32 End

22.1K 1.7K 74
                                    

Dalam waktu tiga bulan, Raymond berhasil mengadakan festival budaya sekaligus memperkenalkan produk makanan mereka.

Karena keluarga Raymond masih memiliki darah dari raja terakhir jadi Raymond hanya perlu melengkapi surat menyurat untuk meminta ijin diadakannya festival budaya.

Sesuai janjinya, Raymond memberi Cello tiket gratis. Cello yang awalnya berpikir kalau festival ini tidak begitu diminati anak muda ternyata dugaannya salah.

Tiket terjual habis dan banyak yang datang hanya untuk menyaksikan pergelaran budaya ini yang diselenggarakan di halaman istana pemerintahan raja terakhir.

Mereka juga menyewakan banyak pakaian tradisional dari pemerintahan raja terakhir. Cello merasa kembali ke masa dimana dia tiba di istana raja Azrak saat melihat orang-orang ini berjalan di dekatnya.

"Ambil foto ku! Aku tidak pernah sedekat ini dengan istana !" Kata salah satu pengunjung yang langsung menarik perhatian Cello.

Cello berdiri diam melihat istana megah yang dibatasi oleh pagar, walau pun istana ini sudah banyak berubah tapi Cello masih mengingat dia pernah menginjakkan kaki di tempat itu walau pun saat itu jiwanya berada di tubuh orang lain.

"Aku tau, aku tidak bermimpi.. jiwa ku pergi menemui mu yang mulia tapi aku tak bisa terus berada disisi mu karena kita berada di jaman yang berbeda" kata Cello dengan senyum simpul di bibirnya.

Woosshh.. angin lembut tiba-tiba membelai tubuh Cello.

"Cello... "

DEG!
Cello terkejut saat bayangan seseorang berjalan melewatinya, jubah itu, tinggi tubuhnya, senyumannya, suaranya sangat familiar bagi Cello.

'Yang mulia !!' Cello berbalik melihat belakangnya.

"Ah.. " dia bisa melihat bayangan itu berjalan menembus kerumunan dan dari kerumunan itu seseorang terlihat berjalan dengan pakaian raja.

Deg! Deg! Deg!
Jantung Cello berdebar kencang saat melihat seseorang berjalan kearahnya.

Dia berhenti di hadapan Cello.
"Hah.. pakaian ini cukup besar dan berat, para pegawai ku memaksa aku memakai rambut palsu.. ini sedikit gatal" ujar orang yang ternyata Raymond.

Cello hanya diam mematung melihat Raymond.
"Ada apa ? Apa tidak cocok ?" Raymond tersenyum kaku.

Cello menyentuh jubah Raymond.
"Apa ini tiruan ?" Tanya Cello.

"Hm, ini replika.. aku mana mungkin diijinkan memakai pakaian yang asli" ujar Raymond.

Cello tersenyum, dia mendongakkan kepalanya menatap Raymond.
"Boleh aku memeluk mu ?" Tanya Cello.

"Di-disini ? Kita tidak --" Raymond terdiam beberapa detik saat melihat mata Cello berkaca-kaca.

Tanpa bicara lagi, Raymond langsung memeluk Cello.
"Sudah merasa lebih tenang ?" Tanya Raymond.

"Hm.. terima kasih"

Sejujurnya Raymond sedikit tidak nyaman karena beberapa orang menatap mereka tapi karena dia lebih perduli pada Cello jadilah Raymond menurunkan egonya.

Setelah Cello merasa puas memeluk Raymond, Raymond mengajak Cello untuk makan bersama.
"Aku mau, tapi apakah kamu masih memakai pakaian ini ?" Tanya Cello dengan wajah memohon.

"Tapi ini cukup berat, bisakah aku melepas jubahnya ?"

"Hm, biar ku pegang jubah mu"

Karena berpikir jubahnya berat, Raymond tidak jadi melepasnya.
"Tidak, biar ku pakai saja.. lebih baik kita makan saja"

Cello terkekeh pelan.
"Ap-apa yang lucu ?"

Cello mengelengkan kepalanya.
"Tidak, kamu sangat perhatian.. bahkan sejak awal kita bertemu atau pun di tempat lain, kamu memiliki sifat yang sama"

Raymond menarik Cello agar lebih dekat dengannya, Raymond berbisik di telinga Cello.
"Bisakah kamu mencintai ku tanpa mengingat orang lain ? Aku merasa cemburu"

Setelah berkata seperti itu, Raymond melangkah lebih dulu dari Cello.
"Ah.. dia benar" Cello baru sadar, dia terus membanding-bandingkan Raymond dan Azrak.

Cello langsung menyusul Raymond, dia tiba-tiba menarik rambut palsu yang Raymond pakai.

Raymond cukup terkejut dengan apa yang Cello lakukan.
"Kamu benar! Aku seharusnya tidak membandingkan kamu dengan seseorang yang tak ku tau keberadaannya .. Aku minta maaf sudah membuat mu terluka, Raymond sekarang kamu adalah raja ku dan aku berharap bisa menjadi ratu mu!" Ujar Cello dengan suara lantang.

Orang-orang yang ada di sekitar mereka langsung berbisik satu sama lain saat melihat dua manusia yang tengah di mabuk cinta ini.

Sadar akan kekonyolan yang mereka lakukan, keduanya langsung tertunduk malu tapi setelahnya mereka malah terkekeh pelan lalu pergi meninggalkan kerumunan.

Cello melihat tangan Raymond, tanpa ragu dia mengandeng tangan Raymond lalu tersenyum bahagia.
'Ya, aku adalah ratu di kehidupan sekarang.. aku akan bahagia bersama raja ku, terima kasih yang mulia sudah mengukir kenangan indah yang berkesan dalam hidup ku'

.
.

Tamat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm The Queen (Tamat, M-Preg 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang