07

29K 2.7K 76
                                    

"Mmm!" Azrak meremas kuat baju Cello, dia tidak menduga Cello akan senekat ini menyentuhnya.

"Mmng~" Cello terlihat menikmati ciuman mereka berdua sampai akhirnya dia berusaha mendorong lidahnya masuk ke dalam mulut raja yang membuat Azrak terpaksa mendorong Cello agar bibir keduanya lepas.

"Hah.. apa yang anda lakukan yang mulia ? Mulut ke mulut itu hal yang tabu di negeri ini"

Cello menatap wajah Azrak tapi pria ini langsung menghindari tatapan mata Cello, dia memilih membuang muka tapi mata tajam Cello berhasil menangkap rona merah muda di kedua pipi Azrak.

'Ah.. apa dia malu ? Heh, seorang raja malu hanya dengan ciuman saja ? Apa benar dia punya pengalaman ?' batin Cello bertanya-tanya.

Cello menarik paksa wajah Azrak agar kembali bertatapan mata dengannya.
"Bukan kah seorang raja memiliki banyak selir ? Anda pasti sudah tidur beberapa kali bersama mereka saat aku tidak ingin di sentuh.. lalu kenapa sekarang anda bertingkah seolah tidak ingin menyentuh ku saat aku menginginkannya"

Azrak menyentuh tangan Cello di wajahnya.
"Aku tidak punya selir dan tidak berniat memilikinya"

Lama keduanya saling bertatapan hingga satu pertanyaan keluar dari mulut Cello.
"Kalau anda tidak mau punya selir, bagaimana kalau anda memilih selir untuk ku paduka ?"

"A-Apa maksudnya itu ?"

Cello menghela nafasnya berat.
"Ya, aku bisa menghabiskan waktu ku bersama mereka saat raja sibuk.. sekarang pun raja tidak punya waktu hanya sekedar menyentuh ku, sebagai seorang ratu.. aku juga perlu kepuasan secara seksual"

Grep!
Raja meremas lengan Cello.
"Jangan pernah bermimpi untuk bisa memilik banyak selir ! Kamu dengar ?!"

"Ak-aku dengar.. tangan ku sakit" Cello tersenyum canggung, dia sedikit takut saat melihat raut wajah kesal dari Azrak.

"Hah.. " Azrak melepas tangannya dari Cello.
" ..apa kurang puas bersama adik ku ?"

"Hm ?" Cello memiringkan sedikit kepalanya karena dia tidak mengerti apa yang Azrak katakan.

"Jangan berpura-pura, aku tau semuanya.. itu alasan mu tidak ingin di sentuh karena kalian bermain api di belakang ku" ujar Azrak.

'Oh, kabar burung itu.. Reein baru ceritakan tadi' batin Cello.

Cello tersenyum, dia melingkarkan kedua tangannya di leher Azrak.
"Kenapa khawatir seperti itu yang mulia ? Bukan kah kita sudah menikah.. apa yang anda takutkan ? Aku resmi menjadi milik mu, bukan dia atau siapapun" Cello mendekat lagi berusaha mencium Azrak tapi yang ada bibirnya di tahan oleh Azrak.

"Aku tidak mau melakukan itu lagi, mulut ke mulut !" Ujar Azrak tapi Cello bisa menangkap kalau raja satu ini tengah malu terlihat dari wajahnya yang mulai memerah.

Cello terkekeh pelan.
"Aku tau anda menyukainya.. ayolah paduka, jangan malu-malu" Cello menarik dagu Azrak lalu menciumnya kembali.

Tak hanya itu, Cello juga bergerak maju mundur menggesek pelan milik mereka berdua yang masih tertutup celana.

"Mm... Ha-Mngg~" tangan raja Azrak tiba-tiba menyentuh dua bongkahan milik Cello yang membuat Cello tersenyum di sela ciuman mereka.

Perlahan Cello melepas pungutan keduanya lalu menatap Azrak dengan tatapan sayunya, tangan Cello bergerak membuka pengikat di bagian bajunya.

Deg. Deg. Deg.
Mata Azrak bisa menangkap dua tonjolan di dada Cello.

Cello tersenyum nakal, dia dengan sengaja menjilat jarinya lalu membalur salivanya di sisi kiri nipplenya.

"Yang mulia, jilati aku.. hisap dan gigit aku juga, aku menginginkan mu paduka" goda Cello.

Glup.
Azrak menelan salivanya berat, perlahan dia menjulurkan lidahnya lalu menjilat pelan nipple Cello.

"Ung.. Ah-hah ~ Yahh.. ah," Cello tak berhenti tersenyum, dia akhirnya bisa merasakan sentuhan orang lain karena biasanya Cello menyentuh dirinya sendiri.

.
.

Bersambung ...

I'm The Queen (Tamat, M-Preg 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang