06

13.1K 1.5K 51
                                    

Perlahan Cello membuka matanya yang masih terasa sangat berat, dia bisa melihat cahaya matahari masuk dari celah jendela kamar.

"Sudah pagi" gumam Cello pelan, dia ingat semalaman menghabiskan waktu panas berdua dengan Abzar, Cello bahkan tidak tau berapa kali Abzar keluar di dalamnya.

Cello melirik sisi kiri kasurnya tapi Abzar sudah tidak ada disana karena tugas seorang raja baru cukup banyak jadi sepertinya Abzar pergi sebelum matahari terbit.

"Oh!" Cello baru ingat sesuatu, dia langsung bangun lalu menyibak selimut.
"Tidak ada" Cello tidak melihat tanda-tanda yang dia mau.

"Apa yang terjadi ? Harusnya malam tadi atau pagi ini kan ?" Gumam Cello.

Tok
Tok
Tok

Suara pintu kamar menyadarkan Cello, dia memasang jubah sutranya lalu mempersilahkan orang tersebut masuk.

"Permisi yang mulia" teryata seorang tabib dan Reein yang masuk ke dalam kamar.

"Apa terjadi sesuatu ?" Tanya Cello.

"A-aku memanggil tabib untuk memeriksa kesehatan anda, maaf kalau aku bersikap lancang paduka" ujar Reein sembari meremas gaun pelayannya, Cello bisa melihat raut wajah khawatir dari Reein.

"Ah, iya.. silahkan tapi aku merasa baik-baik saja" jawab Cello.

"Terima kasih! To-tolong periksa yang mulia Cello!" Reein menarik tabib tadi agar mendekat kearah Cello.

"Baik.. baik! Sabar lah dulu" tabib menepis pelan tangan Reein darinya.

"Ah, maafkan aku" Reein menundukkan kepalanya.

"Hah.. baik yang mulia, mari saya periksa kesehatan anda" tabib mulai memeriksa kesehatan Cello.

Dia bisa merasakan debaran jantung Cello lebih cepat dari biasanya, dia melirik wajah Cello.
"Mu-mungkin hanya lelah akibat kegiatan anda malam tadi.. bagaimana kalau saya racikan vitamin untuk anda yang mulia ?"

"Hm, tolong ya"

"Baik, keadaan yang mulia Cello cukup baik .. jadi jangan khawatir lagi" ujar tabib istana menatap Reein.

"Iya, maafkan aku tuan" ujar Reein masih menundukkan kepalanya.

"Ya tidak jadi masalah, sebaiknya anda istirahat paduka.. makan lah beberapa buah segar untuk memulihkan tenaga"

"Baik, aku akan makan beberapa buah setelah ini"

"Hm, kalau begitu saya permisi dulu"

"Terima kasih banyak sudah mau ikut aku kemari !!" Kata Reein sembari menundukkan kepalanya beberapa kali.

Tabib hanya mengangguk singkat lalu berjalan kearah pintu kamar.

Cello menyibak pelan selimutnya, dia berniat turun dari kasur.
"Aku mau mandi, tubuh ku-"

DEG!

"Paduka ?"

Cello melihat kearah Reein, matanya tiba-tiba blur.
'Ap-apa yang terjadi ?'

"Yang mulia Cello !!"

"Yang mulia !!"

".. mulia ce ..." Suara Reein terdengar semakin jauh.

Pip.
Pip.
Pip.
Pip.
Pip.

'Hm ?' Cello bisa mendengar suara-suara aneh di dekatnya.

"Apa dia merespon ?" Kata orang di dekat Cello.

Perlahan Cello bisa merasakan seseorang membuka matanya di sisi kanan.

"Ah.. Pupil matanya mulai merespon"

"Jadi kita punya harapan dokter ?" Suara seorang wanita.

"Ku rasa begitu, tadi perawat melihat jarinya sedikit bergerak.. kita hanya bisa berharap" jawab pria dengan suara lembutnya.

"Lakukan perawatan hingga dia sadar.. " suara berat seorang pria terdengar dari sisi kirinya

'Huh ? Suara ini kan'
Cello seolah mengenal suara itu.

" ...karena dia tanggungjawab ku" lanjutnya.

DEG!

"Yang mulia Cello !!"

Deg! Deg! Deg!

"... mulia.. !"

"Yang mulia Cello !!"

"Yang mulia !!"

Deg!
Cello langsung membuka matanya lebar saat mendengar suara seseorang di dekatnya.

"Hah.. hah.. hah.. " Cello melihat sekitar, dimana dia kembali terbangun di tempat yang sama di istana ini.

"Oh pencipta ! Syukur lah anda sudah bangun !!" Wanita ini tiba-tiba memeluk Cello erat.

"Reein..  " Cello mendorong pelan bahu wanita ini yang ternyata Reein.
" ..apa yang terjadi ?" Tanya Cello sedikit bingung karena terakhir kali yang dia ingat, Cello baru selesai di periksa oleh tabib istana.

"Anda tiba-tiba pingsan! Saya sangat khawatir !!" Reein terlihat sangat sedih bahkan dia meneteskan air mata.

"Aku-"

Deg!
Cello langsung sadar sesuatu.
Dia bangun dari posisi tidurnya, dia melihat sekitar.

'Kamar ini.. tempat ini ! Ini kamar lama ku, bu-bukannya aku di kamar raja Azrak.. ap-apa yang terjadi ?!' Cello sedikit bingung dengan keadaan sekarang.

"Yang mulia ?" Panggil Reein.

Grep!
Cello langsung menggenggam erat tangan Reein.

"Katakan pada ku, siapa yang menjabat sebagai raja saat ini ?!" Cello menatap Reein serius.

"Oh, Raja-" belum selesai Reein bicara, pintu tiba-tiba terbuka menampilkan seorang pria dengan jubah mewahnya berjalan kearah mereka.

"Ugh, yang mulia!" Reein mudur lalu menundukkan kepalanya saat pria ini berhenti di hadapan Cello.

Deg.
Deg.
Deg.

Jantung Cello berdebar kencang saat melihat wajah orang yang ada di hadapannya sekarang.

"Ku dengar kamu pingsan, bagaimana keadaan mu ratu ku ?" Ujarnya dengan suara berat juga senyuman khas miliknya.

Cello langsung menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
'Yang mulia Azrak!! Dia masih hidup!'

Cello mengulang kembali kejadian waktu itu sebelum Abzar melakukan kudeta.

.
.

Bersambung ...

I'm The Queen (Tamat, M-Preg 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang