Cello menatap Abzar.
"Apa kita akan melakukannya ?" Tanya Cello."Apa ?" Abzar terlihat bingung.
"Ya, karena terakhir kali kita bertemu anda memaksa ku yang mulia, jadi apa sekarang kita akan melakukannya ?" Tanya Cello lagi.
"Apa, ah.. maksud ku, kita tidak akan melakukannya sekarang.. aku hanya ingin bertemu dengan mu karena kamu tidak pernah datang lagi ke kamar ku, aku merindukan mu Cello" ujar Abzar.
Cello merentangkan kedua tangannya.
"Rindu bisa sedikit hilang saat anda memeluk seseorang yang ingin anda temui .. ayo kemari lah, jangan malu-malu" Cello menarik pinggang Abzar agar lebih dekat lagi dengannya dan dengan santainya Cello memeluk tubuh Abzar.'Ah, sudah ku duga dia sangat pelukable.. muhehe~' senyum aneh terukir di bibir Cello.
Abzar sedikit takut saat mendengar cekikian kecil dari Cello.
"Baik sudah cukup" Abzar mendorong pelan pundak Cello."Eh~ Kenapa ? Katanya rindu~" Cello tidak mau melepaskan tangannya dari Abzar.
"Itu memang benar, tapi Cello yang ku kenal tidak bertingkah agresif seperti ini"
"Hehe...benar kah ? Katanya mau membuat aku jatuh cinta jadi terima saja aku apa adanya yang sekarang, hm~"
"Baik.. baik, untuk hari ini mari sudahi dulu pertemuan kita.. tapi,"
Abzar menangkupkan kedua tangannya di pipi Cello." ..malam ini aku menunggu mu di kamar ku Cello, baik.. aku pergi dulu, sampai bertemu nanti malam" Abzar mengecup singkat dahi Cello lalu melangkah keluar dari ruangan itu meninggalkan Cello seorang diri.
"Hm ?" Cello mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Kamarnya ? Memang kamarnya dimana ?" Tanya Cello pada dirinya sendiri tapi dari pada bingung memikirkan letak kamar Abzar. Cello memilih pergi dari dari tempat itu tapi saat berbelok dia cukup terkejut saat melihat Azrak berjalan kearah Cello."Yang mulia" Azrak pun sama terkejutnya dengan Cello, dia bergegas menemui Cello.
"Kenapa anda berjalan seorang diri ? Dimana pelayan mu ? Wanita itu sangat tidak berguna, akan ku penggal kepalanya!"
Cello langsung menahan tangan Azrak yang berniat pergi mencari pelayan pribadi Cello.
"Tidak! Tidak .. ini bukan salah Reein! Aku yang memang mau pergi seorang diri.. jadi tenangkan diri mu paduka!""Ugh.. " Azrak mengerutkan alisnya seraya melihat letak tangan Cello.
Deg!
Cello membulatkan matanya saat sadar ternyata dia sudah meremas pergelangan Azrak yang baru saja di jahit."Uah! Maafkan aku paduka .. aku benar-benar tidak sengaja !"
Azrak tersenyum kecil.
"Tidak apa-apa.. kemari lah ratu ku" Azrak mengulurkan tangannya yang di sambut oleh Cello."Kemana tujuan mu yang mulia ?" Tanya Azrak.
"Kamar, aku mau istirahat" jawab Cello.
"Baik, aku akan membawa anda istirahat ke kamar kita" Azrak membantu Cello berjalan menuju kamar mereka, sesekali Cello melirik tangan Azrak.
'Apa dia baik-baik saja ? Kalau di posisi ku, kemungkinan aku akan pingsan tapi dia menyikapinya dengan santai' batin Cello.
Azrak tersenyum saat tau Cello terus melihat tangannya yang terluka.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir ratu ku""Ah apa ?" Cello melihat wajah Azrak, dia juga bisa melihat senyuman di bibir Azrak, "Aku senang anda memperhatikan ku yang mulia, apa aku boleh mengatakan aku mencintai mu sekarang ?" Tanya Azrak dengan senyum hangat yang hanya dia perlihatkan pada Cello.
Blush!
Rona merah muda menghiasi kedua pipi Cello."Jangan sekarang, aku belum siap !" Cello membuang muka karena merasa malu, melihat ratunya salah tingkah Azrak hanya bisa tertawa pelan.
.
.Bersambung ...
![](https://img.wattpad.com/cover/316448283-288-k501440.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Queen (Tamat, M-Preg 21+)
De TodoSibuk dengan pekerjan membuat pria muda terpaksa kehilangan nyawanya tapi dia malah tersadar di tempat yang berbeda, dia menjadi ratu dari kerajaan aneh terlebih lagi raja di negeri itu adalah tipenya, akan kah kehidupannya berakhir indah atau malah...