku-"

Deg!

Prangg! (Vas bunga pecah)

"Ini hanya politik balas budi ! Anda menikahi saya hanya karena rasa kasihan setelah saya hidup sebatang kara.. tidak setitik pun Anda menaruh rasa pada saya, Anda pun tau betul hati saya tidak tertuju untuk mu paduka !"

(Wajah Azrak terbayang di pikiran Cello, dia menatap Cello dengan tatapan sendu)

"Anda harus tau kalau pernikahan ini bukan lah politik balas budi dan tak apa bila hati Anda menjadi milik orang lain.. aku akan menunggu hingga Anda sadar karena nama ku dan nama Anda yang mulia sudah tercatat resmi di buku pernikahan kerajaan.. "

".. suatu saat nanti Anda akan sadar Yang mulia.. "

".. Yang mulia Cello.."

"Yang mulia !"

"Ah, iya ?" Cello mengerjapkan matanya beberapa kali, dia bisa melihat Filpe berdiri di hadapannya.

"Anda baik-baik saja ?" Tanya Filpe.

"Ak-aku baik-baik saja.. terima kasih, Um.. dimana raja Azrak ?" Tanya Cello karena tidak mungkin Filpe masuk ke kamarnya dan Azrak tanpa ijin, pastinya tadi Azrak masuk bersama Filpe.

"Yang mulia-" belum selesai Filpe bicara, suara Azrak terdengar dari arah pintu.

"Apa dia sudah sadar ?!" Azrak berlari kearah Cello dan Filpe.

"Ya paduka, yang mulia Cello sudah sadar"

Azrak berduduk di hadapan Cello lalu menggenggam erat kedua tangan Cello.
"Hah.. hah.. hah.. kamu membuat ku khawatir" ujar Azrak dengan nafas beratnya.

Tidak lama kemudian tabib istana datang, dia juga terlihat lelah setelah mengejar Azrak.
"Hah.. hah.. Ah ya ampun .. nafas ku hampir habis, maaf paduka.. tolong ijinkan saya istirahat sebentar" tabib mencoba mengatur nafasnya agar kembali normal.

Cello tidak mengerti apa yang sudah terjadi disini sampai akhir Filpe menjelaskan kalau Azrak langsung mencari tabib saat melihat Cello duduk diam terpaku dengan tatapan kosong.

Azrak sangat khawatir pada Cello, padahal dia bisa menyuruh Filpe untuk mencari tabib tapi yang ada Azrak malah pergi sendiri.

Mendengar cerita Filpe, Cello meminta di tinggal berdua saja dengan Azrak.

Setelah semua pergi, Cello perlahan mendekat melihat wajah Azrak.
"Yang mulia.. " panggil Cello yang membuat Azrak langsung mendongakkan kepalanya.

" ..aku baik-baik saja, terima kasih sudah khawatir" Cello tersenyum kecil.

Azrak membalas senyuman Cello.
"Aku hanya takut kamu membuat jarak lagi di antara kita karena aku menyukai diri mu yang sekarang" ujar Azrak.

Cello hanya bisa tersenyum karena dia tidak tau harus berkata apa, di satu sisi pangeran Abzar menginginkan Cello yang lama dan
Raja Azrak menginginkan Cello yang sekarang.

.
.

Bersambung ...

I'm The Queen (Tamat, M-Preg 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang