09

24.3K 2.3K 12
                                    

Reein membantu Cello berkemas karena dia akan pindah ke kamar raja.
"Apa anda yakin paduka ? Bukan kah anda tidak menyukai yang mulia Azrak ?" Tanya Reein.

"Hei, kapan aku bilang tidak suka.. orang tidak waras saja yang mengatakan hal itu, dia pria sempurna.. tampan, kaya dan seorang raja" ujar Cello.

"Dulu anda beberapa kali mengatakan hal itu saat beliau menyentuh anda, bahkan anda menolak satu kamar dengannya"

Cello tersenyum kaku.
"Ah, ya.. aku yang dulu memang tidak mengerti apapun.. hah!" Cello berdiri menatap beberapa pakaian di atas kasur begitu pula dengan Reein.

"Aku sudah selesai memilih pakaian yang akan di bawa ke kamar raja.. Hm,.." Cello menatap salah satu pakaian dengan renda tipis.

".. bawakan aku gunting" perintah Cello.

"U-untuk apa yang mulia ?" Tanya Reein.

"Ayolah, jangan banyak tanya"

"Ah baik!" Reein bergegas keluar dari kamar Cello untuk menanyakan gunting pada penjahit pakaian istana, setelah meminjam gunting Reein kembali ke kamar Cello.

"Ini yang mulia,"

"Baik, terima kasih.. aku akan membuat sedikit perubahan"

Reein terkejut saat melihat Cello menggunting pakaian mewah itu.
"Yang mulia ! Apa yang anda lakukan ?!"

"Hei.. jangan menyentuh ku, ini milik ku dan biarkan aku membuat desain baru" kata Cello yang mendapat helaan nafas berat dari Reein.

"Baik paduka, anda tau apa yang anda perbuat" ujar Reein pasrah dengan tingkah Cello.

Setengah jam kemudian, Cello selesai dengan pakaiannya dan meminta Reein juga beberapa pelayan lain untuk membawa barang-barangnya ke kamar Azrak.

Mereka mengikuti langkah kaki Cello menuju kamar Azrak tapi di tengah perjalanan seseorang mencegat Cello.

"Selamat sore yang mulia, apa anda mau berpergian jauh ?" Tanya seorang pria yang ternyata adik dari raja, pangeran Abzar.

Cello melirik kearah Reein seolah meminta bantuan tapi Reein pun bingung harus bersikap seperti apa karena orang yang ada di hadapannya ini adalah pangeran Abzar yang terkenal dingin pada orang lain selain Cello.

"Yang mulia, anda belum menjawab pertanyaan ku ?" Tanya Abzar, Cello langsung mengukir senyum paksa di bibirnya.

"Ah, um.. aku akan pindah kamar" jawab Cello.

"Pindah .. apa kamar yang dulu kurang nyaman ?"

Cello menarik nafasnya berat lalu menghembuskannya pelan.
"Maksud ku.. ke kamar raja"

Deg!
Abzar terlihat terkejut mendengar apa yang Cello katakan.

"Apa maksudnya ini ? Apa dia memaksa mu lagi ?"

"Huh.. ah, bukan.. aku yang mau" jawab Cello dengan tawa kecil.

Reein bisa melihat raut wajah kesal dari Abzar.
'Celaka, apa yang harus ku lakukan..!' batin Reein panik.

"Tinggalkan kami berdua"

"Ah," Reein tidak sengaja bertatap mata dengan Abzar, jantungnya hampir melompat keluar tapi buru-buru Reein menunduk lalu mengajak pelayan lain pergi.

"Hei, kalian mau kemana ?!"

Grep!
Abzar meremas lengan Cello.

"Kita perlu bicara empat mata" ujar Abzar, Cello langsung menelan salivanya berat.

.
.

Bersambung ...

I'm The Queen (Tamat, M-Preg 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang